Call Me Mpiw!
Sejak konfirmasi yang dilakukan pihak 327, juga Rianka dan Elisha melalui minivlog kala itu. Rumor berangsur mereda, tapi sesekali masih ada yang menghujat tapi tak separah diawal.
Tetapi, bukan hanya dampak negatif yang didapat oleh rumor tersebut, melainkan dampak positif pun turut didapat, fans band Rianka semakin bertambah khusunya bagi Rianka sendiri, yang semula non-fans tiba tiba menjadi fans 327 dadakan, tentunya alasan terbanyak penggemar bertambah adalah karena 'Sikap Rianka yang gentleman, bucin parah, perhatian, yang paling penting green flag' bagi para penggemar, iya beberapa penggemar kerap menangkap ragam aksi Rianka sesuai yang disebutkan tadi ketika tak sengaja menangkap eksistensi Rianka ketika bersama Elisha, hal itu membuat para penggemar baru merasa gemas dengan mereka dan salut dengan treatment sempurna yang diberikan oleh Rianka pada Elisha, mereka yang tak sengaja melihatnya kan menjadi ingin juga memiliki pacar seperti Rianka. *Termasuk para readers yg tiap kali liat treatment Ian ke El pasti komennya 'Mau Rianka' dll
Tak hanya bagi pihak Rianka, dampak baik juga dirasakan oleh Elisha, dimana Restaurant nya yang semula selalu ramai kini semakin ramai saja disetiap waktunya, tak ada lagi waktu senggang di beberapa kesempatan seperti sebelumnya, hal itu membuat Marvin sampai kewalahan dan berakhir membuat Elisha harus turun tangan membantu, tapi ia hanya bisa membantu membuat makanan yang mudah mudah saja, seperti dessert atau minuman misal.
Bahkan saking ramainya pengunjung yang berdatangan di restauran nya, waktu Elisha untuk Rianka nyaris tak ada, mereka jarang bertemu, apalagi saat ini kekasihnya itu tengah melangsungkan konsernya. Bahkan saat ini sudah konser ketiga di tiga daerah berbeda yang dilakukan oleh Rianka, tapi Elisha bahkan belum sempat menghadiri salah satunya, padahal konser masih diadakan di ibu kota, tapi karena pekerjaan Elisha yang super padat itu, menjadikan Elisha tak memiliki kesempatan untuk menonton dan mendukung kekasihnya secara langsung. Tapi meski begitu, Rianka tetap memakluminya kok, ia tak mengharuskan sang kekasih untuk terus hadir ke konsernya yang akan dilakukan di enam daerah itu.
Dan kini, Elisha tengah kelimpungan di dapur, membantu Marvin dan para karyawan bagian dapur lainnya. Hingga saat ia menyelesaikan beberapa pesanan yang cukup menyita kesibukannya itu, Elisha baru bisa bernafas lega.
"Hah...masih pagi tapi udah kelimpungan gini, padahal karyawan bagian dapur juga udah ditambah dari tiga hari lalu." Ujar Elisha.
"Bersyukur elah, Lo makin kaya kalo gini terus." Celetuk Marvin, yang akhirnya sama sama bisa berhenti sejenak setelah sejak tadi bergelut dengan alat alat dapurnya tanpa henti.
Elisha mengangguk, "Iya sih, cuma ya kita super sibuk banget, gue bahkan gak bisa nonton konser pacar gue, terus ketemu juga jarang banget karena sama sama sibuk, jadi kangen kan gue." Tatapan Elisha redup, menggambarkan jika ia berucap sesuai dengan apa yang dirasakan olehnya, Rindu.
Marvin turut menghela nafasnya, kasihan juga sepupunya ini, tapi ia sendiri tak bisa membantu karena memang situasi keduanya tengah sibuk, entah itu Elisha tau pun Rianka, mereka benar benar sibuk dengan pekerjaan masing masing.
"Sabar, tar kalo ada kesempatan kita gas meluncur nontonin si Ian...yang penting Lo sama cowo Lo gak sampe putus komunikasi, biar gak miskom nantinya." Ujar Marvin.
"Kalo komunikasi sih masih, cuma ya gitu, gak seintens dulu, dan bahasannya juga ringan ringan bikin gue jadi gimana gitu." Jawab Elisha.
"Ck, benih benih overthingking nih, dah gak perlu khawatirin ini itu, si Ian mah bucin keras sama Lo kemarin aja dia upload foto Lo di snapnya pake kata kata puitis sampe bikin gue mau muntah liatnya." Ucap Marvin, tak lupa tatapan julit ia berikan diakhir.
Untuk fotonya yang Rianka upload, Elisha juga melihatnya kok, cuma ya gitu efek lama tak bertemu membuat rindunya terkadang mengundang overthingking, sifat jelek Elisha yang masih sulit Elisha hilangkan, padahal pacarnya sudah se-green flag Rianka, tapi masih saja.
Sesudah itu, keduanya hening, sibuk dengan pikiran masing masing. Tapi, tak butuh waktu lama, keheningan diantara keduanya langsung terkikis ketika tiba tiba pesanan kembali membeludak, mengharuskan Marvin dan Elisha kembali bergelut dengan alat alat masak.
🐰🐰🐰
Di lain tempat, di waktu yang sama. Rianka baru saja menyelesaikan latihan akhir bersama band nya di atas panggung sebelum konser terakhir di ibu kota malam nanti dilaksanakan.
Mengapa baru konser ke 4 tapi sudah dikatakan konser terakhir? Padahal kenyataanya akan ada 6 konser yang Rianka dan kawan kawan laksanakan. Jawabannya karena dua konser lainnya berada di provinsi yang berbeda, bukan di ibu kota lagi, melainkan di provinsi Jawa Barat, tepatnya dua daerah di Bandung.
Rianka turun dari panggung, diikuti oleh tiga kawannya yang lain, mereka menuju Backstage.
Saat di Backstage mereka disambut oleh Ervan, yang memberi tepukan dibahu masing masing anggota.
"Keren keren, konser malem ini pasti sukses lagi kaya konser konser sebelumnya!" Ujar Ervan dengan bangga.
"Kalo ada yang mau tidur bisa tidur dulu di hotel sebelah, udah gue pesen kok dua kamar." Lanjut Ervan.
Yang langsung mendapat tatapan berbinar dari Bram dan Yogi.
"Aseeek gas ah bobo dulu." Ucap Bram dengan semangat.
"Kuy lah Bram!" Ucap Yogi.
"Nih card nya...jangan telat bangun, tar gue seret kalo telat." Ucap Ervan memperingati, kemudian menyerahkan satu kunci pintu hotel berbentuk kartu itu pada Yogi.
Yogi dan Bram tentu mengangguk kompak.
Setelah menerima kunci, mereka langsung pamit dan meluncur menuju hotel yang jaraknya begitu dekat dari arena konser, sehingga bisa ditempuh dengan hanya berjalan kaki.
Setelah dua manusia berisik itu pergi, Ervan sontak menatap Jovan dan Rianka bergantian, dengan tatapan heran.
"Gak mau istirahat dulu di hotel?" Tanya Ervan pada dua pemuda itu.
Jovan dan Rianka kompak menggeleng.
Lalu Jovan menjawab, "Gue mau nge-game." Ucapnya.
"Gue mau rebahan disini aja, biar gak perlu bolak balik ntar." Ucap Rianka, yang kemudian langsung membaringkan tubuhnya di atas sofa yang ada di Backstage tersebut.
Ervan geleng geleng, lalu ia ikut mendaratkan bokongnya di single sofa, karena sofa panjang sudah dipakai Rianka. Begitu pun dengan Jovan, ia duduk di single sofa satu lagi.
"Lo keliatan gak semangat bro, ngapa dah? Stage disini kurang memuaskan?" Tanya Ervan pada Rianka. Karena memang biasanya Rianka akan kurang semangat jika ada properti, atau panggung yang kurang memuaskan baginya.
Rianka menggeleng, "Buat keperluan konser disini udah keren, gue cuma kangen cewek gue." Ungkapnya.
Ervan mengangguk-anggukan kepalanya paham. Memang sudah lumayan lama karibnya tidak bertemu kekasihnya itu, Elisha pun tak pernah terlihat menghadiri salah satu konser mereka.
"Ya samperin lah, kan kemarin kita free cuma latihan doang." sahut Jovan, yang kini sedang bermain game online favoritnya di ponsel.
"Percuma kali gue samperin juga, kerjaan dia akhir akhir ini padet banget, katanya Restaurant lagi rame banget sampe sampe dia ikutan turun ke dapur, jadi gak enak lah masa gue recokin kerjaan dia." Balas Rianka atas ucapan Jovan barusan.
"Berarti enakan gak punya pacar ye Yan, gak perlu mikirin yang Lo pikirin sekarang." Celetuk Ervan.
Yang tanpa diduga malah diangguki oleh Rianka, sambil menjawab, "Iya sih."
Ervan tentu terkejut, ia kira sohibnya akan membantah, "Ya terus kenapa Lo pacar---"
Belum sempat kawannya menyelesaikan kalimatnya, Rianka langsung memotong, "Gak pacaran emang enak, tapi lebih enakan pacaran, soalnya pacarnya Elisha."
Ervan mendengus. Dahlah, bucin.
Yang uwu uwu nya libur dulu yaa
13-01-2024.

KAMU SEDANG MEMBACA
"IAN" [LK] ✓
Fanfiction[SEASON 2 TERSEDIA DALAM BENTUK EBOOK PDF] Kisah Elisha yang begitu mengidolakan, menyukai, mencintai, dan memimpikan sosok Ian, sang vokalis band terkenal yang digandrungi muda mudi di era ini, D'High Class. Tapi sayang, disaat harapannya untuk bi...