-13.

86 5 0
                                    

Happy Reading!!!
🐝

****

"Itu saja mbak?" tanya mas Min yang baru saja mencatat pesanan Syifa dan Dela.

"Udah mas itu aja" jawab Syifa.

"Oke mohon ditunggu ya mbak"

Mas Min segera berjalan ke ruang masak dan menyuruh pegawai lainnya untuk membantunya.

"Fa. Lo kenapa?" tanya Dela yang heran karena sedari tadi Syifa hanya diam dan bicara seperlunya saja.

"Enggak papa" jawabnya singkat dengan senyuman tipis.

Dela menatap heran ke arah Syifa. Padahal tadi Syifa sangat antusias dan bersemangat tapi setelah sampai disini kenapa Syifa mendadak terdiam. Bingung banget.

Disisi lain Alfian dan tiga temannya sedang menikmati pesanan mereka kecuali Gozi. Dia asyik mengusap perutnya yang sedikit buncit itu dengan tersenyum lebar.

"Kumat lo Zi?" tanya Rendra heran melihat kelakuannya.

Gozi tidak menjawab ucapan Rendra. Dia terus saja tersenyum dan mengusap perutnya berulang kali.

"Al" panggil Athala.

Alfian menoleh ke arah Athala. "Hm" jawabnya.

"Gue baru sadar, itu siapa yang pakein plaster?" tanya Athala.

"Eh iya Al. Malah beruang lagi plasternya. HAHA" ujar Rendra dengan tawa kerasnya.

Alfian baru tersadar kalau dia lupa melepaskan plaster yang ditempel diwajahnya. Dia merutuki dirinya sendiri dan malu terhadap ocehan teman-temannya.

"Btw siapa tuh yang pakein. Cewek ya?" tanya Rendra dengan senyuman jahilnya.

"Widih bang kulkas punya cewek nih?" nimbrung Gozi.

"Oh apa jangan-jangan lo punya kepribadian ganda ya Al?" tanya Rendra dengan ekspresi jahilnya.

"Apaan sih" kesal Alfian lalu beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan mereka.

"HAHAHA" tawa mereka bertiga yang membuat Alfian semakin malu.

Alfian berjalan cepat ke arah toilet cowok. Saat sampai dia langsung bercermin. Dia memiringkan wajahnya untuk melihat tulang pipinya yang telah dipakai plaster. Saat ingin melepas plaster itu. Secara tiba-tiba Alfian teringat dengan sesuatu yang membuatnya enggan untuk melepas plaster itu.

Alfian menghembuskan napas beratnya. Setelah itu dia menyugar rambutnya kebelakang dan berjalan keluar dari toilet.

Saat keluar, dia melihat Syifa masuk ke dalam toilet cewek. Lalu dia melanjutkan jalannya tetapi, dia merasa ada yang tidak beres. Alfian menghadap kebelakang dan ternyata, ada seorang bapak paruh baya yang mengikuti Syifa dan menunggunya di pintu toilet cewek.

"Oke" gumam Alfian lalu berjalan mendekati bapak paruh baya itu dan berdiri disampingnya.

"Ekhem—"
"Bapak lagi ngapain?" tanya Alfian sambil menyandarkan punggungnya di dinding toilet itu.

ALFIAN BAGASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang