Ian -17-

1.4K 215 34
                                        

Call Me Mpiw!
Hati hati baper⚠️








"Itu...y-yes."

Setelahnya kepala Elisha ditundukkan dalam dalam, ia tak berani untuk menatap pada lawan bicaranya karena ia benar benar malu, perasaannya tak terkendali, sudah pasti wajahnya juga merona bukan main.

Sedangkan Rianka, berbeda dengan Elisha yang terlihat malu dengan jawabannya sendiri, Rianka justru menyunggingkan senyum bahagianya, hatinya bergemuruh, jantungnya berdegup kencang, serta perasaan lega mulai menjalar dihatinya, karena ia sempat mengira jika Elisha tak akan memiliki perasaan yang sama.

Jika sudah sama sama mengakui perasaan masing-masing, lantas haruskah Rianka mengikat perasaan masing masing kedalam ikatan sebuah hubungan yang dinamakan pacaran itu? Atau biarlah tetap begini, jalani tanpa status tetapi dengan perasaan yang sama, tapi bukankah opsi kedua ini kebanyakan tak disukai oleh perempuan, ah daripada menduga begini lebih baik Rianka langsung tanyakan pada orangnya saja.

"Jadi, mau gimana? Kita udah sama sama mengakui punya perasaan yang sama, kita lanjut jalin hubungan pacaran, atau biarin kaya gini aja? Gue gak mau seandainya salah satu diantara kita masih berat buat lanjut ke jenjang pacaran, jadi gue minta pendapat dari Lo?"

Elisha menggigit bibir bawahnya, dalam kondisi seperti ini, Elisha tak bisa memberi jawaban, otak dan hatinya tak bekerja dengan baik akibat perasaannya yang membuncah, jadi ia hanya bisa terdiam.

Hal itu membuat Rianka mengernyit, karena penasaran dengan keterdiaman gadis di sampingnya ia pun lantas tergerak untuk mengangkat dagu itu menggunakan jari telunjuknya.

"Hey...kenapa?" Tanya Rianka dengan lembut seraya menatap wajah yang bersemu itu.

"I-ian, aku ga-gak bisa..." Lirih Elisha

Elisha menolaknya kah?

Kemudian Rianka tersenyum maklum, mungkin terlalu cepat untuk keduanya berpacaran, jadi Rianka memaklumi itu, "Okey gak papa kalo belum--"

Segera Elisha menyela perkataan Rianka, karena bukan itu maksudnya, ia bukan menolak, ia hanya tengah malu dan sulit mengendalikan perasaanya, "Bukan itu, tapi aku-aku malu, jadi susah--ah gimana ya jelasinnya, pokoknya aku malu!"

Katakanlah Elisha ini salah tingkah tak karuan, jadi membuatnya sulit mengendalikan diri.

"Hm?" Rianka menatap gadis itu dengan tatapan bingung, ia belum menangkap maksudnya.

Karena ditatap seperti itu membuat Elisha semakin tak karuan, ia pun lantas berujar, "Jangan tatap aku kaya gitu Ian, aku jadi makin malu." Sambil membuang pandangannya kesamping, menghindari tatapan dari pemuda itu yang semakin membuat jantungnya berdebar. Bahkan wajahnya sudah seperti kepiting rebus sekarang.

Dari gelagatnya Rianka mengerti sekarang, jadi Elisha tengah sulit mengendalikan perasaannya sampai sampai merasa malu begitu, dengan kata lain gadis itu salah tingkah? Kenapa lucu sekali?!

"Ah lucunya, cewe gue malu malu begini." Ujar Rianka dengan tiba-tiba, tak hanya itu, Rianka turut menepuk beberapa kali kepala Elisha, yang sontak membuat gadis itu kembali menatap pada Rianka.

Apa tadi? Cewe gue?

Boleh enggak gue lari aja? Gue bener bener malu sama Ian astagaaaaa, rengek Elisha dalam hatinya sendiri.

"Ian..." Kini, Bambi gadis itu memelas, memohon agar Rianka tak mengeluarkan kata kata yang membuat perasaanya semakin menggila.

Rianka sontak terkekeh, astaga bagaimana mungkin ia bisa diam ketika disuguhkan dengan ragam ekspresi lucu dari gadis itu.

"IAN" [LK] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang