Akhirnya Freen tiba dirumah sakit, ia kembali menggendong Becky menuju koridor utama. Beruntung ada seorang suster yang sigap menolongnya sambil membawa kasur kosong.
"Dia alergi suster, tolong cepat ditangani."
Suster itu mengangguk, beberapa kawannya mulai mengerumi kasur yang terdapat Becky. Ia dimasukan ke ruang IGD untuk mendapatkan pertolongan pertama.
~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Bagaimana keadaannya?" Tanya Gyo khawatir.
"Dokternya belum keluar, tapi aku harap Becky tidak mengalami sesuatu yang buruk. Apa kalian menanyakan ke ibu tadi, Soal wajan atau minyak yang digunakan, apa bekas menggoreng udang atau tidak?."
Gyo mengangguk
"Iya, minyak yang ia gunakan untuk menggoreng udang, terkadang ia gunakan lagi. Agar rasanya semakin gurih"Freen menepuk jidatnya pelan, harusnya ia berpesan pada penjual tadi Agar tidak menggunakan minyak atau wajan bekas menggoreng udang, ia juga tidak tahu bahwa alergi Becky separah ini. Gyo mengusap punggung Freen perlahan, tidak pernah melihat teman masa kecilnya ini seresah sekarang.
Anda duduk di sebelah Gyo setelah bolak balik melihat ke arah ruangan yang jelas jelas ditutup gorden. Semuanya larut dalam pikirannya masing masing. Hingga langkah kaki terdengar menghampiri mereka.
"Freen?!"
Yang merasa dipanggil pun segera mengangkat kepala, sedikit kaget karena mereka akan bertemu ditempat dan waktu yang tidak terduga.
"Ibu?"
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Diruangan yang tertutup rapat, Freen bertemu dengan ibu kandungnya. Hal yang tidak pernah terduga.
Mirna, Ibu Freen menghembuskan nafasnya pelan sambil melihat langit langit ruangan.
"Apa..."
Kata kata Mirna terputus karena rasa sesak yang memenuhi dadanya. Ia mencoba untuk menahan air matanya yang tiba tiba berkumpul dikelopak mata.
"Apa... Kamu tau ayahmu dibunuh oleh seseorang?"
Freen yang awalnya biasa saja kini berakting panik dan kaget.
"HAH? YANG BENER BU?! KAPAN? TERUS GIMANA BISA ITU DIKATAKAN PEMBUNUHAN?!"
kini air mata sudah tidak bisa Mirna bendung, ia menangis sesegukan mengingat mendiang suaminya yang sudah meninggal, terlebih suaminya bukan meninggal alami, tapi karena dibunuh seseorang.
"Ibu gatau siapa yang tega ngelakuin ini, ibu yakin orang itu tidak mempunyai hati"
Freen menghampiri ibunya, lalu mengusap pundak guna menguatkan mentalnya.
"Apa kasus ini masih diselidiku bu? Gimana keadaan ayah waktu ditemukan?"
"Ayah kamu ditemukan digedung terbengkalai dengan kondisi hangus , sebenarnya polisi atau bahkan ibu sendiri tidak bisa mengidentifikasinya. Tapi, entah kenapa ibu yakin itu ayah. Karena ayah sampai saat ini tidak bisa dihubungi. Ibupun sebenarnya ingin melaporkan ayahmu yang hilang, tapi seorang polisi bilang menemukan mayat digedung terbengkalai."
"Ibu yang kuat yaa, Freen bisa bantu apa?" Tanya Freen mencoba terlihat bersimpati.
"Engga ada, kamu ga boleh terlibat, biarkan polisi yang mencari tahu. Jika pelakunya sudah tertangkap, ibu harap ia dihukum mati."
Freen tesenyum kecil,
'Ibu tidak tahu saja kelakuan ayah seperti apa, akulah yang sudah membunuh ayah bu. Dan tidak ada penyesalan sama sekali.'Hening menyelimuti keduanya, Freen masih mengusap ngusap punggung wanita yang melahirkannya. Walau ia tidak tahu siapa ayah kandungnya, tapi untuk sekarang itu tidak lagi penting.
![](https://img.wattpad.com/cover/358249790-288-k628062.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Do you still love me? (21+) - END
Fanficcinta adalah sesuatu yang suci dan sakral, cinta datang dari Tuhan dengan murni dan tidak ada yang bisa mencegahnya. lalu untuk aku yang kotor ini, apakah masih bisa merasakan apa itu cinta? adakah seseorang yang bisa mencintaiku apa ada nya?