35. Pacar🌿

1.2K 116 1
                                    

Raden berlari menuju market kecil tepatnya di halaman belakang SMA Starlight untuk membelikan sesuatu yang dimaksud oleh Kira tadi.

Dengan menahan rasa malunya yang sangat amat besar, tangan Raden berusaha meraih benda menakutkan itu dengan tangan bergetar hebat.

"Bismillahhirohmaniroh..."

"WOI!"

Raden terjengkit kaget, "Bangkek lo Sat," umpatnya kesal.

Barang yang sudah berada tepat di tangannya terjatuh saking kagetnya.

"Anjir,ngapain lo beli begituan?" tanya Satria menatap takut-takut benda yang akan Raden ambil tadi jatuh tepat di kakinya.

Raden menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal, menatap kesana kemari berharap tidak ada murid-murid lain yang melihat. Akan ditaruh dimana wajahnya nanti.

"Ambilin Sat! Gara-gara lo tuh jatuh." tunjuk Raden kearah benda itu.

Satria bergidik ngeri mendengarnya, "Ogah anjir, lagian ngapain lo beli begituan. Lo Pms??"

Plak

Satu tamparan keras mendarat di kepala Satria, bukannya membuat dirinya meringis kesakitan.

Satria malah terkekeh geli, "Ya lo apaan beli begituan anjir! Hahaha kocak lo,"

Raden yang sudah kelewat malu bercampur kesal langsung saja mengambil benda itu tanpa babibu lalu pergi meninggalkan Satria yang masih asik tertawa.

Untung saja market itu tidak terlalu ramai dikunjungi, para murid lebih memilih jajan ke kantin atas atau kantin bawah.

"Ini saja kak? Ada yang lain?" tanya penjaga kasir, Raden hanya menggelengkan kepalanya.

"Buat pacarnya ya Kak?" tanya penjaga kasir itu lagi.

Raden yang sudah malu tentu saja kesal karena penjaga kasir itu terus saja bertanya.

"Bukan! Itu buat istri gue. Cepetan, ga usah banyak tanya lagi!" ucapnya dengan wajah tanpa ekspresi.

Penjaga kasir itu lantas diam tidak bertanya lagi, menatap takut-takut kearah Raden yang kini menatapnya tajam.

"Totalnya 12 ribu kak!"

Raden memberikan uang yang disebutkan. "Kembaliannya ambil aja," ucapnya lalu pergi keluar dari market diikuti Satria.

Penjaga kasir cewe kelas 10 itu tersenyum senang mendengarnya.

"Asikk tamba-- anjirr! Ini mah uang nya cukup, mana ada tambahan!" ucap penjaga kasir itu.

"Ganteng elid, kasih tambahan sulid. Dasar kakel." cibirnya kesal.

-<->-

"Jelasin dulu napa! tuh benda buat siapa?" tanya Satria masih penasaran.

Raden menghela nafasnya pelan, "Buat pacar gue lah ege!"

"WATTHEPAKK MEN!!" heboh Satria.

"Sana sana lo duluan aja, entar gue nyusul!" ucap Raden.

Satria yang masih syok hanya bisa menatap Raden dengan mulut terbuka lebar.

"Oh iyaa satu lagi! Jangan sampek ada yang tau gue pacaran! Awas lo Satt!!" ancamnya sambil menggerakkan tangannya seperti menggesekkan pisau ke leher.

Satria hanya mengangguk masih dengan mulut terbuka, Raden yang melihat itupun menarik bibirnya tersenyum senang.

"Belalang pintar!" ucap Raden sambil menepuk puncak kepala Satria dengan kerasnya.

DRAFENZO SHAQUILLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang