Ian -07-

1.3K 215 37
                                    

Call Me Mpiw!
Halowww ada yg nunggu kah?





















Setelah melamun dan memikirkan segala hal tentang perasaanya hampir semalaman, Elisha memutuskan pada pagi harinya untuk mulai membenahi hidupnya--ah tidak, sepertinya terlalu berlebihan jika disebut membenahi hidupnya. Karena Elisha hanya tengah sedikit menata perasaanya agar tak kembali berlanjut. Iya, Elisha akan mencoba untuk berhenti menyukai Ian atau Adrian sebagai seorang wanita pada pria, ia mungkin hanya akan menyukai karya dari band pemuda itu saja.

Bersamaan dengan keputusannya tersebut, Elisha turut memutuskan untuk melepas semua poster-poster, foto, dan printilan yang berkaitan dengan sosok Ian.

Dengan telaten, Elisha mulai mencabuti satu persatu poster Adrian, foto-fotonya yang terpasang didinding kamarnya juga pernak pernik yang merujuk pada vokalis D'High Class tersebut.

Selesai mencabut ragam benda yang berkaitan dengan sososk Adrian tersebut, Elisha lantas menaruh semua benda-benda tersebut ke dalam sebuah kotak berwarna biru muda, menutpnya rapat.

Kemudian membawa kotak tersebut keluar dari kamarnya, ia berniat untuk menaruhnya di gudang.

Usai menaruhnya di gudang, Elisha kembali ke kamarnya, kemudian menatap tiap inci dinding kamarnya yang kembali polos seperti sedia kala.

"Hah...semoga setelah ini gue gak kepikiran terus deh sama dia." Gumam Elisha disertai helaan nafas beratnya.

Setelah itu, Elisha berniat untuk pergi ke kamar mandi guna membersihkan dirinya, handuk sudah menggantung di pundak kanannya, tetapi ia harus mengurungkan niatnya ketika pintu kamarnya di gedor brutal dari luar, sudah pasti pelakunya adalah sepupu ternistanya, karena setelah gedoran pintu kamarnya yang brutal itu disusul dengan suara teriakan dari sang ibunda tercinta.

BUK BUK BUK

"MARVINDRA PELAN PELAN KETUK PINTUNYA!" Teriak mama Elisha, mama Utami namanya.

"BIAR SI EL BANGUN TAN, DIA PASTI MASIH NGEBO!" Balas Marvin yang turut berteriak di luar kamarnya.

Elisha yang sejak tadi terdiam di depan pintu kamarnya seraya menampakkan raut kesalnya itu lantas membuka kasar pintu kamarnya yang masih di kunci itu.

"Yang sopan dong anjing kalo namu!" Ujar Elisha.

Melihat sang sepupu yang sudah galak kembali, Marvin sontak tersenyum lebar layaknya orang bodoh.

Hal itu tentu ditanggapi dengan krinyitan sinis dari Elisha. "Kenapa Lo?"

Dengan senyum lebar yang masih terpatri, Marvin menggelengkan kepalanya, kemudian nyelonong masuk ke dalam kamar Elisha, membuat Elisha mendengus melihat betapa tak sopan nya pemuda bertubuh layaknya gapura kabupaten itu.

"HAH...ASTAHFIRULLAH ALAZIM...kayanya gue salah masuk kamar..." Marvin tiba-tiba memekik histeris, seraya memutar balikan tubuhnya hendak meninggalkan kamar Elisha tersebut, tapi urung karena Elisha menahannya.

Alasan Marvin histeris adalah tentu saja karena melihat kamar Elisha yang tiba-tiba polos tanpa adanya proster sebesar baliho caleg itu di penjuru dinding.

"Heh, Lo tuh sebenernya kenapa sih?" Elisha benar-benar lelah dengan tingkah ajaib dari Marvin yang sulit di prediksi tersebut.

Marvin pun membalas, "Lo yang kenapa, ngapain tidur di kamar lain? Hayu balik ke kamar Lo." Ajaknya.

Elisha menggeleng takjub, "Vin, Lo kalo kaya gitu keliatan banget bloonnya, Lo liat dong pake mata Lo, isi kamar ini barang gue semua cuma gue copot aja poster sama foto kak Ian!"

"IAN" [LK] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang