🍁 27

1K 127 27
                                    

Terima kasih sudah baca, kasih vote dan komen 🙏
Selamat membaca.. 🤍💙

Maaf untuk kesalahan penulisan.

Maaf untuk kesalahan penulisan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁KAKAK BAIK🍁


"Dimana aku bisa menemukannya?"

Hyunjin sedang mencari panitia pengurus study tour. Ada banyak siswa kelas 1 yang akan ikut sehingga siswa kelas dua diminta untuk ikut serta menjadi panitia. Pada dasarnya dia tak suka ikut serta di acara itu. Hanya karena sang adik yang banyak bicara itu membuatnya harus ikut serta.

"Disana. Dia barusan mengecek kesediaan siswa untuk mengikuti acara itu."

"Baik. Terima kasih."

Hyunjin berjalan cepat menuju lantai tiga dimana anak kelas 1 berada. Ketika sudah sampai disana dia menemui rekan panita ke kelas adiknya. Permisi untuk masuk kedalam, Hyunjin membuat heboh siswa di dalam kelas itu. Ada banyak dari mereka yang bersorak. Sorakan itu otomatis mengalihkan perhatiannya untuk menghadap kearah para siswa yang baru satu semester berada di sekolah yang sama dengannya.

Satu per satu diperhatikan tanpa memusatkan pendengaran pada suara riuh. Dilihatnya ada satu anak yang sibuk meremas boneka kecil atau mungkin stress ball, Hyunjin tak tahu itu. Anak itu ditoel dua kali pundaknya oleh Sam yang tertawa puas. Bukannya marah sepertinya anak itu malah berkaca-kaca matanya.

Hyunjin melepas perhatiannya lalu menyelesaikan kepentingannya segera. Sebelum keluar kelas itu, Hyunjin bertemu pandang dengan anak yang matanya berkilau usai digenangi air mata. Tak tahan melihat bola mata itu, dia pun mengalihkan pandangan.

"Hyunjin cepatlah keluar! Kau membuat bising kelas. Aku mau main game dengan tenang." teriak Sam yang duduk disamping anak itu. Terlihat sudah Sam dan anak itu memegang ponsel secara horizontal.

Hyunjin tak merespon. Dia mengulang kenangan di masa lalu, mungkin awal semester 1 sekolah dimulai. Dia teringat sepertinya dulu pernah bertemu dengan anak tadi. Anak yang menangis hanya karena dikerjai kakak tingkat.

Saat itu, siswa baru yang mempunyai minat untuk bergabung di organisasi siswa diminta untuk membantu. Mereka mengerjakan proposal kegiatan selama satu semester sampai sore dan Felix saat itu ikut membantu. Felix dikerjai oleh temannya untuk mengantarkan proposal ke guru. Namun di tengah jalan dia diminta tolong kakak tingkat memindahkan barang jadi dia taruh terlebih dahulu proposal tadi di meja perpustakaan.

Hingga mereka selesai memindahkan barang, Felix pun kelabakan karena proposal tadi tak ada di tempat. Berkeliling sendiri sebagai rasa tanggung jawab, Felix sampai mengitari tempat yang sekiranya dilaluinya. Hyunjin mendengar gelak tawa teman-temannya yang bersekongkol untuk mengerjai anak baru. Mereka tak berniat buruk hanya ingin tahu bagaimana respon Felix namun siapa sangka anak itu bersungguh-sungguh mencari dokumen tadi sampai ke tempat sampah sebelum pembakaran. Untungnya sebelum Felix mengobrak-abrik sampah, dia sudah dihentikan oleh teman Hyunjin.

Kisah Kita | HyunLixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang