Chap 3

2.1K 74 0
                                    

Emily pov

"emily, brian. Aku mau keluar sebentar. kuharap, kalian tetap duduk manis dan menonton disana dan tidak membuat ulah saat aku pergi ,mengerti?"perintah Arnold. God! dia benar-benar mirip dad-_-. 

Aku dan Brian memutar kedua bola mata kami,  "ya ya.. Whatever you say "kata Brian "good. aku pergi!"pamitnya.

kamipun kembali terfokus menonton film. hening. tak ada satupun dari kami yang bicara.

5 menit

10 menit

15 me-

"emily, apa yang sedang kau pikirkan? kenapa kau diam?"tanya brian ketika melihatku melamun. "i'm fine. aku tidak sedang memikirkan apapun. hanya saja..."gantungku. "hanya saja?"tanyanya "hanya saja, aku rindu mum."lanjutku.

 "haha, kukira kau sedang memikirkan apa.. ternyata kau memikirkan mom."katanya, aku langsung menatapnya dengan tatapan tajam. "eh, jangan salah paham ,princess. aku juga merindukan mum. aku rindu masakannya."

"yeah, aku setuju denganmu."kataku. Suasana pun hening kembali. "em, mau pergi kerumah Dalene ,tidak? aku bosan dirumah."ajaknya. Mataku langsung berbinar saat dia mengajakku ke rumah Dalene.

Tentu saja aku senang! Aku merindukannya. "tentu! aku sangaaaat merindukannya. Aku akan mengambil jaket dan tas ranselku"jawabku yang ditanggapi dengan anggukannya. Akupun langsung naik dan mengambil jaket serta tas ranselku. "ayo!"ucapku saat sudah siap berangkat. "ayo"jawabnya. Lalu, kami masuk kedalam mobilnya. Tidak lupa mengunci pintu tentunya.

-

Ting tong..

Suara bel rumah keluarga Charity berbunyi saat Brian menekan tombol bel. Tak lama kemudian, ada yang membuka pintu. Rambutnya panjang, berwarna hitam, dan dia cantik! yup, dia adalah Dalene!

"Dalene!"panggilku dengan histeris. Saking senangnya, "Emily!"panggilnya tak kalah histeris. "i miss you so much ,Dalene. kau jadi jarang kerumah. kenapa?"kataku "aww.. i miss you too ,babe. Maaf. aku jarang kerumahmu, karena banyak pekerjaan dirumah."jawabnya, sebelum aku menjawab, tiba-tiba brian berdehem. 

Aku dan Dalene langsung menatapnya. "what?"tanya dalene pada brian. "tidak. aku hanya merasa menjadi kacang disini."jawabnya. Aku dan dalene terkekeh. "hey, dalene. Bagaimana kalau kita ke taman bermain? aku sangat bosan berdiam dirumah dengan brian."rengekku. "hmm, biar kupikirkan dulu,"jawabnya. "ohh, ayolah. Aku,kau,dan brian. pleaseee..."rengekku lagi. Kali ini aku memasang puppy face-ku. "ugh, alright. Aku akan mengambil tasku dulu. "haha, dia menyerah! yeay!"

"ayo"kata brian saat dalene sudah kembali. "ayo!". kamipun memasuki mobil brian yang terparkir di luar rumah dalene. Aku duduk dikursi penumpang belakang, sedangkan dalene dikursi penumpang depan, dan brian dikursi kemudi. "ready?" tanya brian."ready!"jawab kami serentak,

Author pov

Mereka bertiga -Brian, Emily, Dalene- pergi ketaman bermain. Mereka bersenang-senang disana. Namun, disisi lain, Alexa sedang duduk manis disebuah cafe ibunya. Ia sedang meminum segelas cappuccino ditemani cake vanilla kesukaannya. "Alexa?"panggil seorang pria. Merasa namanya dipanggil, ia langsung menoleh kearah asal suara. Ia terkejut saat melihat siapa yang memanggilnya barusan. "Arnold?"

Alexa pov

Aku sedang berada dicafe ibuku, Eliza Cafe. Yup, Eliza adalah nama ibuku. Aku sedang memakan cake vanilla kesukaanku dan meminum segelas cappuccino. Hemm, yummy!  "Alexa?"panggil seseorang. Kurasa ia seorang pria, karena merasa namaku yang ia panggil, akupun menoleh ke arah asal suara. dan betapa kagetnya aku saat mengetahui siapa yang memanggilku, Arnold.

"Arnold?" diapun langsung tersenyum dan menghembuskan nafasnya lega. "kukira aku salah orang. ternyata itu benar-benar kau."jelasnya. "oh, sedang apa kau disini?"tanyaku "aku? aku sedang menunggu grace disini. Kau sendiri?"jawabnya. 

"ini cafe milik ibuku, jadi, yaa.. aku hanya berdiam diri disini dan menyantap cake dan cappuccino ku."jawabku. Dan dia hanya mengangguk dan ber-'ohh' ria. "ehm, boleh aku duduk disini?"izinnya. akupun mengangguk dan tersenyum, "tentu, duduklah."jawabku. "thanks"

"ini pesananmu ,tuan. selamat menikmati."kata seorang pelayan yang kukenal bernama 'Cony' membawa pesanan Arnold. "so, kapan dan dimana kau akan sekolah?"tanyanya sambil menyantap cake chocolate nya. "Ehm, senin depan. aku akan bersekolah di Clisorft High School. kau?"jawabku. (a/n imaginasiii.. :D hehehe) "are you seriously?"tanyanya. "i..ya? memangnya kenapa?" tanyaku

"berarti kita satu sekolah"jawabnya dengan nada yang kembali biasa. "Ohya? wah, beruntungnya aku hahaha"jawabku. Ia hanya mengangguk.

Kamipun diam. Suasana menjadi hening. Sebenarnya cafe ini agak berisik. Tetapi, saat aku dan dia sedang diam, suasana rasanya hening. 

Awkward. pikirku

Aku sangat tidak suka suasana awkward. "Arnold!"panggil seseorang. Kamipun mencari asal suara. Kurasa arnold menemukan asal suaranya, karena saat ini dia sedang melihat kearah seorang dengan memasang sebuah senyuman. Kurasa itu grace.

"ehm, aku duluan ya. Temanku sudah datang, bye"pamitnya

"ya, tak apa."jawabku, "oh, dan maaf soal kemarin."katanya, "okay"jawabku

Diapun pergi menyusul grace, haha, mereka memang cocok menjadi sepasang kekasih. Kenapa mereka tidak jadian saja?

-

kenalin, dia Grace. Teman arnold. hehe

Vomment nya dong kakak, makasih..

-Pinguin


Find Love at London City [On Editing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang