Chap 19 - You must Moveon

756 27 2
                                    

Sinar matahari telah menyinari sebagian tempat di kota London yang cukup dingin karena hawa pagi. Seluruh siswa sekolah hari ini tiba disekolah dengan berbagai peralatan penghangat. Seperti jaket,mantel, dan sebagainya.

"Uhh, dingin sekali sih pagi ini."keluh seorang gadis cantik berambut coklat yang ia ikat seperti ekor kuda. Saat tiba disekolahnya, ia langsung mendatangi sahabatnya lalu duduk disampingnya.

"Morning too ,idiot"ucap gadis satunya dengan nada sarkasme. Alexa memutar mata, "thanks"balas alexa tak kalah sarkas.

"Morning dalene, brian, arnold and- darren?"awalnya ia hanya berniat menyapa sahabat-sahabatnya. Tapi, saat melihat seseorang yang baru ia kenal kemarin duduk dibangku kelasnya, ia langsung bingung tak mengerti apa yang darren lakukan di kelasnya.

"Aku sekolah disini sekarang. Yah, walaupun dua bulan lagi ujian. But, its okay"jelas darren yang sepertinya tahu apa yang sedang alexa pikirkan. Alexa pun hanya ber-oh-ria setelah mendengar penjelasan dari darren.

"So, apa yang akan kita lakukan sekarang? Apakah kalian tidak bosan berdiam diri saja?"tanya alexa yang memang tidak tahan berdiam diri. "Aku sedang malas melakukan apapun."jawab brian dan diikuti anggukan oleh dalene dan arnold. Setiap pagi brian memang rajin datang ke kelas kami. Alexa menghembuskan napas dengan berat. Ia kesal karena tidak ada yang bisa mengobati rasa bosannya itu. Well, terkecuali darren yang belum menjawab pertanyaan dari alexa.

"Bagaimana kalau kau menemaniku ke kantin? Aku belum sarapan ,btw"ajak darren pada alexa. Dalam waktu sedetik, alexa sudah tersenyum lebar.

"Ayo!"jawabnya senang. "Well, darren, bukan kah mum ku sudah memberimu sa-"ucapan dalene terpotong saat tangan darren mendarat tepat di mulut dalene. Ia membengkam mulut dalene.

"Hey, hentikan."ucap alexa dan akhirnya darren pun menuruti perkataan alexa. Dalene mendengus kesal, "lain kali, kalau mau memotong ucapanku, sebaiknya cuci tanganmu dahulu ,bodoh. Tanganmu bau"ujarnya. Darren hanya memutar mata seakan-akan mengatakan 'masa bodo' pada dalene dan sejurus kemudian ia langsung menggandeng tangan alexa dan mengajaknya ke kantin tanpa mempedulikan tatapan aneh dari orang-orang yang berada dikelas.

**

"Okay, sekarang aku akan membentuk beberapa kelompok. Dan kusarankan jangan ada yang protes. Karena jika protes, aku akan menambah materinya. Mengerti?"kata Mrs.Chelsea dan dibalas dengan kalimat 'mengerti' oleh murid. Well, walaupun terpaksa.

Akhirnya Mrs. Chelsea mengumumkan nama anggota kelompok dan tentu saja dengan materinya. "...Dan kelompok terakhir, adalah Alexa, Darren, and Arnold"kata mrs.chelsea, "oke, aku sudah memberikan kalian materi apa yang harus di diskusikan, aku akan memberi kalian waktu selama 45 menit. Dan setelah itu kalian dapat mempresentasikannya didepan kelas. Selamat bekerja"tambahnya.

Alexa pov

Serius ,mrs? Aku sekelompok dengan arnold? Tidak salah?

"Apa yang mengganggu pikiranmu ,lex?"tanya darren membuatku tersadar kembali ke dunia tempatku tinggal, dan biasa disebut dengan 'bumi'. "Ah-ehm, tidak. Kita sekelompok 'kan? Jadi, ayo kita mulai mengerjakan materi yang diberi mrs. Chelsea pada kita."jawabku yang langsung dibalas dengan anggukan oleh darren. Dan sedetik kemudian, arnold ikut bergabung.

Ia langsung duduk disampingku. Karena dalene pindah ke bangku sebelah sandra -teman sekelompoknya-. God.. kenapa jantungku tidak bisa diajak kompromi disaat seperti ini? Tuhan, apakah aku pantas mencintai sahabatku yang jelas-jelas sudah memiliki kekasih?

"So, kita mulai darimana?"tanya arnold yang membuatku sadar. "Ehm, d-dari sini."kenapa aku tiba-tiba gugup begini?! Oh alexa, otakmu sudah tidak beres.

"Kenapa kau?"tanya arnold sembari menatapku dengan tatapan bingung. "Tidak. Ayo kita mulai. Darren, kau bagian yang ini ya."jawabku berusaha menyembunyikan rasa gugup yang menyelimutiku.

-
"Cukup untuk hari ini. Presentasi kalian bagus."ucap Mrs.Chelsea dan pamit keluar kelas. Dan dengan keluarnya mrs. Chelsea, tepat saat bel jam istirahat berdering.

"Hey, ayo kita ke kantin"ajak darren padaku, dalene, dan arnold. "Sorry, i cant. Aku mau menemui grace dulu. bye"jawab arnold menolak dan langsung pergi begitu saja. Aku terus melihatnya sampai punggung nya sudah tak terlihat lagi.

"Kau menyukai arnold ya?"tanya darren tiba-tiba dan mampu membuatku terkejut. "Kau dapat kesimpulan seperti itu dari mana ,adison?"tanyaku balik dengan menyilangkan tangan didepan dada. "Terlihat dari matamu ,nona"jawabnya dengan penekanan kata 'nona'.

Aku ingin membalas ucapannya, tapi tidak jadi. Karena dalene melihat ku dengan tatapan tak suka. "Apa? Aku tidak boleh memarahi sepupu mu yang sok tahu ini?"tanyaku pada dalene dan tidak lupa menekan kata 'sepupu'. Ia memutar matanya, "bukan itu ,bodoh. Aku sih senang kalau sepupuku mendapat semburan darimu"jawab dalene dan ia mendapat tatapan membunuh dari darren. Tapi, siapa dalene kalau ia takut dengan tatapan membunuh?

"Tapi alexa, pernyataan yang dikatakan oleh darren benar. Dan tidak bisa kau pungkiri. You love him. Jadi, kenapa masih saja seperti ini?"tambahnya dan berhasil membuatku terdiam.
"Sudahlah, lupakan soal perasaanmu. You must moveon ,lex. Pria bukan hanya arnold saja. Masih ada yang lebih baik lagi. Mengerti?"kata dalene. Setelah berpikir, kurasa dalene benar. Aku harus move on. Toh arnold sudah bahagia dengan gadis pilihannya. Masa iya seorang juniel amity nadya ,tidak bisa? Pasti bisa.

"Kau benar ,dal. Thanks."ucapku dengan memasang senyuman manisku. "Yasudah, cerita nya sudah selesaikan? Ayo kita ke kantin."kata darren sambil tersenyum lebar. Aku dan dalene mengangguk setuju dan kami pergi ke kantin. Oh, ditambah brian yang baru datang.

-
Haiiii.. ketemu lagi dengan aku di chapter yang masih aneh ini ,hehehe.. tapi aku harap kalian suka chapter ini, hihi..

Oh ya hampir lupa.. di chapter ini ada clue nya yaa.. yang bisa nebak, comment ya:D

love you guys! :)

Vomment please? Thanks:)

-Pinguin♥

Find Love at London City [On Editing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang