-14.

88 5 0
                                    


Happy Reading!!!
🐝

****

Syifa memijat pelipisnya karena merasa sedikit pusing melihat kantin yang ramai sekali. Dia juga bingung ingin duduk dimana. Dan akhirnya Syifa memilih untuk memesan makanan terlebih dahulu di kantin bu Sri.

"Bu, Syifa mau nasi gurihnya satu sama teh angetnya ya" ujarnya sembari tersenyum.

"Oke mbak, duduk dulu mbak. Itu ada bangku kosong satu" jawab bu Sri seraya menunjuk bangku yang kosong di depannya.

Syifa mengangguk dan tersenyum. "Bu, nanti nggak usah dianterin ya. Biar aku aja yang ambil" ucapnya sembari memberikan selembar uang berwarna biru ke tangan bu Sri.

Bu Sri mengangguk dan menerimanya. "Oke, siap mbak" ucapnya sambil tersenyum.

Syifa berjalan dan duduk dibangku itu. Dia mengedarkan pandangannya ke arah lain. Melihat semakin lama semakin banyak yang berdatangan. Rasanya Syifa ingin sekali cepat kembali ke kelas.

"Dela mana sih, dari tadi nggak bales chat gue" gumamnya sembari memainkan ponselnya.

"Apaan sih lo!"
"Berani lo sama gue?!" pekik cewek berambut pirang.

Semua siswa terkejut mendengar suara cewek yang sedang beradu mulut.

"Emang pernah gue nggak berani sama lo?" jawab cewek di depannya yang menjadi lawannya.

"Huhuhu hajar Del, hajar Nya" teriak seluruh siswa yang ada di kantin.

Syifa yang tadinya sedang sibuk memainkan ponselnya kini mulai mendengar suara ribut-ribut di dekat pintu kantin. Banyak sekali siswa yang mengerubungi keributan itu.

Saat adik kelasnya berjalan melewati Syifa, dengan segera Syifa menghentikannya.

"Dek, itu ada apaan sih kok ribut-ribut?" tanyanya.

"Itu kak, ada yang berantem"

"Hah? Siapa?"

"Katanya kak Dela sama kak Anya"

"Dela temen aku?"

Adik kelasnya mengangguk. "Iya kak"

Syifa segera bangkit dan berlari mendekati keramaian itu. Dia menerobos masuk ke dalam keramaian itu, tapi dia kesusahan karena sanking ramainya.

"Lo bilang ya, sama temen lo yang cupu itu. Jangan suka caper sama guru-guru" pekik Anya si rambut pirang.

"Eh, janda pirang. Temen gue nggak cupu dan dia juga nggak pernah tuh caper sama guru-guru. Oh iya gue lupa, caper itu kan hobi lo ya" balas Dela sambil menunjukkan senyum miringnya.

"Lo ya...." Anya menyiram es jeruk yang ada ditangannya ke arah Dela.

Byuurrr
Namun siraman itu meleset mengenai seseorang yang sudah berdiri di depan Dela.

Dela menutup matanya, dia mengira kalau bajunya sudah basah. Tapi dia tidak merasa dingin atau apapun. Lalu Dela membuka matanya dan terkejut melihat Syifa sudah ada di depannya.

ALFIAN BAGASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang