-15.

92 6 0
                                    

Happy Reading!!!
🐝

****

Syifa baru saja merebahkan diri di kasur lembutnya. Dia menghela nafas dengan berat, sambil menatap langit-langit dikamarnya. Syifa teringat dengan kejadian tadi.

[Flashback on]

Syifa menatap bungkusan yang ada di tangannya.
Awalnya Syifa tidak mau menerima seragam yang diberikan Alfian. Tapi, dia tidak enak kalau menolak pemberian darinya. Karena seragam Syifa semakin lama semakin tembus. Akhirnya Syifa memilih untuk memakai seragam pemberian Alfian.

"Alfian kok baik ya?" gumamnya sembari memasang kancing seragamnya.

Selesai memakai seragam akhirnya Syifa memilih keluar untuk menemui Alfian dan mengucapkan terima kasih. Namun tiba-tiba Syifa tertegun melihat Alfian duduk di bangku sambil melipat tangannya di dada dengan memejamkan mata. Syifa berdiri diambang pintu sambil membawa seragam kotornya yang diletakkan di bungkusan tadi.

Syifa merasa ditarik untuk terus melihat Alfian yang damai. Syifa tidak pernah melihat wajah itu dalam keadaan damai. Biasanya Syifa selalu melihat wajah Alfian yang datar dan cuek. Yang tidak pernah mempedulikan orang lain kecuali sahabatnya.

Namun, tiba-tiba Dela sampai dan menegur Alfian, seketika wajah yang damai tadi berubah menjadi datar. Karena takut Dela mencarinya, akhirnya Syifa berjalan menemui Dela yang tampak kelelahan.

[Flashback off]

Mengingat kejadian tadi membuat Syifa tersenyum kecil. Namun dalam hitungan detik Syifa tersadar dan segera menepuk-nepuk pipinya.

"Apaan sih Fa. Sadar Fa sadar" gumamnya.

Syifa bergidik ngeri lalu dia segera bangkit dari rebahannya dan berjalan menyambar handuk yang digantung. Setelah itu dia masuk ke dalam kamar mandi untuk melakukan ritual mandinya.

****

Sore ini Alfian sedang duduk bersantai di taman mamanya. Di rumah Alfian memang ada taman yang lumayan luas, dipenuhi oleh bunga-bunga kesukaan Ranti. Dan di taman itu juga terdapat kolam ikan untuk menghiasi taman indahnya.

Sambil menyeruput segelas kopi favoritenya Alfian memikirkan sesuatu yang memang sudah menjadi janjinya.

"Apa bisa, gue ngurus kafe?" gumamnya.

Alfian meletakkan gelas kopinya dan berjalan ke arah kolam ikan. Dia melihat ikan-ikan itu berenang bebas tanpa ada yang melarang mereka. Tapi, tatapan matanya terjatuh ke arah satu ikan yang berwarna orange kehitam-hitaman.

"Bem? Menurut lo bisa nggak sih gue ngurus kafe?" tanyanya kepada Bemo ikan kesayangannya.

Tapi Alfian tidak mendengar jawaban dari ikannya itu. Bemo hanya menatapnya.

"Bemo tuh ikan lah, apelah kau nih" batin author.

"Apaan sih lo Al. Bemo tuh nggak bakal jawab" ujarnya tersadar sambil tertawa kecil.

Karena merasa sudah sedikit tidak waras. Alfian menggaruk tangkuknya yang tak gatal. Dia berjalan berbalik arah mengambil gelas kopinya dan masuk ke dalam rumah.

ALFIAN BAGASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang