8. Noble academy

3 2 0
                                    

Beberapa hari kemudian.
Noble academy

Mobil yang di kendarai rain tiba di halaman depan sebuah sekolah.

"Terima kasih sudah mengantar"Ucap ana tersenyum.

"Iya sama-sama, maaf kamu tadi di tinggal oleh yang lain..mereka bertugas pagi ini jadi harus datang lebih awal..sebaiknya kamu masuk"saran rain.
"Semangat ana, Kalau butuh bantuan minta tolong kael saja"
Rain masuk kembali ke mobil.

"Ya, sampai jumpa"
Ana melambai pada rain yang melajukan mobilnya menjauh.

Ana mendongak melihat kastil besar di hadapannya..
Noble academy, sekolah ini sebuah kastil bergaya modern.
Ana jadi teringat element academy yang berada di sebuah pulau..
Kalau kastil noble academy seperti berada di dalam hutan dengan banyak pepohonan besar dan tinggi di sekelilingnya.
Lumayan jarak dari markas pelangi ke sekolah kalau harus pakai sepeda.

Ukiran tulisan noble academy terdapat di pintu utama..
Tapi kenapa sepi sekali..
Ana berjalan memasuki aula membuka pintu kayu besarnya dan terpana melihat murid-murid sudah berbaris rapi menghadap podium.
Seorang pria berusia dua puluhan tampak berdiri dan berbicara.
Headmaster ice..
Rasanya aneh melihat beliau berpakaian modern..
Master yang lain juga ada..
Ertha, erif, rai dan..
Haze..

Ana melihat barisan rapi para murid..
Rupanya bel masuk sudah berbunyi dari tadi..
Gue datang terlambat.

Saat ana masuk semua mata memandang ke arahnya.
Para murid berbalik badan menatapnya..
Di antaranya berbisik sambil menunjuk.

Termasuk guru-guru noble academy yang berada di kiri kanan podium.

Waduh..
Ana menelan ludah.

"Perhatian.. "Suara dari speaker membuat para murid kembali melihat ke arah kepala sekolah.

Seorang cowok tampan berjalan mendekati ana.
"Hukuman berlari keliling lapangan bola dua kali bagi yang terlambat"ujarnya.

Ana menatap wajah yang di kenalnya.
Kael.
Kael memakai seragam warna biru tua dengan celana hitam dan di jasnya ada bintang emas dengan huruf A.
Semua yang memakai bintang berbaris paling depan..
Mungkin yang berdiri paling depan semacam ketua kelas batin ana.
Ana melihat ada lima barisan.
"Aku kan murid baru masa udah kena hukuman"Bisik ana pada kael.

"Ikuti aku"Perintahnya mengacuhkan perkataan ana.
Aduh baru juga datang udah di suruh lari..
Sia-sia mandi pagi biar wangi..
Keringatan lagi ini sih batin ana berjalan mengikuti kael menuju lapangan.

Ana melihat dari kejauhan.
Ternyata saat di lapangan bola..di belakang kastil sudah ada lebih dulu yang sedang berlari.

"Hahaha apa susah buat saudara angkat kamu datang lebih pagi"ucap seorang cewek cantik berambut ikal panjang pada kael.
Cewek ini memakai seragam warna hijau dan lencana bintang dengan huruf C.
Ana dan kael melihat cowok yang sedang berlari.

"Saudaramu itu kenapa selalu terlambat sih"gerutunya heran.
"Bukannya kalian tinggal satu rumah, aneh sekali"

Kael nyengir.
"Kurasa zen lebih memilih berlari dari pada berdiri selama setengah jam dan mendengarkan ocehan kepala sekolah tentang peraturan sekolah"

Ana tertawa pelan.
Zen memang tipe yang tidak akan menurut dengan peraturan.
Dia pasti ke kantin baru ke aula jadinya telat tebak ana melihat zen berhenti lari sebentar dan memakan sosis dari jauh.

Katie menatap ana yang tertawa.
"Hai, aku katie" Sapa katie ramah.
Dia cantik sekali batin katie.

"Aku ana" Ana balas tersenyum.

Ana's DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang