2. Meet again

6 3 0
                                    

Markas pelangi.
Rumah ksatria.

"Kamu terluka parah, bukankah sudah kularang pergi ke sana!"cloudia cemberut membersihkan luka di punggung keponakannya.

Sunny mengerenyit menahan sakit.

"Seperti mom tidak tau saja, siapa sih yang bisa melarangnya kalau sunny punya keinginan" Gerutu kael.

Sunny memakai kaos atasnya kembali.
"Apa para penduduk yang masuk ke hutan aman?"Tanya sunny pada green yang tadi bertugas membawa para penduduk kota bulan yang sembunyi.

"Ya mereka semua ada di sini, pak tua sedang mengarahkan mereka"Jawab pria berambut hijau.

"Master maroon, green"Ralat cloudia mendelik padanya.

"Iya maaf"ucap pria berambut hijau itu.

"Semua orang di desa pelangi memanggilnya pak tua, dan dia tidak keberatan"Ujar rain santai.

Cloudia menatap galak suaminya.

"Kalau terjadi hal yang buruk padamu, bagaimana kelak aku akan menghadapi light dan flower, semoga keduanya beristirahat dengan tenang.." Gumam cloudia.

Ucapan cloudia membuat Sunny teringat kedua orangtuanya yang telah tiada.

"Tenanglah mom, sunny baik-baik saja, aku dan zen akan menjaganya ya kan zen"kael meminta dukungan.

Zen nyengir mengangguk.

Rain mengalihkan tatapannya ke arah pintu.
Maroon masuk.

"Semua aman, aku sudah memeriksa para penduduk, tidak ada penyusup di antara mereka, green tugasmu berjaga malam ini" Maroon mengingatkan.

"Baik master"ucap green.

"Aku bukan lagi pengajar di noble academy, kau bisa memanggilku pak tua seperti yang lain"Maroon tersenyum.

Green nyengir menggaruk kepalanya yang tidak gatal lalu keluar ruangan.

Rain menatap cloudia yang kini tampak salah tingkah karena malu.

"Storm berhasil merebut desa bayangan, menghancurkan kota bumi dan kini mengincar kota bulan"gerutu kael.
"Liam..Kenapa ayahmu diam saja sih"

Sunny menyentuh bahu kael, agar kael menahan emosinya.

Liam yang semenjak tadi menunduk mendongak ke arah kael.

"Kael, Liam memilih meninggalkan kota bulan karena liam tidak ingin sky berkuasa" Pak tua menatap liam yang berdiri di pintu.
"Tapi kamu tidak bisa bersembunyi terus dari ayahmu"

Liam meraba sebelah wajahnya yang tertutup rambut hitamnya.
Dia mendapatkan luka ini saat bertarung dengan ayahnya.
Bekas luka sihirnya memang sudah tidak sakit namun tidak bisa hilang.
Liam menolak bertarung lagi dan membantu kegiatan sehari-hari di markas tanpa meninggalkan markas pelangi.

"Apa tidak ada cara menyadarkan sky dari pengaruh  zarla"gumam rain.
"Apa kau terluka zen?" Tanya rain pada putra angkatnya.

"Aku baik-baik saja ayah" Jawab zen.

"Kematian zarla, kurasa hanya itu satu-satunya cara agar pengaruh sihirnya hilang"ucap maroon.
"Kalian pasti lelah, beristirahatlah para ksatria, selamat malam dan selamat beristirahat"

"Selamat beristirahat"jawab semuanya bersamaan.

Maroon berteleport.

"Sampai besok"zen bergerak cepat meninggalkan ruangan.

Cloudia dan rain menuju kamar mereka di markas pelangi yang memang bangunan tua bekas penginapan ini merupakan tempat tinggal mereka.

"Kami juga pamit"kael dan sunny bergerak cepat menggunakan ilmu meringankan tubuhnya meninggalkan tempat itu menuju kamar mereka masing-masing.

Ana's DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang