Hari H

2.1K 157 17
                                    

Freen POV

"Aku mencintaimu Becky."

Kalimat itu yang selalu aku ucapkan kepada gadis yang tengah menidurkan kepalanya diatas pahaku, aku mengusap ngusap rambutnya yang panjang dengan sesekali menciumi wajah cantiknya terutama hidungnya yang sangat indah.

Malam ini kami menghabiskan waktu bersama, dengan berbagai cerita yang tidak pernah aku dengar sebelumnya.

Hatiku melega ketika melihat sorot matanya yang hidup ketika berbicara, rasa dendam, rasa marah, rasa kecewa hilang begitu saja entah kemana. Aku kira saat aku menemuinya hanya akan ada amarah yang menguasaiku. Tapi, itu tidak terjadi sama sekali. Aku hanya bisa memandang wajahnya yang cantik dan imut, berharap bisa lebih banyak menghabiskan waktu berdua.

"Maafkan aku, Freen."

Aku tersenyum selebar yang aku bisa, tidak tahu apa yang aku rasakan sekarang. Yang jelas hatiku masih terasa tenang malam ini.

" kamu ga ngantuk?" Tanyanya dengan wajah imut.

Aku menggelengkan kepalaku beberapa kali, tidak ada rasa kantuk sama sekali.

"Aku berharap bisa menghabiskan waktu berdua bersama lebih lama lagi Becky."

Kepalanya menghadap perut dan memelukku cukup erat. Aku memang belum mendengar semua yang sebenarnya terjadi, jadi aku tidak tahu kenapa Becky bisa ada disini. Lagi pula aku tidak bisa memaksanya untuk bercerita, disisi lain aku mengakui bahwa apa yang aku lakukan terhadap Arlan memang salah.

"Apa yang kamu rasakan sekarang?" Tanyanya melihat langsung ke arah mataku dalam.

"Aku tidak tahu," Hanya itu yang bisa aku katakan. Hanya itu yang bisa aku ungkapkan sekarang.

Malam itu aku dan dia menghabiskan waktu bersama, bercerita, tertawa, memadu kasih hingga matahari kini mulai bersinar menerangi bumi.

Freen POV end

Paginya Becky sudah keluar dari sel dan pergi entah kemana, Freen menidurkan tubuhnya memandang langit langit sel yang gelap. Sinar matahari baru sedikit yang terlihat, ia mendengar bahwa hari ini ia akan disidang hakim untuk menentukan hukuman apa yang akan diterimanya.

Sebelumnya juga Freen sudah mendengar dari beberapa penjaga disini bahwa Arlan masih kritis karena kehabisan banyak darah, matanya diangkat karena Freen menusuknya dengan pisau berkarat hingga menyebabkan infeksi.

Tung.. Tung..

"Bangun! Ayo langsung ke aula, kita akan menemui hakim!"

Freen bangkit dari tidurnya, ia berjalan santai dengan petugas yang sudah siap dengan borgrol ditangannya. Setelahnya ia digiring menuju aula, disana sudah banyak orang yang menyaksikan, dapat Freen rasakan bahwa tatapan kini mengarah padanya, tanpa memperdulikan semuanya ia berjalan menuju kursi yang berada tepat didepan orang yang bertugas sebagai hakim hari ini.

Ia bersyukur bahwa hanya dirinya yang tertangkap polisi, Sana, Heng dan Nayeon masih aman.

Desas desus dari arah belakang mulai terdengar memenuhi telinga Freen, entah apa yang mereka bicarakan tapi Freen tidak peduli, ia hanya ingin menyelesaikan semuanya dengan cepat.

Tuk..tuk..tuk

Freen POV

Palu kecil itu mengetuk meja , bermaksud agar ruangan menjadi kondusif karena hakim akan membacakan beberapa kesalahanku sekaligus hukuman yang akan diberikan padaku.

Pikiranku melayang terbang entah kemana, aku sama sekali tidak mendengarkan perkataan hakim. Aku sibuk memikirkan bagaimana jika aku bertemu Becky dengan keadaan yang berbeda? Dengan aku yang mempunyai kerjaan yang lebih baik, dengan aku yang tidak pernah terjun di dunia kotor seperti ini, akankah kami bisa hidup bersama dengan bahagia?

Do you still love me? (21+) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang