"Bintang Deastrus Nalastra, siapa lo?"
Tawa Kira terhenti, tatapannya berubah datar lurus kedepan. "Don't mention his name!" ucapnya dengan tangan terkepal.
Gio terkekeh sinis, "Kenapa? Bukannya dia cowo lo? Gue liat dari lo dateng nyamperin gue, dia ngintilin lo di belakang. Funny, seorang ketua Scorpion bisa segitunya ngejar cewe bego kayak lo gini. Waktu tawuran minggu lalu dan ini yang kedua kalinya gue liat dia lemah karena lo!"
Wajah Kira memerah bukan karena salting melainkan amarah tertahan, tatapannya menajam, bibir ranumnya ditarik ke belakang memperlihatkan gigi yang mencengkeram menciptakan bunyi kertuk di dalam sana.
"Gue bilang jangan sebut namanya!"
"Siapa? Bintang?"
"Shut up!"
"Gue saranin jangan deh sama si Bintang, bego." tambah Gio dengan senyum meremehkan.
Dugh
Shit!
"Bestard!" teriak Kira melampiaskan seluruh amarahnya. Kira tersenyum puas melihat Gio meringis menahan sakit sampai terduduk dengan lutut sebagai tumpuannya. "Gue bilang jangan ya jangan bro! Rasain tuh salam kenal dari gue!" ucapnya bangga.
"Dan satu lagi, gue ga kenal sama tuh cowo yang lo maksud tadi!" Gio tak menghiraukan ucapan Kira, matanya terpejam, pikirannya hanya satu, bagaimana menghilangkan rasa ngilu di area bawahnya saat ini.
Kira mencondongkan wajahnya tepat di depan wajah Gio, "Mau kenalan sama gue ga nih? Yahh engga mau ya? Yaudah, adinda pulang dulu ya baginda raja! Besok kalok ketemu lagi gaslah adu otot, nih siap gue!" ucapnya sambil memamerkan otot lengannya.
Ia tertawa puas sambil berlari menuju kearah motornya. Tanpa menunggu lama lagi, Kira memainkan gas berulang-ulang dan melambaikan tangan kearah Gio yang terus menatapnya tajam di sebrang sana. 'Kira kok dilawan!'
Gio menatap kepergian Kira dengan tangan mengepal di atas trotoar, "Bangsat!" geramnya.
----------------------------<--->-------------------------
Sementara itu, Fenzo berjalan memasuki sebuah kamar di lantai dua dengan nomor 24A yang tak lain adalah kamar pesanan Satria untuk Deco tadi. Tanpa mengucapkan apapun, cowo beriris mata hitam itu mendudukkan dirinya tepat disamping Raden yang tengah duduk santai di sofa dengan mata terpejam.
"Anjir!" pekik Raden terkejut dengan kedatangan Fenzo yang tiba-tiba.
Fenzo melirik kearah Raden dengan alis terangkat. "Wanjir! Wajah lo kenapa bonyok gitu Joo!?!"
Tatapan Abimanyu teralihkan dari ponselnya, "Lo kenapa?"
"Ga."
Balasan yang cukup membuat Raden dan Abimanyu mengehela nafasnya kasar. "Terus kenapa wajah lo bisa bonyok gitu anjir?! Lo habis gelud sama siapa?!" pertanyaan menuntut dari Raden membuat Fenzo malah memejamkan mata dengan kepala yang bersandar pada sofa.
"Ga biasanya lo dapet banyak lebam, ulah siapa?" tanya Abimanyu penasaran.
Fenzo membuang nafasnya kasar, menatap keduanya datar,"Gue gapapa, urus dia!" balas Fenzo sambil menunjuk Deco dengan dagunya.
"Joo, segit---"
"Diem Den!"
Abimanyu menatap Raden memberi peringatan untuk diam, Abimanyu jelas paham apa yang akan Raden ucapkan selanjutnya, dan itu pasti akan membuat suasana menjadi tidak baik. Melihat kondisi Fenzo saat ini cukup membuat Abimanyu peka, sepertinya cowo itu memang tidak mau diganggu dulu untuk saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
DRAFENZO SHAQUILLE
Fiksi RemajaVote + follow yakk!!! Joss sakpolee pokoe 😎😎😎 Mampir kuyyy🙏🙏💙 Berbeda dengan Fenzo yang sangat menyukai hitam, sepi dan terkesan mistis. "Maaf." ucapnya lirih sambil melihat foto seseorang di kalung yang dipakainya. "kenapa lo pergi." "lo nin...