sebuah pekerjaan

1.4K 143 11
                                    

Drrrttt...drttttt....drrrttttt...

Freen membuka matanya dengan berat, tangannya menggapai pinggiran meja kecil disamping guna mengambil ponsel yang terus bergetar tiada henti.

"Siapa si ah" Ucap Freen kesal. Ini adalah hari liburnya, dan ia tidak suka jika ada yang menganggunya.

'Heng?' Batin Freen.

Ia melihat ke belakang memastikan bahwa Becky masih terlelap, ia juga memakai pakaiannya lalu berjalan ke kamarnya.

"Halo" Suara serak Freen mendominasi dikamarnya sendiri.

"Kamu dimana? Sini cepet"

"Ini masih pagi loh, kenapa sih?"

"Ada pekerjaan buat kamu. Segeralah kemari. Saya tunggu!"

Tuuutt

Freen terdiam, ia sangat tau suara itu. Jika 'dia' sudah berada disana berarti akan ada pekerjaan yang cukup berat untuk dilaksanakan
.
.
.

20 menit berlalu, perlahan ia membuka pintu kamar Becky dan ternyata wanita didalamnya masih terlelap. Kemudian turun dan pamit kepada bi Sumi dengan pesan agar selalu mengawasi Becky.

"Bi, aku mau keluar. Kayanya agak lama, bisa bisa pulangnya malem. Tolong awasin Becky ya bi, dan jangan sampai dia masuk ke kamarku. Aku sudah menguncinya, jangan dibukakan jika ia mau masuk."

Bi Sumi hanya mengangguk beberapa kali mendengar penjelasan Freen.

"Yaudah bi, aku berangkat ya"

~~~~~~~~~~~~~~~

Freen memarkirkan mobilnya disebuah mini market cukup jauh dari rumah keduanya, ia berjalan kaki melalui jalan yang ia buat sendiri menuju ke 'rumah' tersebut. Ada beberapa hal yang ia tinggalkan disini.

Setelah melewati jalan setapak dengan pohon pohon yang menjulang tinggi, akhirnya Freen sampai ditempat tujuan. Ia membuka kunci lalu masuk dan menyalakan lampu, terlihat beberapa 'koleksi' uniknya, seperti beberapa bola mata yang indah. Yang direndam dengan cairan khusus agar tidak membusuk , lalu jantung manusia yang cukup besar , beberapa usus besar. Dan yang paling mencolok adalah otak manusia yang sudah lama Freen dapatkan.

"Topengnya mana ya? Ohh ini dia. Lalu.."

Ia membuka laci dan menyalipkan mic kecil lalu memakai selotip agar tidak jatuh. Mic ini berfungsi untuk mengubah suaranya dan cara mengaktifkannya pun gampang sekali, Freen hanya perlu menekan tombol kecil dan ia menyalipkannya dijari telunjuk sebelah kanan.

"Nah, persiapan sudah selesai."

Freen mengambil ponselnya lalu meminta Heng alias S untuk menjemputnya.

"Kemarilah dan jemput aku ditengah hutan"

Setelah menelpon, Freen mematikan panggilan tersebut dan menunggu beberapa menit.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Kini mereka sudah sampai dimarkas besar, tempat berkumpulnya pelaku pembunuhan bayaran. Mereka memakai topeng untuk menutupi wajah aslinya, hanya beberapa dari mereka yang saling mengenal didunia nyata, seperti halnya V dan S.

Freen menekan tombol kecil di jari telunjuknya ketika ada seseorang yang berbicara dengannya.

"V dan S kalian sudah ditunggu bos besar"

"Baik, terimakasih" Ucap Freen dengan suara berat khas laki laki. S sudah tidak asing dengan alat itu, lagipula bos mereka sudah tau siapa mereka sebenarnya. V memakai alat ini hanya untuk berbicara dengan orang asing dimarkas besar.

Do you still love me? (21+) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang