-21.

77 6 0
                                    

Happy Reading!!!
🐝

****

"Sini, kalian" ucap pak Sarudi menyuruh dua cowok famous itu duduk di depannya.

Mereka nurut dan duduk di depan guru konseling.

"Ada apa ini? Kenapa kalian berantem?" tanya pak Sarudi dengan nada tinggi.

Pak Sarudi melihat mereka dengan gelengan karena tidak ada yang menjawab.

"Kamu juga, Alfian. Kenapa kamu berantem? Padahal kamu siswa yang tidak pernah membuat kasus. Dari awal kamu masuk, dan sekarang, kamu malah berurusan dengan BK"

Di ruang BK hanya ada mereka bertiga. Guru konseling di depannya menatap Alfian dengan tatapan kecewa. Di SMA Mahardika hanya ada dua guru BK. yaitu Pak Sarudi dan Bu JM.

Alfian hanya diam saat dimarahi guru yang ada didepannya. Pak Sarudi hanya bisa menggelengkan kepalanya. Karena Alfian sangat pintar, selalu memenangkan ajang perlombaan akademik dan non akademik. Yang membuat dirinya sudah membanggakan nama sekolah. Tapi hari ini, adalah hari pertama ia menginjak kakinya di ruang BK, yang membuat Pak Sarudi kecewa.

"Kamu juga, Kevin? Kenapa berantem lagi?" tatapan Pak Sarudi beralih ke Kevin yang sedari tadi memasang wajah datarnya.

"Saya nggak akan mulai, kalo dia nggak mulai duluan, Pak" elaknya.

"Kevin, Kamu ini ketua osis. Tapi kenapa malah menunjukkan hal yang nggak baik terhadap teman-teman kamu" ujar Pak Sarudi.

Pak Sarudi menggaruk kepalanya. "Pokoknya Bapak nggak mau dengar kalian berdua berantem lagi. Walaupun diluar sekolah tapi dalam keadaan memakai seragam sekolah"

Matanya beralih menatap Alfian. "Dan kamu, Alfian ini adalah pertama dan terakhir kamu masuk ke ruang ini. Bapak nggak mau liat kamu berantem lagi"

"Dan satu lagi, kamu harus bisa mencari pergaulan yang baik. Jangan seperti tiga teman kamu itu. Enggak ada sopannya sering sekali bermasalah sama Bapak" sambungnya.

Alfian mendongak menatap Pak Sarudi. "Pak, jangan bawa teman-teman saya di pembicaraan ini. Karena mereka sangat jauh berbeda dengan pikiran Bapak" ucapnya membela.

Pak Sarudi menghela napas dan menetralkan duduknya. "Baiklah, masalah ini sudah Bapak anggap tuntas. Tapi, ingat kamu jangan pernah berantem lagi. Dan kalian berdua silahkan balik ke kelas masing-masing"

Alfian mengangguk. "Maaf, Pak" ucapnya lalu berdiri yang membuat kursi coklat itu berdecit.

Disusul dengan Kevin yang menganggukkan kepalanya dan berdiri lalu beranjak meninggalkan Pak Sarudi.

Saat baru saja keluar dari ruang BK. Kevin sengaja berjalan didekatnya.

"Masalah ini belum selesai" bisik Kevin dengan tersenyum sinis ke arah Alfian.

Cowok yang menjabat sebagai ketua osis itu pun melenggang pergi meninggalkan Alfian yang tengah menatapnya dengan wajah datarnya.

Ponsel yang ada di saku seragamnya berbunyi. Segera dia mengangkat telepon itu.

"...."

ALFIAN BAGASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang