Ian -06-

1.4K 200 13
                                        

Call me Mpiw!
Cuyy ku up hehe kangen Ian El Marvin gaaaa?
























"Lo pasti kaget, liat hal kaya gitu di sini, tapi hal kaya gitu udah biasa disini, karena di sini cover nya aja cafe, dalemnya gak beda jauh sama club' malam kalo owner-nya yang pake."

Dalam tangis dan tatapan kosongnya Elisha tersentak, sontak ia segera menghapus air matanya tersebut agar sosok yang baru saja berbicara padanya tak melihat air matanya, lalu menoleh pada sosok yang baru saja berbicara padanya.

Rianka.

Sosok itu adalah Rianka, atau Ian dari band 327, sosok yang dikenalinya baru-baru ini.

Sebelum balas berucap pada pemuda itu, Elisha berdehem terlebih dahulu guna menetralkan suaranya, "Ekhem...Ka-kamu disini juga?"

Rianka mengangguk, "Gue juga temennya, jadi gue bisa disini, Lo sendiri kenapa bisa disini?" Tanyanya.

"Aku...bareng Marvin."

Rianka tak terkejut, ia tau Elisha adalah orang yang dikenal Marvin, tepatnya adalah sepupu Marvin karena saat hari mereka bertemu, Elisha sempat mengatakan jika ia dan Marvin adalah saudara sepupu.

"Emmm...tadi, kamu bilang hal gitu biasa terjadi, maksudnya?" Elisha memberanikan diri untuk bertanya, meski rasa canggung tengah menyerangnya saat ini.

"Sebelum gue jawab, gue boleh duduk dulu?"

"A-ah iya, boleh, duduk aja." Ucap Elisha dengan kikuk, ia lupa menyuruh pemuda itu untuk duduk.

Rianka pun duduk, dan lantas bersuara kembali, "Iya hal kaya gitu...maaf--seks, emang biasa terjadi di Cafe ini, alkohol juga ada di sini, dan lagi dia owner cafe ini, jadi khusus dia bisa lakuin apa aja disini, termasuk--maaf, seks...tapi enggak tiap hari, cafe bisa dipake kaya gini cuma kalo si Ian sama kita-kita lagi kumpul, dan lagi khusus dia aja yang bisa ngelakuin--maaf, seks dan bawa cewe cewe mainannya, sisanya cuma ngerokok sambil minum-minum."

Elisha tertegun mendengarnya, fakta baru yang membuat perasaanya hancur berkeping-keping, kenapa harus sesakit ini disaat ia dan pria itu saja tak memiliki hubungan apa apa, yang ada hanya hubungan sepihak dari dirinya, tapi kenapa harus sesakit ini?

Rianka menatap Elisha yang tengah tertegun itu, kernyitan pun timbul di dahinya.

"Kenapa?" Tanya Rianka.

Elisha tersentak lagi, lalu ia menggeleng cepat sambil menjawab, "A-ah aku gak papa..."

Rianka menipiskan bibirnya, "Lo kayanya masih shock dan gak nyaman setelah liat itu? Mau pindah ke luar? Biar gue temenin." Tawar Rianka.

Bukan karena itu, tapi gue kaget dan sakit hati liat Kak Ian main sama cewe cewe itu, batin Elisha yang menjawab.

Kemudian Elisha memilih menggeleng, "Gak papa, disini aja, makasih buat tawarannya."

"Jawaban sama tatapan Lo bertolak belakang, udah ikut gue aja, kita ke depan." Putus Rianka usai melihat tatapan Elisha yang begitu kentara menyuarakan ketidaknyamanannya.

Usai memutuskan seperti itu, Rianka lantas meraih pergelangan tangan Elisha begitu saja, lalu menuntunnya untuk keluar dari cafe.

Dalam langkah mereka Elisha tak pasrah begitu saja, ia sempat menolak dengan berucap, "Tunggu...Marvin suruh aku buat tunggu disini, kalo dia nyari---"

Tapi langsung Rianka potong seketika, "Biar jadi urusan gue, gue bisa kasih tau dia...ayo." kemudian Rianka kembali menarik pelan tangan Elisha agar melanjutkan langkah bersamanya.

"IAN" [LK] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang