-12.

89 6 0
                                    

Happy Reading!!!
🐝

****

Syifa berlari kencang melewati koridor-koridor. Menuju lokasi yang dikatakan oleh Mira adik kelasnya. Syifa panik dan dia mulai merasakan keringat bercucuran di wajahnya.

Dela berlari menyusul Syifa, dia mulai kelelahan mengejar Syifa. Karena saat Mira memberi tahu lokasi itu, Syifa segera berlari tanpa memikirkan konsekuensinya. Dela takut terjadi apa-apa dengan sahabatnya itu.

"Fa! Tungguin gue Fa!" teriak Dela sembari berlari.

Syifa tidak mendengar teriakan sahabatnya itu. Entah apa yang ada di pikirannya. Dia terus berlari kencang.

Saat sampai di lokasi yang dikatakan Mira dia tertegun melihat dua cowok yang saling membalas pukulan. Seragam yang tadinya rapih dan lengkap sekarang sudah robek dan acak-acakan.

Di gedung belakang sekolah, Alfian dan Kevin beradu pukulan tanpa henti. Syifa ingin menyelesaikan perkelahian mereka tetapi banyak sekali siswa yang mengerubungi tempat itu yang membuatnya menjadi sulit untuk memisahkan mereka.

Syifa melihat wajah mereka berdua sudah babak belur. Tetapi lebih parah Kevin, wajahnya sangat berbeda dengan tadi pagi. Pelipisnya mengeluarkan darah segar, serta luka memar yang ada di sudut bibirnya.

Sementara Alfian dia terlihat lebih baik dibandingkan dengan Kevin. Wajahnya hanya terdapat sedikit luka namun mengeluarkan darah segar juga. Dengan napas yang memburu, Alfian terus memukul Kevin tanpa berhenti.

"Al! Udah Al!" teriak Rendra.

Alfian tidak menggubris teriakan Rendra. Dia sangat membabi buta dalam memukul Kevin yang sudah tergeletak di tanah.

Athala berlari mendekat dan segera menarik badan Alfian yang ingin melayangkan pukulannya. "Al! Udah. Lo jangan mau terpengaruh dari omongan dia!" pekik Athala.

Alfian berhenti dan segera mengatur napasnya. Dia berjalan meninggalkan tempat itu. Sementara Athala, Gozi dan Rendra mengikuti sahabatnya itu.

"Woi! Urusan kita belum selesai!" teriak Kevin yang berusaha berdiri sembari memegang sudut bibirnya dengan napas yang memburu.

"Udah Vin." Syifa menahan Kevin dengan tangannya.

"Woi! Jangan kabur lo!" teriak Kevin yang ingin berlari.

"Kevin!" ucap Syifa dengan suara yang lumayan kuat.

"Fa. Dia sama temen-temen busuknya itu yang mulai Fa" ujar Kevin.

"Percuma lo ketua Osis, tapi sifat lo ini nggak mencerminkan diri lo sebagai pemimpin" ujar Syifa dengan ekspresi marah.

"Fa. Dia dulu—"

Syifa memotong kalimatnya. "Apa?! Lo mau bilang dia duluan? Sifat lo yang kayak gini nih yang buat gue jadi males berteman dengan lo" ucap Syifa sembari berjalan.

Kevin menahan pergelangan tangan Syifa. "Fa. Lo marah sama gue? Ini semua dia yang mulai Fa. Bukan gue" ujar Kevin.

"Lepasin"

Kevin tetap menahannya. "Fa gue—"

"Lepasin nggak!" teriak Syifa.

ALFIAN BAGASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang