-8.

112 6 0
                                    

****

Dia sedang duduk sendirian di balkon kamarnya, dan mengepul asap nikotin diudara sambil menikmati malam yang sejuk dan dingin. Teringat akan momen kemarin yang membuatnya terus kepikiran. Setiap mengingat momen itu dia seperti kembali ke masa lalu. Cowok itu tersenyum lalu melihat langit malam yang dihiasi bulan dan bintang yang terang dan indah seakan tahu bahwa dia sedang bahagia.

Setelah batang rokok yang dijepitkan dijarinya itu sedikit lagi akan habis dia langsung mematikannya lalu dibuangnya ke asbak. Dia masuk kedalam kamar dan mengunci pintu balkonnya. Saat berjalan menuju ranjangnya tak sengaja dia melihat foto anak anak remaja berseragam SMP yang sedang fotoshoot sekelas itu dipajang di dinding hiasnya.

Dia tersenyum saat melihat gadis cantik yang ada di foto itu sedang tersenyum bahagia bersama teman temannya yang lain. Setelah memandangi gadis itu beberapa menit, lalu dia kembali berjalan menuju ranjangnya untuk merebahkan diri dan terlelap untuk menjemput mimpi.

****

Hari ini adalah hari libur yang membuat semua orang akan bersantai dan pasti bangunnya akan kesiangan. Tapi berbeda dengan Syifa hari ini dia tidak bisa bangun kesiangan padahal dia sangat ingin bermanja manja dengan kasurnya. Sekarang ini dia dibuat kaget dengan suasana di tempat yang dia datangi. Suara demi suara saling beradu untuk menawarkan dagangannya.

"Bunda kenapa sih nggak ke Supermarket aja" ujar Syifa.

"Bunda lebih suka ke pasar dari pada Supermarket" jawab sang bunda.

"Kalau di Supermarketkan lebih higienis bun"

"Ah bunda nggak suka belanja disana kalau disini liat tuh semua dagangannya lebih seger seger" bunda menunjuk dagangan para penjual.

"Alah bilang aja bunda suka disini karena bisa nawar" ledek Syifa.

"Haha iya dong itu tujuan utama ibu ibu" nyengir bunda.

Syifa hanya diam sambil mengipasi wajahnya dengan tangan kecilnya.

"Ah nggak ada ademnya nih tangan" gerutunya.

"Kita kesana yuk" ucap sang bunda.

Bunda berjalan ke arah dagangan wanita paruh baya yang tampangnya seperti preman pasar. Syifa mengikuti bundanya dan berjalan cepat cepat.

"Belanja belanja buk mari mari" teriak ibu penjual.

"Buk ini sayurannya berapaan seikat" tanya bunda.

"Murah kok sayang 6000 saja" jawab ibu penjual.

"Nggak bisa kurang buk?"

"Udah segitu harganya sayang, modalnya pun 5000 cuma 1000 aku dapat untungnya" curhatnya.

"Jadi betul ini nggak mau kurang?"

"Nggak bisa sayangku"

"Bun udalah bun ngapain sih ditawar tawar" bisik Syifa.

"Udah kamu diam aja ini urusan orang dewasa" bisik sang bunda.

Syifa terdiam sambil melihat dua orang yang sedang melakukan proses tawar menawar.

"Yaudalah kalau nggak bisa, yuk Fa" ajak bunda.

Syifa terkaget saat bunda menarik tangannya dan pergi dari tempat itu. Tapi anehnya bunda berjalan sangat lambat membuat Syifa terheran heran.

ALFIAN BAGASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang