Call Me Mpiw!
Selamat pagiiii
Seneng gak aku up pagi lagi?Tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 11.30 siang, itu artinya waktu makan siang akan tiba sebentar lagi, entah mengapa melihat waktu makan siang tiba, Elisha malah terpikir untuk berkunjung ke studio mas pacar, sambil membawa makan siang dari restonya untuk Rianka serta teman temannya.
"Gue berkunjung sambil bawa makan siang gak papa kali ya? Hitung hitung traktir mereka karena udah jadian sama Ian juga, kan?" Monolognya.
Setelah berpikir untuk beberapa saat, Elisha pun memantapkan keputusannya, ia akan berkunjung dan membawa makan siang untuk mereka. Oleh karena itu, ia pun bergegas menuju dapur untuk meminta Marvin atau juru masak lainnya untuk membuatkan makanannya, tak lupa Elisha membawa tas dan ponselnya.
Sampai di dapur utama, dimana tempat masak memasak berada, Elisha langsung mendekat pada Marvin yang terlihat tengah merapikan pantry sepertinya baru selesai memasak pesanan.
"Marvin!" Panggil Elisha sambil berjalan kearah Marvin tersebut.
Marvin berbalik, kemudian menyahuti, "Kenapa?"
Elisha kemudian melihat sekitaran dapur utama, tampak santai, artinya tak terlalu banyak pesanan, ia pun lantas tersenyum lebar disana.
"Keliatannya lagi sepi ya?" Entah mengapa Elisha malah basa basi begini, padahal biasanya ia selalu to the point.
Marvin menatap Elisha dengan tatapan penuh kecurigaan, dilihat dari senyum dan gelagatnya sepertinya Marvin menangkap jika ada yang tak beres pada gadis itu, ia pun lantas berujar, "Mau apa? Cepet bilang, gue tau Lo pasti ada maunya nih."
Elisha seketika cengengesan, "Hehe...tau aja, mau minta tolong boleh?" Maniknya ia kedip kedipan, agar terlihat manis bak seekor puppy, padahal sudah jelas hal itu tak akan berpengaruh apa apa untuk Marvin.
"Jelek Lo gak usah kaya gitu, mau minta tolong apa, gak usah basa basi deh, bukan Lo banget." Cibir Marvin, benar kan tingkah manis dan menggemaskan Elisha tak berpengaruh sedikit pun bagi Marvin, hal itu sontak membuat Elisha mendengus dan merubah raut menggemaskannya menjadi sinis.
"Ck, bikinin gue makan siang, pake menu utama, bikin enam bungkus." Pintanya.
Marvin mengernyit dalam, "Buat siapa? Banyak banget?" Herannya.
"Mau gue bawa ke studio three two seven, siapa tau mereka belum makan siang." Ucap Elisha.
"Cih, Lo mau pencitraan ya?" Tuding Marvin.
Elisha mendelik, menatap dengki pada sepupu setannya itu. "Gak aneh sih Lo kan bestian sama setan, jadi bawaannya suudzon terus sama gue." Balasnya.
"Sialan." Maki Marvin.
"Ya makannya, jangan buruk sangka terus sama gue! Gue cuma mau berbuat baik aja, emang salah hah?" Ucap Elisha.
"Salah banget, kan yang lakuin nya elo...yaudah sana deh tunggu di depan, biar gue siapin, kalo ada Lo disini tar masakannya malah jadi gak enak, lo kan bakteri." Meski awalnya terlihat ogah ogahan tapi pada akhirnya Marvin tetap membuatkannya, biasa tsundere pada sepupu sendiri.
Mendengarnya Elisha langsung melotot, "Lo ya! Kalo gue pecat baru tau rasa!"
Marvin mengangkat bahunya acuh, "Pecat aja, paling ni resto sepi kalo bukan gue chef utamanya, secara masakan gue terkenal banget enaknya." Balasnya menyombongkan diri.
Elisha mendengus, rasanya ia ingin menampiknya tetapi tak bisa, karena apa yang dikatakan oleh Marvin adalah fakta semua, dari mana lagi ia bisa dapat chef hebat seperti Marvin, dan sebangsat Marvin? Pasti tak akan dapat, jadi Elisha pun memilih untuk mengalah, dan beranjak dari dapur utama.
KAMU SEDANG MEMBACA
"IAN" [LK] ✓
FanfictionKisah Elisha yang begitu mengidolakan, menyukai, mencintai, dan memimpikan sosok Ian, sang vokalis band terkenal yang digandrungi muda mudi di era ini, D'High Class. Tapi sayang, disaat harapannya untuk bisa menggapai sosok "Ian" hanya tinggal sela...