37. Kepulangan Bocil🌿

1.4K 137 6
                                    

Seperti biasanya, jam pelajaran hari Senin berakhir tepatnya pada jam 3 sore.

Setelah bel berbunyi, siswa-siswi Sma Starlight Surabaya berhamburan keluar kelas dengan penuh semangat.

Terdengar suara tawa juga teriakan riuh di sepanjang koridor dan lorong sekolah. Membuat suasana ramai di sore hari ini, terlihat cahaya matahari yang masih berkulat menyinari setiap sudut di bumi.

Beberapa siswa terlihat santai berbincang-bincang di pinggiran kelas maupun di bawah pohon rindang.

Ada juga yang terlihat sibuk mengeluarkan buku-buku dari tas mereka untuk sekedar mengerjakan tugas-tugas sekolah ataupun membaca novel.

Berbeda dengan mereka yang masih terlihat bersemangat, justru Kira berjalan di sepanjang koridor dengan wajah terlihat begitu lelah, rambutnya sudah tidak serapi pagi tadi.

Helaian rambut banyak yang terlepas dari ikatannya malah menambah kesan cantik dalam dirinya. Perutnya sempat kram di jam istirahat kedua tadi, untung ada Mila, Bulan dan juga Cia yang pengertian.

"Gue kangen lo kasurr!" ucapnya dengan senyum merekah.

Bulan melirik takut-takut kearah gadis itu, "Stress GILAKK! lo!"

Kira mendelik sinis kearah Bulan, "EGEPE GILAKK!!" balasnya tak mau kalah.

Kira dan Bulan berjalan menuju ke parkiran tanpa berhenti mengoceh.

Sepanjang perjalanan hanya diisi ocehan tidak penting bahkan membicarakan adik kelas yang wajahnya tampan-tampan. Biasa, pecinta cogan garis keras.

Sampai akhirnya, kedua gadis itupun sampai di area parkiran. Untungnya suasana parkiran tidak terlalu ramai.

"Entar chat aja, Gue jemput!" ucap Bulan dan hanya dibalas anggukan kepala oleh Kira.

"Jangan lupa minum obat bulanan lo! Wajah lo pucet," ucap Bulan lagi, raut wajahnya terlihat khawatir walau tingkahnya menyalahi kodrat.

Kalau kalian tanya dimana Mila dan Cia. Jawabannya, kedua gadis itu sudah berjalan keluar gerbang lebih dulu karena keduanya dijemput oleh sopir.

"Iya iya bawel! Ciee ciee, khawatir lo yaa???" goda Kira sambil memicingkan matanya kearah Bulan.

Putaran bola mata malas terlihat jelas dari kedua mata Bulan. "Pede GILAKK! LO!" balasnya tidak terima.

Kira tertawa melihat raut wajah Bulan saat ini, "Dahlah! Bayy sayangkuh!"

Kedua tangan Kira dengan entengnya menguyel-uyel kedua pipi Bulan, membuat wajah gadis itu terlihat seperti ikan buntal yang sangat lucu nan menjengkelkan menurut Kira.

"Lepwaswin anjwier!"

Kira menirukan bibirnya seperti ikan kearah Bulan yang kini melototkan matanya, "Ubub bub bub bub!" ledeknya.

Kira langsung berlari menuju mobil nya meninggalkan Bulan yang menahan amarahnya sejak tadi. Jika berada di kartun-kartun televesi, kepala gadis itu pasti sudah ada tanduk iblis merahnya.

"KIRA BABI AMIKETUU!!" teriak Bulan kesal tanpa rasa malu sedikitpun.

Pandangan mata para murid yang masih berada di area parkiran tertuju kearahnya. Menatap Bulan sinis karena teriakannya itu. Bukan hanya tatapan sinis, melainkan ada juga yang berusaha untuk menahan tawanya.

Bulan yang menyadari hal itupun menatap mereka nyalang, "NGAPA LO LIAT-LIAT?! NGE-FENS LO SAMA GUE HAH!?!"

"BERHENTI NATAP GUE ATAU BOLA MATA LO PADA GUE CONGKEL PAKEK DREI BAPAK GUE!" teriaknya keras.

DRAFENZO SHAQUILLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang