Ana menatap kael.
"Kenapa kamu memanggil namanya seakan lava adalah temanmu?""Ah iya juga, mungkin karena itu memang nama ayahnya eva" Kael menyentuh bahu ana.
"Sebelum tidur ganti pakaian dulu, selamat beristirahat ana"
Kael hendak beranjak pergi namun ana menahan tangannya.
"Ada apa?"Ana terdiam lalu menunduk.
Kenapa gue menahannya ya..
Gue ingin bersamanya.
Ana bangkit dari tempat tidur dan memeluk kael.Kael terkejut.
"Ana, kenapa tiba-tiba.."Ana tidak menjawab dan memeluk erat kael.
"Apa terjadi sesuatu?" Kael mematung.
"Aku hanya ingin memelukmu, izinkan aku memelukmu sebentar aja" Pinta ana.
"Ya" Jawab kael membalas pelukan ana, jantungnya berdebar kencang.
"Ehem"cloudia dan rain berdiri di lorong.
Pintu kamar ana memang tidak tertutup jadi keduanya yang kebetulan lewat bisa melihat yang terjadi di dalam kamar.Kael hendak melepaskan pelukannya pada ana, namun ana masih memeluknya erat dan tidak mempedulikan rain dan cloudia.
"Ini sudah malam kael, kembali ke kamarmu!"perintah rain.
"Biarkan mereka, kita ke kamar saja, aku lelah sekali"cloudia menarik tangan suaminya.
"Tapi, mereka itu.. "Suara rain lenyap karena keduanya sudah masuk ke kamar mereka.
"Ana, dad benar, ini sudah malam sebaiknya kamu beristirahat"ucap kael.
Ana menghela nafas berat lalu melepaskan pelukannya pada kael dengan hati yang masih tidak rela.
"Kamu tidak suka aku memelukmu?" Tanya ana.Kael terkesima.
"Bukan begitu hanya saja.."
Kael tidak mengerti dengan sikap ana.
"Bukankah kamu hanya menganggapku teman?""Memangnya teman tidak boleh berpelukan" Ucap ana duduk di tepi ranjang dengan wajah cemberut.
"Entahlah, aku tidak pernah memeluk teman wanitaku sebelumnya, aku tidak memeluk katie atau eva bahkan teman priaku juga tidak pernah aku peluk"ungkap kael mengingat-ingat cara pertemanannya selama ini.
Ana menghela nafas berat.
"Maaf"Kael duduk di sebelah ana.
"Maaf buat apa?""Karena aku memanfaatkanmu" Ana menatap kael.
"Aku amat merindukan sky"
Ana menangis terisak..
"Sangat rindu.."
Kael mirip sekali dengan sky batin ana.Kael merengkuh ana dalam pelukannya.
"Kamu boleh memanfaatkan aku, melakukan apapun padaku tapi aku mohon jangan menangis ana, ini membuat hatiku seperti tersayat pisau"Ana mendongak menatap kael.
Kael menghapus air mata di pipi ana dengan jemarinya."Apa kamu mencintaiku?"tanya ana.
"Bukankah aku sudah pernah mengatakannya padamu"
Kael menatap ana.
"Aku mencintaimu ana""Apa aku boleh menyentuhmu?"tanya ana.
Kael merona, jantungnya mendadak berdebar kencang.
"Menyentuh, maksudnya?"Ana mendekatkan wajahnya.
Kael bisa melihat bulu mata ana yang basah dari jarak sedekat ini.
Kael menelan ludah.
Wajah ana semakin dekat, kael memejamkan matanya."Ceklek"
Terdengar suara pintu terkunci.
Ana menggunakan telekinesisnya untuk membuat pintu kamarnya menutup dan terkunci dari dalam.Ana mencium kael.
Kael membalas ciuman ana.
Ana mendesah saat jemari kael membelai punggungnya.
Ana berpindah duduk di pangkuan kael.
Keduanya masih berciuman.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ana's Destiny
Fantasía(Ana yang menghilang setelah dari pemakaman soobin menuju dimensi aura) Tanpamu.. Seluruh dunia tampak memutih Apakah kamu lupa dengan janji yang pernah kamu buat. Mengapa kamu menyerah begitu cepat di depanku. Kamu melakukan ini dengan sangat muda...