28. Sedikit Bermain-main🌿

1.1K 127 2
                                    

Fenzo melempar jaketnya asal. Melangkahkan kakinya ke kamar mandi guna menyegarkan badannya.

Selang beberapa menit, Fenzo keluar dengan celana training abu-abu tanpa memakai atasan, membuat otot perut nya terekspos memperlihatkan perut six pack nya. Tangannya sibuk mengusap rambut basahnya sambil duduk di tepi ranjang.

"Cewe gila." desis nya, pikirannya tertuju pada gadis yang beberapa hari ini mengusik ketenangan nya.

Tangan nya sibuk mengotak-atik ponsel yang kini berada di genggaman tangan nya.

"Akira? Not so bad." sudut bibirnya terangkat, menciptakan senyum tipis.

-0^0-

Groakk!!

"Kenyang nya perut gue. Nikmat mana yang engkau dustakan ya Allah."

Kira mengelus perut nya yang terasa sangat kenyang dan terisi. Sendawa keras membuat ketiga sahabatnya dan 2 cowo yang sedari tadi bersama mereka menatapnya tak lupa dengan delikkan sinis.

"JOROK LO RAA!!" ejek Bulan membuat Kira memutar bola matanya malas.

"Sehat ini tuh! Kagak tau aja lo yee." balasnya.

"serahh lo dah raa." Bulan memilih diam dan melanjutkan acara makannya.

"diem diem nih ya, kapan lo mau laporin tuh tua bangka ke kantor satpam?"

"Ngomong-ngomong Pe'a." Gama dibuat kesal sendiri dengan ucapan Bulan.

"nah iyaa itu." cengiran tidak jelas membuat mereka semua memutar bola matanya malas.

"Goblok, laporin ya ke ceff juna yakalik ke kantor satpam." sahut Putra, cowo dengan kalung berbandul salib sambil menyesap vape dengan santai.

"Bego semua." sahut Mila dengan kesal.

"Temen lo Mil." Kira memilih menyandarkan punggungnya tepat di sofa yang kini didudukinya.

"Laporinnya ke kantor polisi lah, Bulan bego deh." sahut Cia yang sedari tadi diam.

"Woilahh bocil lo ngumpatin gue??" kaget Bulan membuat kedua matanya melebar.

Yang lainnya hanya diam memilih menyimak.

"Engga cok." balas Cia dengan permen lolipop setia berada ditangannya.

Bukan hanya Bulan yang dibuat kaget. Kira, Bulan serta Putra juga Gama terkejut sampai tersedak asap vape yang tengah mereka berdua sesap.

"ASTAGFIRULLAH." ucap mereka semua serempak membuat Cia membulatkan mulutnya menatap mereka satu persatu.

"Siapa yang ngajarin ngomong begitu??" tanya Gama sambil mengelus rambut sebahu milik Cia dengan sayang.

"Aku denger aja sih, terus ikut-ikutan." balasnya dengan mulut tersumpal permen lolipop.

Bulan berjalan mendekati Cia dengan mata melotot dan kedua tangan berada di pinggang. "Ngikutin siapa?" Cia menatap Bulan dengan mata berkedip polos.

"Ya kalian." balasnya.

Bulan terduduk di sofa dengan helaan nafas yang terdengar. Kira berdiri lalu mendudukkan dirinya tepat disamping Cia.

DRAFENZO SHAQUILLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang