🍁 41

892 107 26
                                    

Terima kasih sudah setia baca ceritaku 🤍💙
Kalau kalian baca bolehlah berkenan di vote dan komen cerita ini.

Maaf untuk kesalahan penulisan.

Maaf untuk kesalahan penulisan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁OBAT🍁

Terik matahari di pukul 12 siang sungguh mampu menimbulkan nyeri di kepala. Beralaskan sandal bulu yang punya banyak serep bertumpuk-tumpuk di rak sepatu, Felix mengajak si kecil yang penasaran ingin bermain ke minimarket setelah menunjuk iklan mogu-mogu di televisi. Minuman itu mungkin hanya akan dijadikan mainan oleh Innie.

Ibu muda itu memakai payung anti UV dan menggendong si kecil yang kakinya selalu bergerak maju-mundur seiring berjalan menuju minimarket. Sebagai wujud kegemasan sesekali Felix akan memeluk gemas dan mengabadikan momen. Tak lupa mengirim video itu ke Hyunjin.

Felix seringnya heran, si kecil jika sudah memiliki keinginan besar akan sesuatu maka harus ditepati saat itu juga. Hanya beruntung anaknya meminta sesuatu yang masih masuk akal. Rasa penasaran bayi berumur 1 tahun itu menigkat tajam setiap harinya.

Lebih uniknya lagi kelengketan Innie terhadap Mamanya itu seakan tak bisa dikontrol. Keposesifan itu terlalu kuat bahkan terkadang Hyunjin harus mengalah.

Tiba di minimarket, nama Hyunjin terpampang di layar ponsel Felix.

"Felix?."

"Capa..?" ucap si kecil menanyakan si penelpon. Mata bulatnya menatap keatas tepat di mata Mamanya.

"Pa..pa." jawab Felix yang harus menunjukkan tampilan layarnya pada si kecil.

Innie seketika ceria "Pa.. ulang?". si kecil langsung menanyakan kepulangan Papanya. Berharap Hyunjin pulang lebih awal.

"Papa belum pulang. Ini masih siang." jawab Felix. 

Innie seketika menunjukkan raut sedih.

"Sudah sampai di minimarket?"

Felix meletakkan sementara keranjang belanjanya "Sudah Papa."

"Kenapa jalan kaki? antar-jemput sopir saja Mon.., kau membuatku khawatir."

"Kau tahu Innie tak sabar menunggu, dan juga sudah lama aku tidak keluar dengan berjalan kaki. Aku akan berhati-hati." jawab Felix untuk menenangkan hati snag suami.

"Baiklah. Hati-hati Mon. Bye-bye little fox."

"Be-be, Pa..pa.." jawab Jeongin sambil melambaikan tangan di layar.

Kini manik kecoklatan itu melirik ke arah mesin pendingin minuman. Ketika menemukan barang yang dicari, matanya seketika berbinar. "Mou-mou. Ma, Mou-mou" jeritnya antusias kakinya bergerak cepat digendongan seakan hendak lari saat itu juga.

Mendekati lemari pendingin, Felix membuka dengan cepat dan membiarkan si kecil berusaha dengan sendiri mengambil botol mogu-mogu. Terlihat si kecil memeluk botol dingin itu di dadanya yang tertutup gendongan.

Kisah Kita | HyunLixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang