Setelah melalui perjalanan yang terbilang sangat memacu adrenalin, mobil hitam milik Fenzo mulai bergerak dengan kecepatan sedang. Rumah mewah bak istana itu mulai terlihat dari pandangan keduanya. Siapa lagi kalau bukan Fenzo dan juga Kira yang saat ini menyenderkan kepalanya dengan tenang pada pelana.
Gerbang besi yang menjulang tinggi mulai terbuka lebar dengan sendirinya karena kehadiran mobil milik Fenzo. Untuk kedua kalinya Kira merasa terkesima dengan pemandangan yang ada di depan matanya. Garasi yang terbilang sangat luas dan bersih, dengan lantai yang mengkilap seperti cermin.
Mobil dengan desain yang aerodinamis dan agresif memberi kesan yang kuat dan sporty itu meluncur masuk ke dalam garasi dengan sangat mulus, mengisi ruangan dengan suara mesin yang terdengar begitu halus.
"Turun!" ucap Fenzo saat mesin mobil sudah mati.
"Ngapain?"
Pertanyaan dari gadis itu membuat Fenzo berlalu keluar meninggalkan Kira di dalam mobil, mulutnya yang terbuka dengan kedua mata melotot lebar. Pintu mobil kembali ditutup dengan begitu kerasnya, membuat Kira lagi lagi menggeram kesal dengan umpatan keluar dari mulutnya. Melepaskan seat belt dengan wajah menahan amarah yang bergejolak dalam dirinya saat ini.
"Bener bener macam tai tuh cowo!" ucap Kira sambil berjalan mengikuti langkah kaki Fenzo yang sudah jauh berada di depan.
Gadis itu sedikit berlari untuk menyamakan langkah kakinya dan juga Fenzo. Keduanya kini berjalan beriringan memasuki pintu besar dengan dominan warna gold, di kedua sisi yang berbeda ada dua pengawal berbadan besar dan wajah datar menunduk ketika Fenzo melewati keduanya.
"Gila, dah cocok jadi ndoro ratu gue!"
Kira yang ada di belakang merasa tidak enak karena dirinya juga diperlakukan seperti itu.
"Mang boleh senunduk itu?" oceh Kira dengan dirinya sendiri.
Gadis itu hanya bisa menggaruk belakang kepalanya sambil menunduk dan terus berjalan memasuki rumah megah itu. Tanpa disadari oleh Kira, Fenzo menghentikan langkahnya secara tiba-tiba. Tepat pada detik itu juga, dahi Kira menubruk punggung Fenzo dengan sangat keras.
"ASTAGFIRULLOH! BANGSAT!" umpat Kira sambil mengelus dahinya yang berdenyut.
Gadis itu menutup mulutnya sendiri secara paksa, seolah sadar dengan apa yang dia ucapkan tadi. Celingukan memperhatikan seluruh penjuru ruangan, adakah orang disini.
"Ada orang ga disini?" ucap Kira hampir seperti bisikan.
"Jalan disamping." bukannya membalas pertanyaan dari Kira, Fenzo malah berucap singkat membuat Kira menaikkan sebelah alis matanya penuh tanya.
"Lo kalok ngomong jangan setengah setengah bisa!?"
Fenzo menghela nafasnya pelan, memilih untuk menarik paksa tas milik Kira agar keduanya sejajar. Kira yang diperlakukan seperti itupun hanya bisa pasrah dengan putaran bola mata malas.
"Nurut!" ucap Fenzo sambil menatap Kira. Gadis itu hanya bisa membalas dengan deheman malas.
Keduanya berjalan dengan langkah bersamaan. Pandangan Kira terus saja menatap sekeliling ruangan, beberapa kali dirinya berdecak kagum dengan kemewahan dari rumah milik cowo datar yang saat ini berjalan di sampingnya. Kira mengikuti Fenzo yang menaiki tangga dengan lantai bercak warna hitam. Tatapannya terhenti tepat di depan bingkai foto besar, terlihat ada lima orang di dalam foto tersebut. Langkahnya terhenti, tertarik untuk mengamati bingkai foto besar itu.
Dua orang paruh baya dengan gender berbeda duduk berdampingan, di pangkuan seorang wanita paruh baya itu ada bayi kecil tengah tersenyum kearah kamera. Disisi kiri dan juga kanan ada dua orang cowo dengan wajah yang sama, yang satu tersenyum lebar dan satu yang lainnya tetap dengan wajah datarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DRAFENZO SHAQUILLE
Novela JuvenilVote + follow yakk!!! Joss sakpolee pokoe 😎😎😎 Mampir kuyyy🙏🙏💙 Berbeda dengan Fenzo yang sangat menyukai hitam, sepi dan terkesan mistis. "Maaf." ucapnya lirih sambil melihat foto seseorang di kalung yang dipakainya. "kenapa lo pergi." "lo nin...