-23.

82 4 0
                                    

Happy Reading!!!
🐝

****

Tiga Queen of the bully tengah duduk di bangku dekat lapangan. Mereka tertawa sambil melempar candaan. Anya dan Okyn merasa sangat puas dengan apa yang sudah mereka lakukan pada Syifa.

"Gue yakin, pasti Dela jamet temennya si jalang lagi panik banget." ujar Anya sambil tertawa.

Okyn memainkan rambut coklatnya. "Gue puas liat dia menderita" ucap Okyn seraya tersenyum miring.

Ulfa menelan ludah. "Lo berdua yakin, kita nggak bakal kena?" tanyanya.

Anya dan Okyn memasang wajah malas. "Ulfaa, pertanyaan lo yang lain ada nggak? Muak gue dengernya" sarkas Okyn.

Ulfa memasang wajah bete lalu ia memakan snack kesukaannya.

Okyn mengeluarkan sebuah kunci dari saku seragamnya. Lalu dimainkannya kunci itu sambil tersenyum miring. "Gue pastikan, Syifa nggak bakal ketemu. Mungkin dia udah mati kali ya di dalam gudang" ujarnya lalu tertawa.

Tiba-tiba seseorang merebut kunci itu dengan kasar membuat tiga cewek itu menatap tajam kearahnya.

Okyn terbelalak melihat siapa yang ada di depannya.

"Mana Syifa?" ucapnya santai dengan tatapan menusuk.

Okyn menggeleng takut ia menunduk karena tidak berani melihat orang itu.

Alfian menghela napasnya kasar lalu ia menendang kursi yang diduduki mereka dengan kasar. "GUE BILANG MANA?!" pekiknya.

Okyn tersentak dengan air mata yang sudah terkumpul di pelupuk mata. "Gu-gue nggak tau" ucapnya terbata-bata.

Alfian melihat Okyn dengan tatapan murka, ia sedari tadi sudah mendengar pembicaraan mereka bertiga. Alfian tidak menyangka kalau mereka bertiga akan melakukan hal keji seperti ini.

"Ini kunci apa?" tanya Alfian pada mereka.

Tidak ada yang menjawab mereka bertiga masih setia dengan tundukannya.

"Kalo lo bertiga nggak kasih tau gue ini kunci apa. Gue pastikan lo," tunjuknya ke Okyn. "Dan teman-teman lo, bakal keluar dari sekolah ini!" sambungnya mengintimidasi.

Okyn menggeleng keras lalu mendongak menatap Alfian. "Kenapa lo peduli sama Syifa?!" sentaknya sambil menangis.

Alfian hanya diam tanpa menjawab apapun dia pergi meninggalkan mereka.

Okyn menatap punggung Alfian dengan isakan tangis. "Arghhhh, ini semua karena lo, SYIFAA!!"
pekiknya dengan tatapan marah.

****

Alfian berjalan kencang menyusuri koridor yang tampak sepi. Seluruh siswa juga sudah pada pulang. Dan dasi yang ia pakai pun sudah tidak terpasang rapih.

Saat dia sampai di depan pintu gudang, samar-samar ia mendengar suara isakan perempuan dari dalam gudang itu.

Sebenarnya Alfian tahu kalau gadis yang ia cari ada didalam. Karena ia mendengar semua pembicaraan Okyn dan teman-temannya.

ALFIAN BAGASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang