Empat

2.2K 349 40
                                    

Berlalu, waktu tak berkenan ditempatnya selalu, ini sudah 3 hari semenjak kejadian itu, rasa ingin menggebu di hatinya namun tidak mampu, entah apa yang membuat Freen berada di rumah seharian ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berlalu, waktu tak berkenan ditempatnya selalu, ini sudah 3 hari semenjak kejadian itu, rasa ingin menggebu di hatinya namun tidak mampu, entah apa yang membuat Freen berada di rumah seharian ini.

Seperti kecanduan, Ia benar-benar menginginkan darahnya mengalir dengan sangat, namun Ia tidak ingin ada pertanyaan setelahnya, atau bahkan Freen yang akan memakinya karena itu.

"Kau bisa berhenti mondar mandir? Kau makan saja, duduk di sana jangan di hadapanku. "

"Aku tidak lapar Kak. "

"Lalu apa yang Kau mau? keluar? silahkan. "

Wajah jengah itu terlihat, namun itu justru membuat Becky takut, Ia terpaksa duduk di bangku ke 5 cukup jauh dari Freen.

"Pat belum pulang?"

"Belum. "

"Apa Kakak akan di rumah lagi hari ini?"

"Iya, "

"Apa Aku boleh punya kamar sendiri Kak?"

Kening Freen berkerut, bertahun-tahun lamanya, baru kali ini Becky menginginkan dirinya sendiri, dan ini juga bentuk permintaan pertama gadis itu semenjak pernikahan Mereka.

"Kamar kecil di dekat gudang juga tidak apa Kak. "

"Itu kamar pembantu, dan jauh dari rumah utama. "

"Tidak masalah, Aku harus keluar rumah untuk menuju kamar Ku. "

"Kau menginginkan tidak satu kamar denganku?"

"Bukan begitu Kak, tapi sepertinya ada baiknya Aku sendiri. "

Freen mengangguk, Ia mengemasi barangnya, lalu Ia berjalan menuju pintu, yang membuat Becky bingung seketika.

"Ya sudah, Kau di sini saja, Aku yang akan ke kamarku dengan Pat, tapi kalau Pat sudah mau menginap di sini, berarti Aku bisa tidur dengannya,  karena Kau yang mau kamarmu sendiri kan?"

Hatinya terluka lagi, perkataan yang tidak pernah Freen ucapkan, namun kali ini Ia dengan jelas mendengarnya.

"Kak. "

"Bahkan Kau tidak ada hak untuk melarangku melakukan apapun. "

Ia terdiam seketika, kepalanya tertunduk sedalam-dalamnya, tangis itu bahkan tak lagi miliknya, Ia terlalu tidak punya nyali untuk apapun yang ingin dirinya lakukan.

"Kadang Aku ingin menghilang saja waktu itu, jika Aku tau, ternyata Aku yang terjatuh paling serius dalam hubungan ini. " Gumamnya pelan.

Sementara di luar sana Freen berjalan dengan gontai menuju kamarnya, Ia tidak tau hal apa yang membuatnya begitu marah saat Becky menginginkan kamarnya sendiri, bahkan sedari awal seharusnya begitu, lalu apa lagi?.

"Non, mau dibikinin apa?"

"Latte, "

"Non Pat?"

"Pat masih si Jogjakarta Bi. "

Backburner (Freenbecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang