Beri semangat aku, tekan ⭐nya ya
Makasih
⭐⭐⭐
Malam hari.
"Selamat datang untuk berapa orang?" Seorang pelayan wanita tersenyum menghampiri al, afkar dan ana yang masuk ke sebuah cafe.
"Empat" Jawab Al.
Wanita itu lalu menunjukkan kursi untuk empat orang lalu setelah itu memberikan buku menu.
"Mau pesan apa?" Tanya pelayan itu ramah.
"Nanti, masih tunggu teman" Ucap Al.
Pelayan itu mengangguk lalu pergi.
"Si chio mana lama amat" Ujar al.
Mereka memang tidak berangkat bersama dan langsung janjian di cafe.
Al berangkat dengan ana lalu bertemu afkar di parkiran cafe."Pesan duluan aja kalau loe lapar" Ucap al pada ana.
Ana baru akan menjawab namun chio muncul dengan wajah cemberut.
"Sorry"ujar chio.
Ketiganya langsung paham kenapa chio berwajah masam setelah melihat seorang cewek berjalan mengikuti di belakang chio.
"Hai afkar" Sapa chelsea tersenyum manis lalu duduk di sebelah afkar.
Afkar tidak merespon membuat chelsea cemberut.
Al mendelik pada chio.
Ngapain loe bawa nenek lampir begitu kira-kira arti tatapan al."Sorry al, nyokap gue yang minta gue ajak chelsea"ucap chio pada al sambil menarik satu kursi lain agar bisa duduk di meja yang sama.
Chio memang nurut banget sama mamanya."Gue udah lama pengen ke cafe ini, wah tempatnya bagus ya" Chelsea merebut buku menu di tangan ana sambil tangannya memanggil pelayan.
Chio menatap ana meminta maaf.
Ana tersenyum mengangguk memahami.
"Mau pesan apa?" Tanya pelayan wanita.
Chelsea terpana membaca tulisan asing di buku.
Lalu menunjuk beberapa dengan asal.Pelayan itu langsung mencatat.
Al, chio dan afkar pun mengerutkan dahi melihat tulisan yang ada di daftar menu.
"Menu spesial cafe" Ucap afkar.
"Samakan" Ujar al dan chio mencari aman karena tidak paham bahasa di menunya.
Pelayan itu lalu mengalihkan pandangan pada ana.
"Lama ya, kenapa? nggak ngerti bahasanya, nggak biasa makan di cafe mahal!" Sindir chelsea pada ana.
Ana nyengir.
Dirinya memang sedang melihat-lihat menu.
Chelsea nggak tau aja..
Ana kan bisa semua bahasa mana mungkin tidak paham."Ho ordinato un toast con gelato alla vaniglia e un bicchiere di succo d'arancia"ucap ana lancar membuat yang lain menatap ke arahnya.
Pelayan itu bengong.
Wanita pemilik cafe yang kebetulan ada di dekat mereka tersenyum lalu berkata pada pelayannya.
"Nona cantik ini pesan roti bakar dengan es krim vanila dan segelas jus jeruk"Pelayan itu mengangguk mengerti lalu pamit setelah mencatat.
Pemilik cafe tersenyum pada ana, ana membalas senyumnya.
"Bidadari bisa bahasa itali?" Chio menatap ana kagum.
"Sedikit"jawab ana.
Alkael mengelus kepala ana lembut lalu berbisik.
"Tinggal menguasai dua bahasa lagi agar bisa memenuhi syarat"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ana's Destiny
Fantasy(Ana yang menghilang setelah dari pemakaman soobin menuju dimensi aura) Tanpamu.. Seluruh dunia tampak memutih Apakah kamu lupa dengan janji yang pernah kamu buat. Mengapa kamu menyerah begitu cepat di depanku. Kamu melakukan ini dengan sangat muda...