07

59K 4.9K 99
                                    

Halo, gimana kabarnya?

Vote dan komen sebelum baca ya ges

Tengkyu, komen kalian mood booster bgt😵🤍

.
.
.
.

••°••__________••°••

"Aduh, siapa sih lempar kaleng nggak jelas?!"

Di pagi buta, Zidane sampai di sekolahnya. Dia tidak langsung ke kelas, melainkan berkeliling menikmati keindahan sekolah yang diciptakan oleh khayalan author. Namun saat dia asyik dengan pemikirannya, sebuah botol mendarat tidak elitnya di kepalanya.

"Jidat gue. " Dia mengusap dahinya kasar, Zidane kini melihat sekitarnya, dan dia menemukan sosok laki-laki berseragam sama sepertinya. Hanya dia yang berjarak dekat dengannya, dia tentu pelakunya bukan?

"Lo—"

Pemuda itu terkekeh, sementara Zidane mengerjapkan matanya polos. Mengapa laki-laki ini tertawa? "Apaan sih lo ketawa, nggak jelas, " sungutnya kesal. "Nggak usah sok kenal! Lo pasti yang lempar ini kan? Lo nggak liat ada gue disini?"

"Lo nggak kenal gue?" Pemuda itu mengerutkan keningnya. "Nggak usah sok-sokan polos gitu, cih! Muka lo nggak pantes drama. "

Zidane menghela nafas kasar, oh ayolah ... siapa pemuda ini? Dia tidak bisa mengandalkan ingatan Zidane asli sepenuhnya, ada beberapa memori yang tidak terkirim ke dalam otaknya. "Gue emang nggak kenal lo! Udah ah, bye. " Baru satu langkah, dia kembali berbalik. "Salah, maksud gue assalamualaikum!"

"Lah, kok nggak ngamok?" Pemuda itu mengerutkan alis, mengapa Zidane tidak marah-marah padanya? Mengapa dia terlihat berbeda? Padahal, beberapa hari lalu dia sempat baku hantam dengan laki-laki itu karena dia mengejeknya terang-terangan.

"Woy!"

Zidane memutar bola matanya malas, dia memilih untuk tidak menghiraukannya, namun pemuda itu malah merangkulnya. Pemuda itu memang lebih tinggi dari Zidane. "Eh apaan sih lo, lepas. Nggak usah sok kenal!" Dia berusaha melepaskan rangkulan itu, namun pemuda itu berusaha mempertahankannya. Ayolah, tangan laki-laki itu lebih besar dan kekar darinya.

"Gue Fian, astaga! Lo lupa sama gue?!"

"Kok bisa sih?! Gue mukulnya kekencangan ya waktu itu? Perasaan pas gue baku hantam, gue mukulnya biasa aja, dan lo juga sama. "

Zidane mendadak menghentikan langkah. Fian? Dia tidak salah dengar bukan? Jangan-jangan, dia adalah salah satu antagonis juga dalam cerita ini?

Fian—baku hantam, itu sangat kentara dengan tokoh Zidane. Dua partner yang digambarkan saling membenci satu sama lain, jauh sebelum bertemu dengan protagonis utama wanita yang berakhir saling bersaing bersama sang protagonis utama pria. Keduanya seringkali terlibat masalah, entah itu karena saling melempar ejekan yang berakhir baku hantam, atau berusaha merebut Adik kelas yang menjadi target bullying mereka setiap harinya.

Namun, hal itu mereda saat mereka memiliki tujuan yang sama untuk mendapatkan Selly. Mereka bekerjasama untuk mendapatkan Selly, dan menjauhkan gadis itu dengan Bastian, beberapa kali mereka membuat keduanya berseteru saat mulai menjalin hubungan, dan tak ayal hal itu membuat hubungan sepasang protagonis utama itu lebih kuat.

Fian juga adalah satu-satunya orang yang membantunya untuk menculik Selly di akhir cerita, lantas dimana teman-temannya? Pertemanan mereka hancur saat Zidane tau jika mereka hanya memanfaatkannya. Dan yang bisa dia manfaatkan saat itu hanyalah Fian, karena laki-laki itu masih mencintai Selly dengan manipulatif Zidane yang mengatakan mereka akan bersaing sehat mendapatkan Selly jika dia ikut andil penculikan gadis itu, sebelum gadis itu benar-benar dimiliki oleh Bastian seutuhnya. Pada akhirnya, dia harus menelan pil pahit jika Zidane hanya memanfaatkannya.

Transmigrasi Mantan Santri? [Otw terbit✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang