🍁 58 Ekstra Chapter

645 78 39
                                    

Hai 🤗

Maaf untuk kesalahan penulisan.

Maaf untuk kesalahan penulisan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁Raja dan Ratu Hwang🍁




"Mama Obok punyaku Aaaaaaaaaa!!!!!!"

Suara menggelegar serta memekikkan telinga memecah keheningan suasana menjelang sore itu. Tubuhnya terasa kebas usai tertidur selama tiga jam penuh. Rasa kantuk yang sedikit demi sedikit terobati itu nyatanya menimbulkan keram otot. Sesaat kakinya seakan tak mampu untuk digerakkan.

Otak sedang memproses keadaan. Bola matanya terus bergerak mencari sesuatu namun tak nampak. Sekitar 20 detik tangannya dapat digerakkan dan memijat kepala agar pening hilang. Tubuhnya dengan hati-hati terduduk, matanya menangkap pukul berapa detik ini. Dia tertarik melihat ke luar rumah dan diketahuinya bahwa sore ini terlihat cukup terang disaat matahari biasanya sudah terbenam.

"Kepalaku sakit" keluhnya dengan memijat kening.

Bunyi bel rumah ditekan dua kali terdengar sampai ke belakang rumah. Hyunjin menatap aneh karena beberapa menit dia menyesuaikan kondisi untuk berdiri itu tak mendengar adanya kehidupan di rumahnya.

"Aku seperti ditarik ke masa lalu."

Kakinya terus melangkah sampai ke depan rumah. Dia membuka kunci lanjut menarik ganggang pintu agar terbuka. Matanya terbuka cukup lebar ketika menyesuaikan cahaya dari luar karena di dalam rumah gelap.

"Papa! Lama sekali."

Dilihatnya wajah garang anak perempuan dengan gaun putih imut. Muka itu tertekuk dan kedua tangannya segera mengudara.

"Gendong!"

Tak kunjung menerima sambutan dari kedua tangan yang terus mengudara itu. Hyunjin sedari tadi hanya terpaku di tempat. Kedua matanya terpana akan pesona sosok cantik dengan surai dirias cukup berbeda. Pipi itu mulus bertabur bintang juga perona wajah. Matanya turun menatap bibir bayi berkerut imut. Lalu terangkat memandang lurus pada dua manik bulat yang indah.

"Bidadari." katanya terkesan ngelindur.

Sosok tadi mengecek suhu tubuhnya dengan ekspresi heran "Hyung?"

"Iya?" jawab Hyunjin cepat walaupun pikirannya entah melayang kemana.

Dia maju satu langkah berusaha untuk menyentuh pipi sosok cantik itu. Ketika jemarinya sudah mendarat di kulit cantik itu, dia segera mengusap pipi itu. Digerakkan perlahan jemarinya lalu ditangkupnya dengan dua tangan.

"Apakah kau turun dari kayangan?" Dia mulai berbicara dengan tatapan kosong.

"Papa kenapa?" ucap si kecil yang menatap bingung ke kakaknya.

"Wajahmu terlihat cantik seperti biasa, atau aku sedang berada di kayangan sehingga dirimu sekarang nampak nyata?"

Tangan kecil itu segera mengisyaratkan pada anaknya untuk masuk ke dalam. Sesaat ketika tiga anak Hwang itu masuk, Felix menarik Hyunjin keluar dari rumah.

Kisah Kita | HyunLixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang