29. Ups

6 1 0
                                        

Budayakan kasih ⭐
Hargai lelahnya mengetik dan berfikir

Terima kasih.

                                        ***

"Final pertandingan basket Star High School vs Antariksa School"gumam ana membaca spanduk besar di pintu luar ruangan basket.

Ana mendengar suara tepuk tangan dan sorak sorai.

Ana masuk ke dalam.
"Wah ramai sekali"

Terdengar suara dukungan untuk masing-masing tim dari bangku penonton.

PRiiiiit..
Suara peluit menandakan babak pertama sudah selesai.

"BIDADARI" Chio berteriak lalu berlari menghampiri ana yang berdiri di pinggir lapangan dekat pintu masuk.

Al mengikuti berjalan santai ke arah ana.

Teriakan chio membuat semua melihat ke arah ana, terutama fans The  'A'

Ana melambai ke arah chio dan al.

"Hah bidadari..mana bidadarinya.."

"Siapa itu"

"Cantik banget"

"Murid sini, kok gue baru lihat"

"Aduuh hati saya meleleh karena parasmu"

"Jangan bilang itu pacarnya chio.. Tidaaaaak"

Afkar yang juga baru muncul menghampiri ketiganya.
Tadi afkar mencari ana dan menemukan ana di kantin lalu mengikuti dari belakang.

"Ana, kok loe baru datang?" Tanya al mengelus kepala belakang ana.

Tindakan al membuat separuh murid yang memperhatikan mereka terutama murid perempuan histeris.

"Tadi ke kantin dulu"ana menunjukkan kantung kresek putih yang berisi beberapa botol minuman ringan lalu menyerahkan pada al tapi chio yang mengambil.

"Terima kasih bidadariku, tau aja kalau gue lagi haus" Ujar chio mengambil satu lalu langsung membuka tutup botolnya dan meneguknya.

Al melakukan yang sama.

Ana melihat papan skor, star high school masih memimpin dan ana bisa menebak pasti akan menang.

"Luka loe gimana?" Tanya chio.

"Udah baikan"jawab ana tersenyum.

Deg..

Cantik..
Ketiga cowok di depan ana menatap ana dengan muka memerah.

"Ana ponsel loe" Pinta chio.

Ana mengambil ponsel di dalam tasnya.
"Ini, buat apa?" Ana menyerahkannya pada chio.

Chio mengetikan nomornya lalu menelepon ponsel miliknya yang chio simpan di tas di dalam loker.
Sekarang gue punya nomor ana batin chio.
"Itu nomor gue, sekarang loe punya nomor gue juga selain nomor al, kalau ada buaya yang ganggu loe hubungi gue"

"Lagi ngomongin diri sendiri"Sindir al.

Chio cemberut.

"Okay" Ana menahan tawa lalu memberikan ponselnya pada afkar.
"Nomor loe juga masukin" Pinta ana menyerahkan ponselnya pada afkar.

"Hm.. Eh" Afkar yang kebiasaan baru tersadar kalau menjawab ana dengan hm.

Ana menahan tawanya gemas dan hanya tersenyum.
Dia pasti takut gue cium lagi.

Ana's DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang