"Itu beneran jaket bang Fenzo raa??"
Kira menatap kesal Bulan yang berkali-kali bertanya dengan pertanyaan yang sama.
Sudah dijawab jujur tidak percaya, dijawab bohong malah lebih tidak percaya. Mau cewe satu ini sebenarnya apa sih.
"Lo tanya sekali lagi gue pendem!!" balas Kira mengancam.
Bulan balas dengan cengiran lebar, duduk disisi ranjang Uks dimana ada Kira yang meringkuk di atas kasur sambil memegangi perutnya.
"Gue beneran tanya anjai," ucap Bulan dengan senyum mengejeknya.
"Mill! Usir dia dari sini mill!" pinta Kira dengan raut wajah menahan kesal dan juga sakit bersamaan.
"Bull, lo diem dulu!!" ucap Mila sambil menatap kearah Bulan tajam.
"Bulan ihh diem dulu, kasian tuh Kira kesakitan!" ucap Cia ikut marah.
Bulan menghela nafasnya pelan, menutup rapat-rapat mulutnya agar tidak mengeluarkan suara lagi. Bisa diserang 3 macan sekaligus nanti dia.
"Ada orang ga?" tanya Kira,
Mila yang seolah paham dengan apa yang dimaksud Kira pun menjawab, "Cuman ada kita berempat,"
Kira mengangguk berusaha untuk duduk dibantu Cia dan juga Bulan.
"Gue mau bilang sesuatu,"
Bulan, Mila dan Cia yang mendengar itupun sontak menaikkan sebelah alis matanya bertanya-tanya penasaran.
Pandangan Kira tidak sengaja mengarah kearah cctv kecil di pojok ruangan. Hampir saja dirinya lupa, ruang Uks juga dipantau cctv.
Kira memberi kode mereka bertiga dari matanya untuk keluar dari Uks sekarang juga.
"Perut lo?" tanya Mila mewakili,
Kira turun dari kasur dengan susah payah, "Udah mendingan,"
Mereka berempat keluar dari ruangan berbau obat-obatan tersebut. Melangkahkan kakinya menuju ke arah taman belakang sekolah.
Untung saja jam pelajaran setelah istirahat sudah dimulai, membuat jalanan koridor sepi dan hanya ada beberapa murid saja yang masih berada diluar kelas, mungkin guru yang mengajar belum datang.
"Jalan lo ga usah kek begitu anjir!" ucap Bulan yang melihat jalan Kira aneh.
Kira tersenyum gigi kearah Bulan, "Ga nyaman anjir! Si Raden belinya yang ga ada sayapnya,"
"Ya elo coba jalannya biasa aja anjai, ga kayak orang habis disunat gitu!"
"Iyee iye bicit amat!"
Cia dan juga Mila memilih untuk diam. Gelengan kepala selalu mereka berdua lakukan disaat pembicaraan Kira dan juga Bulan diluar nalar mereka.
Sesampainya di taman belakang sekolah, keempat nya duduk di rerumputan sambil menghirup sumilir angin yang sangat menyejukkan, membuat siapa saja akan merasa nyaman dan tenang berada disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
DRAFENZO SHAQUILLE
Novela JuvenilVote + follow yakk!!! Joss sakpolee pokoe 😎😎😎 Mampir kuyyy🙏🙏💙 Berbeda dengan Fenzo yang sangat menyukai hitam, sepi dan terkesan mistis. "Maaf." ucapnya lirih sambil melihat foto seseorang di kalung yang dipakainya. "kenapa lo pergi." "lo nin...