untuk tempat, bebas sesuai pikiran masing-masing ya. Selamat membaca :)x
--
"Sudah sampai."akhirnya, setelah sekian lama menunggu, kalimat itu muncul juga.Oke, aku berlebihan.
"Boleh kubuka kain ini? Aku agak merasa terganggu."tanyaku mencoba jujur. "Ya. Tentu saja boleh."jawabnya. Iapun membangtuku membuka kain yang menutup mataku. Aku mengerjapkan mataku. "Wow"kalimat itu keluar dari mulutku begitu saja.
"So? You like it?"tanyanya yang sekarang berada di sampingku. "I love it! Kau kreatif sekali."pujiku. Ia terkekeh. "Baru sadar?hahaha"candanya. Aku memutar bola mataku, tapi tetap memasang senyuman lebar. hell, bahkan ini pertama kalinya seorang pria mengajakku dinner yang menurutku romantis ini. "ayo"ajaknya. ia menggenggam tanganku dan membawaku ke tempat kita akan dinner(?) "silahkan duduk ,nona"candanya tapi tetap mempersilahkan aku duduk. "wah, thanks"
"bagaimana menurutmu?"tanyanya membuka suara. "bagaimana apa?"tanyaku balik, hey aku bingung oke? ia memutar bola matanya. "oh Alexa, kau cantik tapi idiot. tapi aku menyukainya"godanya dengan mengedipkan sebelah matanya. kurasakan pipiku memanas. God! semoga pipiku tidak me- "hey! pipimu habis kau beri saus tomat ya?"godanya lagi. akupun langsung menutup wajahku dengan kedua telapak tanganku. "shut up you idiot!"
"hahahaha, oke oke. nah, sekarang, lepaskan tanganmu agar aku bisa melihat wajahmu itu"ucapnya. kurasakan ada yang menyentuh tanganku dan menuntunnya lepas dari wajahku. "nah, kalau gini kan kau jadi terlihat cantik"pujinya. "hey, ayo makan. aku sudah lapar"ajakku--mengalihkan pembicaraan. "ah ya. aku hampir lupa. ayo"
malam ini, aku dinner dengan darren. waktu ke waktu kami lalui dengan bercanda, tertawa, oh, bahkan ia mampu membuatku lupa tentang masalahku. He always makes me smile. always.
[play mulmed ya:)]
Perasaanku saja atau memang tiba-tiba ada alunan musik? tiba-tiba darren berdiri dan melangkah kearahku. ia mengulurkan tangannya, "dance with me?" aku berpikir sebentar. akhirnya aku mengangguk dan menerima uluran tangannya.
Aku mengalungkan tanganku dilehernya, dan ia melingkarkan tangannya dipinggangku. Kami mulai berdansa. oh sungguh, kupu-kupu diperutku sekarang sedang berterbangan bebas dan jantungku tidak bisa berhenti berdegub. "hey, jangan menunduk. tataplah mataku."bisiknya. akupun menurutinya. kulihat mata birunya. indah. aku menatap matanya dalam. wajah kami saling mendekat dan akhirnya bibir kami saling bertemu. kurasakan bibirnya mengukir sebuah senyuman.
Iapun menyudahi ciuman kami. Dan seketika darren bertekuk lutut dihadapanku lalu menggenggam tanganku lembut. "well, alexa. aku tidak tahu ini romantis atau tidak. Tapi kalimat ini aku katakan langsung dari hatiku. I'm in love with you and all these little thing. So, alexa, would you be my girlfriend? " aku masih terdiam. mencerna kalimat yang darren katakan. apakah ini sungguhan? atau hanya permainan saja? aku menatap matanya, mencari sebuah kebohongan. tapi hasilnya nihil. ia berkata jujur. "yes"jawabku. "kau serius? tidak bercanda kan?"tanyanya lagi.
"tidak. untuk apa aku menolak seseorang yang bisa membuatku bangkit dari kesedihan, yang selalu berada disisiku, yang selalu membelaku, selalu baik padaku atau oranglain, dan yang paling penting, orang yang telah membuat hatiku kembali utuh? I'm not looking for someone perfect. But I'm looking for someone who can make me smile all the time, people who are always there. Because I know, nothing is perfect in this world. But with the person you love by your side, your life will be perfect."ucapku dan mengukir sebuah senyuman terbaikku. Dan sedetik kemudian darren berdiri dan memelukku erat. "I love you"
"Love you too"
**
BIP BIP BIP BIPArght! Alarm sialan! Iyaiya aku bangun! Aku mengumpulkan kesadaranku selama 5 menit. Setelah merasa sudah sepenuhnya sadar, aku langsung bangkit dan langsung memasuki kamar mandi.
15 menit kemudian..
Oke, aku siap berangkat sekarang. Kuambil ponselku dari meja belajarku dan segera berjalan ke ruang makan. Oh, bahkan mum dan granma sudah standby di dapur.
"Morning mum, grandma."sapaku. Mum menoleh kearahku dan tersenyum. "Morning ,hon." "morning ,nadya" sapa mum dan grandma bersamaan. "Dimana dad dan grandpa?"tanyaku yang menyadari hanya kami bertiga di ruangan ini. "Mereka sedang lari pagi."jawab grandma. Aku hanya menjawab 'oh' karena tidak tahu harus menjawab apa.
Your hand fits in mine
Like it's made just for me
But bear this in mind
It was meant to be
And I'm joini-
"Halo?"Ya, tadi memang nada deringku.
"Hi babe!"sapanya dari ujung sana. Senyumku pun mengembang.
"Hi! Kau dimana? Sudah sarapan?"
"Aku sudah dijalan menuju rumahmu. Aku sudah sarapan, kau sudah sarapan?"
"Not yet"
"Hey, jangan sampai telat sarapan ya. Sampaikan salamku pada mum, bye. Love you!"
"Ya ya. Love you"dengan begitu aku menyudahi sambungan telfon.
Baru kusadari, kini semua mata tertuju padaku. Oh, bahkan dad dan grandpa sudah pulang?
"What?"tanyaku yang mulai risih. "Ya ya love you?"goda mum sambil menaik-naik kan alisnya. "K-kenapa memang?"oke, aku gugup sekarang. Entahlah. "Kalian sudah jadian? Finally!"ucap mereka senang. Hah?
"Wait, apakah ada sesuatu yang tidak aku ketahui disini?"tanyaku penuh selidik. "Tidak. Kami hanya senang"jawab dad. Ah, yasudahlah. "Ayo makan"ajak grandma. Kamipun sarapan bersama. Ruangan ini jadi semakin lebih hidup saat ada grandma dan grandpa disini.
Ting tong.. ting tong
"Well, aku pikir itu darren. Alexa berangkat ya! Love you!"pamitku dan langsung berlari kearah pintu. Saat kubuka pintunya, benar saja. Didepanku saat ini ada seorang pria sedang tersenyum lebar. Entah apa yang membuatnya tersenyum pagi ini. "Ready?"tanyanya yang membuatku tersadar, "oh, ehm, ayo"
**
SchoolDarren menggandeng tanganku. Aku tidak merasa risih dan terganggu. You know lah. "Alexa!"panggil seseorang. Suara ini sangat familiar bagiku. Tanpa menolehpun aku tau siapa dia. "Hi dalene! Pagi"sapaku saat dia sudah berada dihadapanku. Ia melihat kebawah. "Kalian.."
"Yup. She is mine"ucap darren seakan-akan ia tahu apa yang akan brian dan dalene katakan. Dan seketika mata mereka berbinar-binar.
"Congratulation! Wah, hari ini kantin gratis! Yeay!"kata dalene. Berbeda dengan brian yang tetap tenang. "Hey, selamat ya. Jujur saja, aku lebih senang kau bersama darren daripada dengan arnold."ucapnya memasang senyuman hangat.
Arnold. Where is he? Kenapa jantungku berdegup cepat begini? "Ehm, brian, bisakah kita bicara? Berdua"tanyaku. "Sure"jawabnya. Aku menatap kearah darren dengan tatapan please-? Darren menghela nafas. "Okay" dengan begitu ia melepaskan genggaman tangannya dari tanganku dan berjalan kearah kelas bersama dalene.
"So?" Aku menghela napas berat. "Aku tau kalau kau tahu apa yang ingin aku tanyakan ,brian"ucapku kesal. Ia terkekeh. "Santai saja ,lex. Arnold ,right?"aku mengangguk. "Ia baik-baik saja. Kurasa ia cukup frustasi dan ia menyesal dengan perbuatannya ,lex. Ini memang bukan urusanku, tapi kau adalah sahabatku, apalagi arnold. Jadi aku akan mencoba untuk membantu"jelasnya. Huft, arnold. Kau bodoh, idiot, dan entah sisi mana yang dulu membuatku jatuh cinta padanya.
"Okay, thanks. Ayo kita kekelas."ajakku akhirnya.
-
Udah ada brian-dalene ya.. wkwk
Btw, kalo gasalah dichapter sebelumnya aku bilang ya kalo ini chapter terakhir? Tapi gatau kenapa otak dan jariku ngetik ini. Yasudahlah, semoga next chapter tuh udah epilogue. :DOhya, jangan lupa tinggalin jejak yaa.. biar aku tau ini bagus atau engga.. wkwk;) thanks before! Sorry for typo(s)
P.s. dedicated for sonya_aprilia11 :D
Love, Zea♥
KAMU SEDANG MEMBACA
Find Love at London City [On Editing]
Novela Juvenilsedih, senang, bahagia, marah, kecewa, adalah salah satu perasaan yang Alexa lalui . Namun, apapun yang terjadi, Alexa harus tetap kuat dan bertahan. demi seseorang yang ia cintai. ikuti terus kisah Alexa di cerita ini. [FINISHED] ©Hak Cipta dilindu...