pengakuan cinta

1.4K 153 23
                                    

"Sa-Sana?"

"Yow, ka Freen"

Freen duduk didepan Sana yang tersenyum lebar, pandangannya teralih pada ibunya dan ibu Sana.

"Kalian sudah saling kenal? Baguslah"

"Freen, ini dokter Sonia, dokter spesialis mata dan sudah beberapa kali menangani operasi pendonoran mata."

Anggukan kepala diberikan Freen, ia mendengarkan semuanya dengan seksama.

"Kenalkan saya Sonia, apa benar Freen ingin melakukan operasi kornea mata?"

"Bukan saya dok, tapi... Pa-pacar saya"

Sana yang mendengar itu melotot,
'ternyata Becky adalah pacar Freen?'

"Ohhh hoho, tapi, kamu tau kan mendapatkan pendonor mata sangat susah? Stok pun selalu tidak banyak. Akan banyak biaya yang kamu keluarkan untuk ini. Saya bisa membantu semuanya dari awal jika kamu berkenan."

"Tentu dokter, saya akan sangat senang jika pacar saya ditangani oleh dokter yang ahli. Kira kira kapan bisa dilakukan itu semua?"

"Hmmm... Saya harus melihat dulu pasien, melihat stok, dan menunggu waktu yang tepat untuk melakukan operasi. Saya akan usahakan secepatnya."

"Saya akan memberimu kartu nama saya, datang ke rumah sakit ini bersama pacarmu. Disana akan ada pemeriksaan lebih lanjut."
Freen menerima kartu nama tersenyum dan tersenyum puas. Akhirnya impian untuk membantu Becky dalam masalah penglihatan segera terwujud. Hatinya berdebar membayangkan Becky bisa melihat kembali.

Setelah itu perbincangan perbincangan ringan terjadi antara ibu Freen dan ibu Sana. Freen mengeluarkan ponsel karena dia terus bergetar. Terlihat nama Sana diponselnya.

"Freen izin ke belakang ya tante, ibu."

Akhirnya Freen beranjak dari duduknya menuju kamar mandi, ia membasuh tangannya sambil menunggu seseorang datang.

"Ka Freen!"

"Ya? Kenapa Sana?"

"Ada sesuatu yang aku ingin bicarakan padamu."

"Soal apa?"

"Soal Becky."

Freen termenung mendengar perkataan Sana,

'Becky? Kenapa dengan dia?'

"Kita tidak bisa membicarakan itu disini, kecuali kamu ingin bisa meminta izin pergi dari sini dan menuju tempat aman untuk berdua."

"Gampang, aku bisa mengatur semuanya."
.
.
.

Hembusan angin malam yang dingin membuat Freen memeluk tubuhnya sendiri, kini ia dan Sana berada disebuah taman yang cukup sepi, hanya ada beberapa pasangan yang sedang bercinta dengan bebas.

Mereka memilih duduk di kursi taman dekat dengan pohon dan tiang lampu.

"Ada apa?" Tanya Freen to the point.

"Sejak kapan ka Freen kenal Becky?"

"Mungkin 1-2 bulan yang lalu. Kenapa?"

Sana terdiam
"Apa ka Freen yakin bahwa Becky memang tidak bisa melihat?"

"Maksudmu apa?"

"Iyaa, aku tanya apa ka Freen sudah memastikan bahwa Becky memang tidak bisa melihat?"

"Sudah, aku sudah memastikannya! Bahkan sejak awal!"

Sana melihat raut wajah Freen yang berubah menjadi sedikit emosi saat menatapnya, ia menghembuskan nafasnya pelan.

Do you still love me? (21+) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang