-17.

79 5 0
                                    

Happy Reading!!!
🐝

****

Kelas 12 mipa 4 sedang dipusingkan dengan pelajaran bu JM guru Kimia yang terkenal killer. Saat ini ia sedang memberikan tugas kepada Alfian dan semua teman sekelasnya.

Gozi tampak sangat frustasi dengan soal-soal ini.
Dia memutar-mutarkan pulpen yang sedang dipegangnya.

"Rend. Rendra. Bantuin gue dong" ucapnya dengan suara kecil.

"Ape?" jawab Rendra sambil menulis-nulis dibukunya tanpa melihat ke arah Gozi.

Saat ini meja mereka sedang dihalangi oleh banyak buku. Rendra yang menghalangnya karena takut Gozi akan menyontek.

"Bantuin gue dong" cicitnya.

Rendra melihat ke sampingnya, temannya itu terlihat sangat frustasi sembari menggaruk-garuk kepalanya.

"Gue aja kosong anjir" ucapnya dengan suara yang pelan.

Gozi membelalakkan matanya. "Alah boong aja lo anjay. Liat dong aelah, sama temen sendiri juga" Gozi membungkukkan badannya agar tidak terlihat oleh bu JM didepan.

"Bandel banget si titisan setan ini" sarkas Rendra.

"Tadi gue liat lo lagi nulis-nulis ya anjirr"

Rendra menunjukkan kertasnya yang terlihat bersih tanpa tulisan sedikit pun.

"Noh lo liat ade nggak?"

Gozi ternganga. "Gaya lo tinggi banget. Mana ngehalangin buku-buku dimeja lagi. Lo sendiri bego anjir" Gozi memukul lengan Rendra dengan sedikit pelan karena takut didengar bu JM.

Tampaknya memang dia salah meminta jawaban dengan Rendra. Lalu dia mengedarkan pandangannya ke arah lain.

Tatapannya jatuh kepada sahabatnya yang terkenal dan satu-satunya cowok paling pintar dikelas. Alfian dan Athala duduk didepan Gozi dan Rendra.

"Al. Bantuin gue dong. Susah banget soal si JM" ucapnya dengan berbisik.

Alfian hanya diam sambil mengerjakan soal dengan santai dan tenang.

"Ta. Athala. Athala" panggil Gozi dengan suara bisik.

"Hm" gumam Athala.

"Bantuin gue dong. Pliss" mohonnya.

Athala tidak menjawab ucapan Gozi. Dia juga sibuk dengan bukunya.

Alfian berdiri dari duduknya dan berjalan memberikan buku tugasnya dimeja bu JM.

"Oke Al. Kamu boleh keluar" ucap bu JM seraya tersenyum.

"Baik buk" jawabnya.

Alfian kembali berjalan ke tempat duduknya. Semua mata tertuju pada Alfian berharap meminta pertolongan.

Alfian merapikan mejanya dan menyimpan semua alat tulisnya dilaci meja. Sebelum dia beranjak pergi. Alfian memberikan kertas berupa jawaban kepada tiga temannya.

ALFIAN BAGASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang