Vote dan komen kalau mau dukung cerita ini lanjut
Maaf untuk kesalahan penulisan
🍁UANG BULANAN🍁
Ujian akan kehidupan selalu dapat muncul kapan saja. Hanya saja harus tahu bagaimana cara kau menyikapinya. Tak terpengaruh keadaan antara kepalsuan dan mencari kebenaran. Walaupun kau harus mengaisnya dengan semua jarimu. Siapapun itu, hanya ingin kebenaran dalam kehidupan pernikahan.
Ketika Jeongin sudah menginjak umur 6 bulan, dia semakin mahir berguling. Sekarang, mau tak mau Felix dan Hyunjin harus mengganti kasur tanpa dipan untuk menghindari si kecil terluka. Bahkan dibawah kasur dan lantai pun sudah ditutupi karpet bulu.
Innie sering membuat suara lucu. Beberapa suku kata yang diajarkan Felix selalu bisa membuat hati kedua orang tuanya menghangat. Wajah tembam yang disukai banyak orang itu kerap jadi incaran.
Tawa khasnya sampai mata itu hilang mengingatkan Felix pada suaminya. Dengan binar mata yang mirip dengannya. Kemiripan yang terbagi rata diantara kedua orang tua yang terwaris sempurna pada Hwang Jeongin.
Felix sedang menyiapkan makan malam. Sembari menyempatkan waktu selagi Jeongin tertidur di kamar, dia akan berlari cepat menuju dapur agar mampu menyelesaikan pekerjaan rumah dengan cepat.
Skill multitasking yang didapatkan Felix ketika si kecil sudah mulai banyak bergerak. Keributan yang dibuat ketika Jeongin ketika menyadari tak melihat Mamanya beberapa saat akan membuat bising di sekitar rumah.
Seperti saat ini, Felix baru selesai masak dan belum selesai menyiapkan buah untuk dibuat jus. Suara tangis menggelegar tanda sang anak sudah bangun itu segera membuatnya menghentikan kegiatan di dapur.
"Uaah! little fox menangis." ucapnya dalam gerakan berlari.
Sampai di depan kamar, Felix langsung mengatur napas dan menarik ganggang pintu kamar. Nampaklah sudah Innie yang sedang tengkurup sambil wajahnya terangkat untuk melihat Mamanya yang baru muncul.
Mulut itu terbuka lebar ketika berteriak minta digendong. Air mata yang turun sebagai wujud dirinya sedih tak mendapati orang yang disayangi tak berada di tempat terus mengalir. Anehnya disaat Felix sudah memberi isyarat hendak menggendong, si kecil langsung berhenti berteriak.
Bibir si kecil mengerucut disaat wajahnya didekatan ke wajah Mamanya. di usap air mata itu agar berhenti.
"Ini Mama, sayang. Jangan nangis ya." Felix mengelus punggung Innie dengan lembut.
"Uu..uuu." katanya yang memajukan bibir dengan lucu.
Felix selalu memeluknya ketika menangis dan Jeongin terbiasa dengan perlakuan lembut itu pun minta diperhatikan dan dipeluk disaat sedih.
Usai menangis dengan keras, Jeongin dikecup pipinya dengan gemas. Setelahnya Felix menyiapkan alat mandi dan pakaian sembari menggendong bayi kecilnya.
Bermain air dan mainan bebek, Felix membuat suara bebek ketika mengajak si kecil bermain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Kita | HyunLix
FanfictionTamat. Slice of Life. Perjalanan hidup nona dan tuan Hwang. Dia yang jauh di hati itu, perlahan mendekat. Dia yang sedingin es itu, seiring waktu mencair. Dia yang tak dikenal itu akhirnya mengajakku untuk sehidup-semati. "Jika aku sudah tua dan ker...