Gak perlu di vote dan komen kalau cuma mau baca (untuk kalian yang susah memberikan feedback).
Maaf untuk kesalahan penulisan.
🍁Ujung Dunia🍁
Waktu itu mengalir bak aliran air terjun. Ketika putri cantiknya beranjak besar, Felix sampai lupa kapan dia mulai memberikan ASI untuk si kecil.
Dikaruniai dua orang anak yang berparas rupawan, membuat kedua orang tua Hwang tak luput dari penjagaan. Celine pernah sekali hampir diculik oleh orang tak dikenal. Hyunjin sampai harus menyewa bodyguard hanya untuk mengawasi kedua anaknya. Di bulan Juli, Celine usianya hampir dua tahun.
Sore itu mereka tengah berkumpul di rumah Nenek Lee. Setelah sekian lama, mereka baru bisa meluangkan waktu untuk liburan di desa. Hamparan bukit terlihat jelas di dekat rumah Nenek Lee. Pagi itu, Felix sedang membantu Neneknya memasak di tungku tradisional dengan bara api dari kayu. Pagi sekali Kakek Lee sudah berkeliling bukit untuk mencari kayu bakar. Walaupun umur keduanya sudah tua, Kakek Lee terlihat masih bugar karena rajin olahraga pagi.
Selagi Felix memasak, Innie dimintai tolong mengajak adiknya bermain di halaman rumah. Bunga-bunga di pegunungan masih banyak bermekaran saat musim panas. Celine dengan piyama tidur yang imut itu sedang duduk di tanah. Tanpa beralaskan apapun, bayi itu sibuk mengesot kemanapun ada bunga-bunga yang berguguran.
Sang kakak bukannya melarang malah ikut membaur dengan alam. Innie dengan sangat kreatif mencari ember dan gayung untuk menyiram tanaman. Jadilah pagi itu tanah di halaman depan rumah Lee menjadi basah seperti habis dihujani. Innie mengambil beberapa batu untuk ditumpuk membantuk bangunan.
"Ini rumah kakak." katanya membentuk rumah kecil dengan pagar-pagar dari kerikil.
Celine pun mengikuti kakaknya "ni Eli." ucap bayi itu dengan senyuman lebar nampak giginya.
"Rumah adik besar." seru Innie dengan ekspresi terkejut.
"iiiiiaaaa" bayi cantik itu memiringkan badan untuk menanggapi keterkejutan kakaknya.
Dia tambah senang ketika Innie menaruh satu bunga di depan rumah-rumahan Celine. Celine bersorak gembira sampai terdengar dari belakang rumah. Setelahnya dia merangkak dan menghancurkan rumah-rumahannya dengan sapuan tangan. Bayi itu terdiam disaat mengamati tangannya yang kumuh karena tanah basah.
"tooo" (kotor) katanya kemudian mendekati Innie.
"Kakak juga.." sahut Innie dengan menunjukkan kedua telapak tangannya yang terlumuri tanah.
Jerit tawa terdengar keras dari bayi itu. Dia lanjut memeluk kakaknya dan minta digendong. Innie menggendong adiknya dipunggung lalu mengajak Celine mengitari halaman samping rumah hingga ke jalanan sekitar rumah.
Pagi itu terlihat banyak penduduk desa yang berada diluar bersiap untuk aktivitas masing-masing. Innie menghampiri dan bertemu sapa dengan beberapa orang di sekitaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Kita | HyunLix
FanfictionTamat. Slice of Life. Perjalanan hidup nona dan tuan Hwang. Dia yang jauh di hati itu, perlahan mendekat. Dia yang sedingin es itu, seiring waktu mencair. Dia yang tak dikenal itu akhirnya mengajakku untuk sehidup-semati. "Jika aku sudah tua dan ker...