-22.

69 6 0
                                    

Happy Reading!!!
🐝

****

"Alfian, Syifa," panggil Bu Amoy yang masih setia dengan kursinya.

Syifa dan Alfian menoleh. "Iya, ada apa, bu?" jawab mereka kompak.

Bu Amoy tersenyum lalu melambaikan tangannya menyuruh mereka berdua mendekat.

Kedua anak itu berjalan ke arah bu Amoy. Alfian berjalan dengan wajah tanpa ekspresi. Sedangkan Syifa menunjukkan ekspresi senyumnya.

"Ada apa ya, bu?" tanya Syifa.

Bu Amoy menepuk tangannya sekali. "Ah, gini, ibu mau minta tolong sama kalian berdua. Boleh nggak?" tanua bu Amoy sambil menatap mereka secara bergantian.

"Minta—tolong apa ya, bu?" ujar Syifa.

"Tolong bawain buku-buku ini ke ruangan ibu ya. Soalnya ibu mau periksa buku-buku ini lagi" jelas Bu Amoy.

Syifa tersenyum sementara Alfian hanya diam tanpa menjawab apa pun.

"Saya mau kok, bu. Sini biar Syifa bawain" tawarnya.

"Alfian, kamu bagaimana mau tidak?" tanya Bu Amoy.

"Iya, bu. Sini biar saya bantu" jawab Alfian.

Bu Amoy tersenyum. "Makasih banyak ya, Syifa, Alfian" ucap Bu Amoy tulus.

Syifa tersenyum. "Sama-sama, ibuu" jawabnya.

****

Kedua anak manusia itu tengah berjalan bersampingan di koridor sambil menenteng banyak buku di tangan mereka.

Banyak pasang mata yang melihat mereka berdua. Ada yang menatap dengan tatapan puja, dan ada juga yang bergidik jijik karena cemburu.

"Cocok ya mereka berdua, sama-sama anak emas sekolah. Yang cewek cantik terus yang cowoknya ganteng" bisik sekumpulan cewek-cewek yang berdiri diambang pintu kelas mereka.

"Dih, najis banget. Apaan cewek nggak jelas gitu malah jalan sama kak, Al" sahut cewek yang tengah mengipasi dirinya dengan kipas mini ditangannya.

Alfian berjalan santai dengan wajah datar dan tatapannya lurus ke depan. Sementara Syifa, gadis itu sangat malas ditatap dan dibincangkan seperti itu. Dia juga merasa tangannya sudah kelelahan karena buku yang banyak ini.

Melihat gadis disampingnya itu seperti kesusahan dia segera menghentikan jalannya.

"Sini," ucapnya.

Syifa terkejut sekaligus bingung dengan kalimat cowok itu.

Alfian menghela napas. "Jangan sok kuat, sini biar gue aja" ucapnya dengan datar.

Syifa terbelalak. "Dih, gue kuat ya" sarkasnya lalu berjalan meninggalkan Alfian.

Alfian hanya menggelengkan kepalanya lalu mengikuti gadis itu dari belakang.

Disisi lain ada sepasang mata yang menatap mereka dengan marah.

****

ALFIAN BAGASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang