Terkadang, langit senang mengkhianati bumi, hujan rintik itu mulai membasahi tubuhnya dalam penantian.
Dalam genggamannya masih ada bunga dengan tulisan selamat atas kelulusan, namun sampai senjapun, tidak seorangpun Ia temuin di sana.
Saat harap berganti dengan cemas, namun seketika hancur lebur karena nyatanya, yang menang hanya yang ada dalam isi kepalanya.
Memejamkan matanya sejenak, saat tubuh lain mendekapnya erat, menghangatkannya, membuat semua pikiran buruknya terlupakan, namun sekali lagi Ia harus menerima dikhianati oleh takdirnya, ternyata bukan Dia orangnya.
"Patr... ah Becky?"
Senyuman itu kusut terlihat, karena bukan pemiliknya, Becky menunduk seketika saat Ia sadar satu hal, ini bukan lagi hal sepele.
"Pulang Kak, udah gak ada orang lagi. "
Apakah Ia harus menemui takdirnya? Bersama dengan orang yang tidak ada dalam inginnya?, orang yang katanya menjadi satu-satunya penyelamat untuk perekonomian Mereka?.
"Hmm. "
Mencintai mahasiswinya sendiri, Freen adalah dosen seni rupa murni, memiliki imajinasi luat tentang suatu karya, menjadi sisi terbaik dalam hidupnya, saat semua karyanya mendadak memiliki makna, Patricia mampu membuatnya berbinar, namun kali ini, Ia tau bagaimana batasannya berjalan, gadis itu memutuskannya hanya karena tau jika Ia sudah dijodohkan dengan seseorang, dengan kembarannya sendiri.
Tidak pernah bersama dengannya selama ini, Patricia dan Becky hidup dengan pilihannya masing-masing. Pat, seperti itu Ia di sapa hidup dengan sederhana bersama sang Bunda, sementara Becky hidup bergelimang harta dengan sang Ayah dan Ibu barunya.
Keduanya tidak pernah sama, Pat terlalu ceria untuk Becky yang tertutup, Freen menyukai Pat, aura positifnya, kesukaannya, semua tentangnya, namun siapa sangka jika takdirnya berlabuh ke arah lain, saat perusahan sang Ayah mengalami kehancuran bahkan menyelamatkan sang Ayah dari kematian, hanya keluarga Prayoga yang membantunya, tidak lain Ayah kandung Mereka.
Lukanya berbeda sekarang, saat Ia mencintai Pat dengan sangat, namun harus kehilangannya hanya sebuah alasan balas budi, yang harus mengorbankannya, perasaannya, cintanya bahkan hidupnya.
Fisiknya sama, namun tidak dengan perasaannya, Becky terlalu diam untuknya yang berisik, Becky terlalu kaku untuknya yang suka mencoba banyak hal.
Menikahinya, lucu jika Ia ingat saat itu, dengan rasa penuh keterpaksaan, Ia menjadikannya Becky istrinya, namun membayangkan Patricia di dalam pelukannya, selamanya.
"Kak...
"Hmm?"
"Mau beli buku, boleh turunin di sini?"
"Oke. "
Mobil itu berhenti, namun bukan ini yang Becky inginkan, namun apa yang Ia harapkan dari sikap Freen?, semuanya bukan miliknya, jadi untuk apa Ia berharap banyak soal itu semua?.
Senyumnya masih sama, sama seperti rasa sakit di dalam hatinya, 7 bulan pernikahan Mereka, Ia masih tidak pernah mendapatkan perhatian apapun, bahkan sikap baik Freen tak pernah Ia jumpai.
Hubungannya dengan Pat juga tidak jauh beda, seperti sedia kala, bahkan Mereka memutuskan hubungan persaudaraan sama seperti Ibu dan Ayahnya memutuskan untuk bercerai.
Pat yang memulai, karena Ayahnya hanya ingin Becky bersamanya, Pat sangat mirip dengan sang Ibu, membuat Pra tidak ingin membawa Pat bersama dengan Mereka, Pra ingin menghapus kenangan mantan istrinya itu dalam isi kepalanya, dan Becky memiliki sifat yang sama persis dengannya, pintar dan diam, membuat Pra jauh lebih menyayangi Becky dibandingkan dengan Pat, walaupun wajah Mereka sama terlihat, namun tidak dengan sifat yang mampu dilihat.
"Kak, bukuku sudah terbit, itu tentang Kamu, apa suatu saat, Kamu membacanya?, dan mengerti betapa Aku tidak baik-baik saja dengan pernikahan ini?"
Becky dengan dunia halusinasinya, jurusan bahasa sastra Indonesia yang Ia pilih membawanya di tempat ini, seorang penulis rahasia yang memiliki 5 juta pembaca di platfom berbayarnya, bahkan beberapa karyanya termasuk best seller di toko-toko buku terkenal.
Tidak banyak yang tau siapa "Sekala senja. " Itu, yang Mereka tau hanyalah semua karya yang mampu membuat siapapun merasakan kasihan kepada tokoh utama, yang selalu kehilangan kebahagiaannya.
Malam ini dingin, hujan masih deras, bahkan Freen tidak menyadari jika Becky hanya membawa dirinya untuk turun, dan sekarang, gadis itu kehilangan cara untuk kembali pulang.
"Kenapa gak bawa handphone tadi ya, padahal pas turun terus tinggal tarik tasnya, udah, sekarang mau pesen ojolpun gak bisa, gak ada Hp nya. "
Jauh, sangat jauh, namun Ia masih tersenyum, entah bagaimana isi kepalanya bekerja, yang gadis itu tau, senyum mampu membuat keadaan baik-baik saja.
Merasakan perih di bagian tumitnya, kakinya lecet, karena sepatu baru itu, Becky lupa kalau Ia tidak terlalu pandai dengan sepatu loafers ini.
"Padahal pake sneakers tu lebih nyaman, tapi semua sepatu yang Freen beliin itu loafers, katanya Pat lebih suka sepatu model itu, padahal sakit banget makeknya, kan keras. "
Becky mendadak menaruh Freen di atas kepalanya, karena menurutnya, pernikahan itu hanya sekali seumur hidup, Ia tidak ingin mengulang apa yang sudah Ayah dan Bundanya alami, Ia ingin menciptakan keluarganya sendiri, dengan Freen yang pertama dan terakhir, bagaimanapun berjalan, Ia akan tetap mempertahankannya, sesakit apapun nanti.
Hay, ceritanya mungkin mainstream ya, rada-rada mirip kayak see me as Becky, cuma semoga Kalian suka, di sini menghalalkan pernikahan sejenis (awas salah lapak), Peluk Backburner yang erat ya, ayaflu 🫶🏻🫶🏻🫶🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Backburner (Freenbecky)
Romance(GXG⚠️) I won't ever mind crisping up on your backburner.