Call Me Mpiw!
Siang ini, Rianka beserta manajer yang merangkap sebagai sahabatnya itu tengah berdiskusi berdua, perihal jadwal kerja band 327 mendatang.
Kenapa hanya berdiskusi berdua? Kenapa tidak menyertakan anggota yang lengkap? Jawabannya karena percum, diskusi grup tak akan membantu apa apa karena kebobrokan para anggota, jadi Ervan selaku manajer 327 memilih untuk mendiskusikan berdua saja bersama sang leader, toh anak anak lain juga sudah memasrahkan segala urusan tawaran manggung kepada Ervan serta Rianka saja.
"Jadi gimana, ambil gak?" Tanya Ervan setelah memaparkan perihal tawaran manggung di sebuah acara ulang tahun sebuah mall.
"Tanggalnya jauh sama konser album baru kita kan?" Tanya Rianka memastikan.
Ervan mengangguk, "Konser kita baru dimulai selang sebulan setelah acara ulang tahunnya, jadi masih dua bulan dari sekarang." Jawab Ervan. Karena memang acara ulang tahun mall besar di pusat kota itu akan dilaksanakan satu bulan lagi---bulan depan. Tapi tetap saja Rianka harus memastikan jika jadwal acara tak bertabrakan dengan jadwal konser mereka untuk lagu lagu terbarunya, salah satunya ada yes or no.
Rianka mengangguk paham, "Ambil aja kalo gitu, itung itung pemanasan buat konser, lagi."
Ervan mengangguk, "Berarti tinggal gue bahas sama pihak penyelenggara, terus sama bikin jadwal kerja kita yang baru, abis itu share ke anak anak, mereka pasti oke oke aja kalo udah dapet jadwal fix nya."
Rianka mengangguki nya, "Okey, rapat selesai kan? Kita order makanan dari luar, buat makan siang bareng yang lain." Ucapnya seraya beranjak dari ruang rekaman, karena memang mereka memilih berdiskusi di ruang rekaman agar tak terganggu kebisingan dari kawan kawannya.
"Gak di resto cewek Lo?" Sahut Ervan.
Rianka berhenti, lalu menggeleng, "Lagi ada yang booking resto nya, jadi gak bisa makan disana." Lalu kembali melangkah untuk meninggalkan ruangan.
Ervan mengangguk, kemudian ia turut melangkah keluar dari sana.
🐰🐰🐰
"Mba Nisa!" Elisha, memanggil seseorang yang dicarinya itu ketika manik kembarnya menangkap presensi orang tersebut.
Mba Nisa, yang dipanggil lantas mendekat sambil menyahut dengan sopan, "Iya mba El?"
"Ini dekor udah rapi semua kan? Terus meja kursi udah ditata sesuai request cust kan?" Elisha bertanya guna memastikan, agar tak ada kesalahan yang terjadi dalam segala kebutuhan yang diminta oleh pihak yang membooking Restaurant nya hari ini.
Mba Nisa mengangguk, "Udah Mba, udah saya cek ulang semua, dan udah siap semuanya." Paparnya.
Elisha mengangguk, ia puas mendengar jawabannya, apalagi setelah melirik ke sekitar dan sudah tampak siap, ia semakin puas. "Okey bagus deh, terus pantau ya mba, takutnya ada apa apa yang kurang, aku mau cek makanannya ke dapur."
Mba Nisa mengangguk, Elisha pun beranjak dari sana untuk menuju dapur utama.
Dan ketika sampai di dapur utama, orang pertama yang ditemuinya tentu saja sang sepupu, karena dia penanggung jawab utama urusan makanan.
"Vin gimana?" Tanya Elisha langsung pada intinya.
Marvin menengok, paham dengan pertanyaan sang sepupu, lantas ia mulai menjelaskan, "Menu utama udah beres, tinggal ditata di meja tapi belum bisa ditata sekarang karena acara masih tinggal sejam tiga puluh menit lagi."
Elisha mengangguk mengerti. "Terus itu Lo lagi ngerjain apa?" Tanya Elisha, sambil sedikit mengintip pada sesuatu yang tengah dikerjakan oleh sang koki utama.

KAMU SEDANG MEMBACA
"IAN" [LK] ✓
Fanfiction[SEASON 2 TERSEDIA DALAM BENTUK EBOOK PDF] Kisah Elisha yang begitu mengidolakan, menyukai, mencintai, dan memimpikan sosok Ian, sang vokalis band terkenal yang digandrungi muda mudi di era ini, D'High Class. Tapi sayang, disaat harapannya untuk bi...