Lanjuuuuut..
Jangan lupa ⭐
Happy reading
***
"Kael.. Ah.. Ah sudah cukup" Ana berhenti mencium, tangannya menyentuh langsung dada kael karena kemeja yang di pakai kael belum terkancing bagian atasnya.
Ana merasakan jantung kael yang berdebar kencang.Ana tertegun memandang wajah kael.
Kenapa gue ingin sekali menciumnya lagi batin ana.
Ini gawat..
Mulut dan hati gue nggak sinkron.Kael menelan ludah..
Dirinya kini amat bergairah.
Kael mencium ana lagi membuat ana terdiam.Kael merebahkan tubuh ana ke tempat tidurnya.
Kael berpindah mencium leher ana, tangan kael menyibak rok, meraba dan membelai lembut paha ana, membuat ana mendesah.
"Hmm..""Aku menginginkanmu" Gumam kael mencium leher ana lagi.
Bagaimana ini..
Gue menikmatinya batin ana.
Kalau di lanjutkan..
Gue nanti bisa-bisa malah bercinta dengannya..
Tidak ana.
Sudah cukup.
Ana berusaha fokus.Ana mendorong pelan tubuh kael yang kini berada di atasnya.
"Hentikan kael" Ucap ana.Kael berpindah, berbaring di sebelah ana, kael menghela nafas berat, berusaha mengatur nafasnya dan debaran jantungnya.
"Maaf aku nggak bisa mengontrol diriku"ujar kael.
"Ini salahku, aku yang memulai lebih dulu"sesal ana.
"Ini adalah hadiah ulang tahun terindah selama aku hidup" Kael tersenyum menengok ke arah ana yang juga sedang menatapnya.
"Andai saja ulang tahunku setiap hari"Ucapnya nyengir.Dasar pria..
Ana tersenyum.Shit..
Celanaku jadi sempit gimana ini pikir kael.Ana merona membaca pikiran kael lalu bangkit dari tempat tidur bertepatan dengan Zen yang menerobos masuk kamar kael.
"Kalian sedang apa, kenapa lama sekali" Zen menatap curiga kael dan ana.
"Kenapa zen?" Tanya ana.
"Makan malam sudah siap"
Zen masih memandang dengan curiga keduanya."Kurasa aku tidak perlu makan malam, aku sudah kenyang karena hadiah dari ana" Ucap kael iseng.
"Memang ana kasih makanan apa, memang enak ya bagi dong?"tanya zen menatap ana dan kael bergantian.
"Lebih dari enak..rasanya sangat lembut" Ucap kael sengaja bikin zen penasaran.
Ana merona.
"Apa sih kasih tau dong!" Zen mendesak kael.
"Rahasia"kael tertawa.
Ana yang malu menghindari menatap kael dan zen lalu berjalan cepat keluar kamar.
"Ana tunggu, bareng.." Zen mengejar ana.
Kael tersenyum menyentuh bibirnya.
Malam hari.
Ana yang baru mandi berpapasan dengan liam di pintu.
"Kamu udah selesai?"tanya liam.
"Iya"
Liam baru mau masuk kamar mandi saat ana bertanya.
"Maaf, Aku belum memberimu kado, kamu mau kado apa?"Liam berbalik badan memandang ana.
"Kamu berkali-kali menolongku bahkan menghilangkan bekas lukaku, sungguh keterlaluan kalau aku masih meminta kado darimu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ana's Destiny
Fantasía(Ana yang menghilang setelah dari pemakaman soobin menuju dimensi aura) Tanpamu.. Seluruh dunia tampak memutih Apakah kamu lupa dengan janji yang pernah kamu buat. Mengapa kamu menyerah begitu cepat di depanku. Kamu melakukan ini dengan sangat muda...