Ian -30-

1.2K 203 19
                                    

Call Me Mpiw!
Masih pada bangun kan??













Sudah sebulan masa konser Band 327 dijalani, dan tibalah untuk band 327 mengakhiri masa konsernya di kota kedua yang ada di Bandung.

Waktu memang begitu cepat berlalu, dan Elisha tak mau hanya melewatkan waktu begitu saja dengan dikendalikan oleh pekerjaan tanpa bisa bergerak kemana mana, jadi untuk kali ini Elisha memaksakan diri meninggalkan pekerjaannya demi menyaksikan panggung terakhir sang kekasih di album terbarunya itu.

Sebenarnya tak sepenuhnya Elisha meninggalkan pekerjaan, karena Elisha masih sempat bantu bantu di Restaurant nya dari pagi sampai siang, barulah saat siang hari Elisha meninggalkan pekerjaannya dan langsung meluncur ke Bandung, guna menyaksikan konser terakhir sang kekasih di salah satu kota yang ada di sana.

Tapi, Elisha tak hanya pergi seorang diri, ia ditemani oleh Marvin yang turut melepas pekerjaannya di dapur, tapi tenang saja, karena dapur utama sudah dipegang oleh beberapa chef lain yang dimiliki oleh Hera Restaurant.

Waktu telah berganti sore, sudah beberapa jam Elisha dan Marvin habiskan dalam menempuh perjalanan ke Bandung, tapi meski sudah lumayan lama berkendara mereka belum kunjung berkendara jauh, mereka masih di sekitaran Jakarta, belum sempat menyentuh gerbang tol yang siap mengantarkan keberangkatan mereka ke Bandung karena jalanan begitu macet, padahal konser akan dilaksanakan pukul 7 nanti, sudah pasti mereka akan terlambat.

"El kayanya kita bakalan telat banget ini, liat, dari tadi kita kejebak macet sampe gak bergerak bergerak." Ucap Marvin dengan berat.

Elisha seketika murung, rasanya ia ingin menangis saat itu juga, karena ini adalah kesempatan terakhirnya untuk menonton konser sang kekasih dengan album baru yang dimana salah satu lagunya ada yang diciptakan untuk dirinya, ia sangat ingin menyaksikannya secara langsung, tapi jika terlambat, bukankah tidak ada kesempatan?

"Terus gimana?" Suara Elisha terdengar bergetar. Membuat Marvin langsung menoleh padanya.

"Heh jangan nangis njir!" Marvin panik tentunya.

"Ya gimana hiks...gue pengen nonton mereka hiks..." Akhirnya tangisan itu pun pecah.

"Ya...ya gue juga gak tau ini, duh jangan bikin panik dong! Masa iya kita tinggalin mobil terus lari nerobos kemacetan kaya di drama drama, mending kalo jaraknya cuma ditempuh sepuluh menit langsung sampe, lah ini Bandung El!" Bukannya menenangkan, Marvin malah mendramatisir membuat Elisha semakin ingin menangis saja.

Marvin yang pusing dengan keadaan jalanan yang tak kunjung merenggang itu kini semakin pusing setelah mendengar raungan Elisha yang mirip anak kecil itu.

🐰🐰🐰

"Vin kalo goblok tuh hiks jangan di situasi kaya sekarang dong hiks....kita udah prediksi pasti bakalan telat sampe nya, ditambah kita malah salah jalan kaya gini hiks...bisa bisa kita sampe pas panggung udah dibongkarin hiks...." Elisha tak kunjung berhenti menangis, padahal sudah beberapa jam dari pertama ia menangis. Bagiamana Elisha tak berhenti menangis, ketika jalanan macet parah, ditambah Marvin yang salah mengambil jalan membuat mereka membuang buang waktu dengan harus memutar kembali ke jalur semula disaat keadaan benar benar macet total.

"Aduhh Lo jangan nangis terus dong, gue kan udah minta maaf, gue gak fokus El gara gara macet gini!"

"Ya kalo gitu cepetan sampe Bandung hiks!" Ujar Elisha, sambil mengeluarkan ingusnya menggunakan jaket Marvin yang semula ada di pangkuan sang empu.

Mervin sontak melotot. Itu jaket mahal kesayangannya!

"ARGHHHHH ELISAH KAMPRET KENAPA DIPAKE BUAT LAP INGUS LO SIH??????!" Pekik Marvin heboh. Untungnya saat histeris keadaanya masih macet jadi aman.

"IAN" [LK] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang