Sang fajar sudah menampakkan dirinya diufuk timur, hasil autopsi sudah keluar. Lebih cepat dari biasanya. Freen dan Arlan sudah memegang kertas itu dan membacanya pelan, melihat luka luka yang korban alami lalu membayangkan bagaimana kejadian sebenarnya.
"Apa kamu sudah mendapat gambaran Freen?"
"Sedikit. Kita harus segera mengumpulkan para tersangka kan?"
"Masih banyak misteri, tapi saya juga sudah memanggil tersangka kemari. Kita harus segera menyelesaikan ini"
Freen mengangguk lalu berdiri dari duduknya.
"Kamu terlihat bersemangat" Ucap Arlan sambil tersenyum kecil.
Ia tersenyum juga,
'Bukan, bukan karena aku semangaat. Tapi, aku ingin segera pulang lalu menyusun rencana untuk membunuhmu.'
~~~~~~~~~~~~~~~~
Tak terasa setelah sekian jam berlalu akhirnya Arlan bisa memecahkan kasus ini lalu menggiring pelaku ke kantor polisi. Dengan wajah bangganya ia melihat ke arah Freen.
"Terimakasih sudah membantu saya hari ini, kamu boleh pulang sekarang."
"Saya mau membeli boneka untuk anak bapak yang kemarin berulang tahun."
"Yaudah sama saya sa-"
"Maaf pak, saya akan pergi bersama dengan pacar saya." Potong Freen cepat
Arlan tersenyum lalu mengangguk. dengan isyarat tangan dia memperbolehkan Freen pergi dari TKP pembunuhan.
.
.
.Tuut..tut..tut..
Cklek.
Freen baru saja sampai di apartemennya, sudah beberapa hari ia tidak pulang. Bi Sumi tiba tiba berlari ke depan dirinya dengan wajah panik.
"Syukurlah Freen sudah pulang, Becky sakit demam dari kemarin"
Mendengar itu senyum Freen luntur seketika, ia berlari ke kamar dan mendapati Becky yang menutup matanya rapat dengan kain yang berada dikeningnya.
"Kamu gapapa sayang?!"
"Freen?" Jawab Becky lemah. Tangannya berusaha menggapai Freen. Seakan mengerti, Freen segera menggenggam tangan Becky. Panas langsung ia rasakan.
"Kamu panas banget, kita ke dokter yaa?"
Tanpa menunggu jawaban iya dari Becky, Freen sudah menggendongnya terlebih dahulu. Bi Sumi segera membantu Freen membuka pintu apartemen dan ikut masuk ke dalam mobil Freen.
"Sebentar ya sayang, kita langsung ke dokter."
Tidak ada waktu untuk menanyakan kenapa bi Sumi tidak menelpon dirinya saat tau Becky demam. Yang ada dipikiran Freen sekarang adalah membawa Becky untuk berobat.
'Yang penting Becky ditanganin dulu'
Ia menginjak pedal gas cukup dalam, jalanan cukup lenggang sekarang. Sehingga ia bisa menempuh dengan waktu yang sebentar.
"Tolong bukain pintunya bi,"
Bi Sumi keluar dan memegangi pintu mobil, Freen mengangkat Becky dengan hati hati lalu berjalan cepat menuju koridor. Seorang suster yang sedang berjaga segera mengambil Stretcher ambulance dan menghampiri Freen.
"Tolong suster, pacar saya demam"
Suster itu mengangguk walau dengan wajah bingung ketika Freen menyebutkan kata pacar. Mereka segera membawa Becky menuju UGD untuk mendapat pertolongan pertama dengan seorang dokter yang juga berjalan dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Do you still love me? (21+) - END
Fanfictioncinta adalah sesuatu yang suci dan sakral, cinta datang dari Tuhan dengan murni dan tidak ada yang bisa mencegahnya. lalu untuk aku yang kotor ini, apakah masih bisa merasakan apa itu cinta? adakah seseorang yang bisa mencintaiku apa ada nya?