24. Last chance

2 2 0
                                    

Lanjut ga nih..
😁

⭐ jangan lupa

                                         ***
Kamar sky

"Yang mulia bantu hamba.."pinta storm.

Avagar mendengus marah.
"Kau lanjutkan menggambar dan jangan mencoba macam-macam"

Avagar berjalan ke arah storm dan menaruh telapak tangannya di punggung storm agar maroon tidak bisa menembus tamengnya.

Ana hampir selesai menggambar simbolnya saat  terdengar suara memanggil namanya.

Ana..

Ana..

Ana menoleh ke sebelahnya

Ana melihat roh kael berdiri menatapnya.

Ana menahan tangisnya.
Tidak ini tidak mungkin..
Roh kael meninggalkan tubuhnya.
Ana menyadari yang telah terjadi.
Kael telah tiada..

Jangan menangis ana ucap kael.

Ana hendak menyentuh kael namun gagal.
"Jangan pergi" Ucap ana yang sudah tidak bisa membendung lagi air matanya.

Selamat tinggal ana..
Aku mencintaimu.

Roh kael menghilang.

Ana terjatuh terduduk di lantai.

Avagar yang mendengar suara tangis menghampiri ana.
"Selesaikan gambarnya!"

Ana tidak menghiraukannya.

Avagar menjambak rambut ana.

Membuat ana berdiri dari duduknya.

Ana menatap tajam avagar.

"Jangan terlalu bersedih karena kematiannya, aku akan membiarkanmu hidup dan menjadi selirku jika kau menurut" Avagar menyeringai menyadari kalau kael sudah tiada.

Ana menampar pipi avagar.

Avagar tertawa.
Tentu saja karena tamparan ana yang tanpa kekuatan hanya membuatnya serasa di belai.

"Siapa lagi yang harus aku bunuh selanjutnya liam, zen, green atau si tua sialan itu, selesaikan gambarnya!"
Tatapan avagar sangat menyeramkan.

Ana tidak protes lagi lalu melanjutkan gambarnya.
"Sudah selesai" Ucap ana.

Avagar tampak senang.
"Storm kemari, sentuh simbolnya!"

Storm tampak ragu ingin menolak.
"Yang mulia.."

Ayo sentuh batin ana.

Avagar menatap curiga ana.
"Apa kau mencoba membohongiku?"

"Tidak, kau lihat sendiri dengan yang ada di jurnal, simbolnya sama persis kan"ucap ana.

Avagar menatap ana mencoba membaca pikirannya namun ana mengosongkan pikirannya dan fokus pada tubuh kael yang tergeletak di lantai.
Sky..batin ana.

Mata ana terbelalak saat tubuh kael bergerak pelan dan mencoba berdiri.
Roh sky mengambil alih tubuh kael.

Avagar terpana begitu pula storm

"Bagaimana bisa kael bisa hidup kembali"gumam storm.

"Itu sky"ucap avagar.
"Jangan senang dulu ana, aku bisa membunuhnya lagi"
Avagar mencengkram leher kael.

Storm tertawa.
"Dia hanya hidup untuk kembali mati hahaha"

"Tidak jangan bunuh dia, aku akan menguji simbolnya, aku akan pergi"ujar ana.

Ana's DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang