16. Perjodohan dan Usai

172 21 3
                                    

Rencana dari sang maha kuasa memang tak pernah bisa ditebak, bahkan sesuatu yang tak pernah terpikirkan pun bisa terjadi begitu saja.

Kacau, itulah kata yang bisa mendeskripsikan isi pikiran seorang pria yang tengah diam saja di dalam mobil bersama kedua orang tuanya.

Kejadian beberapa jam lalu selalu terbayang-bayang hingga membuatnya merasa frustasi.

"Yerin?!" Pekik Jiraga terkejut.

Ini kedua kalinya Jiraga merasa terkejut luar biasa dengan apa yang terjadi di hari ini.

Pagi tadi dia dikejutkan dengan orang tuanya yang tiba-tiba mengajaknya pergi ke suatu tempat untuk menemui wanita yang akan dijodohkan dengannya.

Dan saat ini Jiraga dikejutkan lagi dengan sosok wanita yang akan dijodohkan dengan dirinya itu ternyata adalah Yerin.

"Yerin gak mau dijodohin!" Ucap wanita itu yang sama-sama masih terkejut.

Yerin memang masih mempunyai sedikit rasa pada Jiraga, namun dia akan menolak mentah-mentah perjodohan ini karena tak ingin menyakiti Magara yang selalu ada untuknya.

"KENAPA HARUS JIRAGA YANG DIJODOHIN?!" Pertama kali dalam seumur hidup, Raga dan Irena melihat anak sulungnya marah besar seperti ini.

"Yerin udah punya pilihan sendiri..." Ucap Yerin lirih, dia harap orang tuanya bisa mengerti.

"Kalian ini kenapa?" Tanya Raga.

"Om, saya pacar Magara. Anak kedua om!" Jelas Yerin.

"Terus masalahnya apa?" Tanpa merasa bersalah Raga malah memasang raut wajah kebingungan.

"Om tanya masalahnya apa?!" Kini Yerin mulai tersulut emosi.

"Yerin!" Bentak ayah dari Yerin karena merasa putri tunggalnya tidak sopan.

"Pacar kamu putusin aja." Kini ibu dari Yerin mulai membuka suaranya.

"Mama sama papa kok jadi egois gini?"

Ayah Yerin yang bernama Firman itu menghela nafas lelah, "Ayah gak mau ada penolakan dari kamu karena ayah dan ayahnya Jiraga udah ada perjanjian."

"Jiraga, ayah gak segan-segan buat kirim adik pertama kamu itu ke daerah yang jauh dari sini sampai kamu gak bisa ketemu sama Magara lagi kalau kamu tolak Perjodohan ini." Ucap Raga tegas dan dingin.

Yerin memandang Jiraga dengan tatapan yang sulit diartikan, begitupun sebaliknya.

Mereka merasa kesal karena kenapa Magara harus disangkut pautkan dengan masalah perjodohan ini.

Jika sudah begini maka mau tak mau Jiraga ataupun Yerin harus menyetujui apa kata orang tua mereka.

***

"Gara, g-gue mau minta putus." Ucap Yerin yang membuat si empu langsung menatapnya tak percaya.

"Kenapa tiba-tiba?" Tanya Magara.

Magara and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang