Jatuh cinta yang sederhana, saat senyum mampu mengobati semua kegundahan yang ada, mungkin bahagia yang sudah lama tak lagi Ia rasakan, suasana hati bingung yang sampai saat ini membelenggunya dengan kuat.
Ia melihat dari kejauhan, bagaimana gadis yang duduk di ujung ruangan, dengan kedua kaki yang terborgol kiri-kanan, begitupun dengan tangan kirinya, yang bebas hanya tangan kanannya, agar memudahkan gadis itu untuk mengetik tentang berisiknya isi kepala dalam lembar demi lembar di layar laptop miliknya itu.
Beberapa kali Flo melihat bagaimana kening itu berkerut, bagaimana teether itu Becky gigit dengan keras, bagaimana tangan kanannya memukul kepalanya kuat, namun Flo hanya menontonnya, bukan tidak ingin menolongnya, Ia hanya tidak lagi ingin Becky menyimpan semua emosi kesal di dalam kepalanya sendirian.
Part pertama yang Becky upload di platform baca pribadinya, mendapatkan banyak respon positif dari para pembaca, bagaimana kisah gadis Backburner itu untuk sembuh mulai dilirik kisahnya.
Di luar sana banyak yang kurang beruntung sama sepertinya, bagaimana menjadi pilihan dalam suatu hubungan itu mungkin saja membuat kisah di dalam cerita yang Ia tulis, menjadi kisah yang mampu masuk ke dalam pikiran mereka.
"Dok?"
"Eh hay, udah selesai nulisnya. "
Becky mengangguk, Ia tersenyum memamerkan payment pertamanya, $200 pertamanya bulan ini, Flo bangga dengan pencapaian gadis itu saat ini.
Setelah hari itu, di mana Flo meminta Freen dan Pat berdamai dan berlaku baik kepada Becky, mereka mengabulkannya, hanya sesekali datang saat Freen merasa terganggu dengan orang-orang yang menghina Becky dan Pat juga datang untuk menjambak siapapun yang membuat Becky menangis karena mereka yang merendahkan gadis itu.
"Mau aku traktir apa?" Tanya gadis itu antusias.
"Mie ayam?" Jawab Flo seadanya.
"Tsk, males banget gak dokter Nami gak dokter Flo hobby banget makan mie ayam. "
Dokter cantik itu terkekeh, mengusap kepala Becky dengan gemas, lalu duduk di sebelah gadis itu bersama milk shake cookies and cream kesukaan Becky.
Mata berbinar itu terlihat lucu, bagaimana Ia menginginkan minuman manis kecintaannya itu, selama ini konsumsi gula yang sangat dibatasi, membuatnya harus puas dengan air putih saja setiap hari.
"Hadiah karena kamu bisa kontrol Freen dan Pat selama sebulan penuh. "
"Apa aku bisa sembuh?"
"Bisa dengan minum obat seumur hidup. "
Wajah murungnya mulai menyakiti perasaan Flo, tidak ada yang mampu dokter lakukan lagi untuk pasien skizofrenia, Ia hanya mampu menolong untuk mengurangi gejala dan meminimalisir akibat dari kumatnya penyakit itu, dengan bantuan semua obat-obatan yang Becky konsumsi, dan menciptakan lingkungan yang positif untuk gadis itu, akan sangat membantu proses pemulihannya.
"Apa aku boleh menggantikan Freen di hati kamu?"
"Maksudnya?"
"Bolehkan aku menyukaimu?"
Becky menyemburkan minuman yang baru Ia teguk itu, melotot tidak percaya dengan apa yang baru saja Ia dengar dari dokter cantiknya ini, dokter yang Ia kenal dewasa dan kaku, tidak bisa mengekspresikan perasaan apapun, bahkan memahami isi kepalanya saja Becky tidak mampu.
"Dokter jangan bercanda. "
"Awalnya iya, tapi akhirnya saya serius dengan ucapan saya. "
"No way. "
Tidak ada yang Ia dustakan, Ia tertarik pada gadis sederhana ini, tidak peduli bagaimana rumitnya jalan pikirannya, tidak peduli bagaimana rusaknya mental dan emosinya, tidak peduli dengan semua hal buruk yang terjadi dalam hidupnya, tidak peduli dengan bagaimana isi kepala Becky bekerja, satu-satunya hal yang Ia pedulikan hanyalah, Ia ingin menjadi salah satu orang yang menjadi alasan keinginan Becky untuk sembuh.
"Dunia aku gak menarik dok. "
"Siapa bilang?"
"Orang dengan penyakit mental sepertiku, tidak layak untuk dicintai. "
"Kata siapa?"
"Spekulasiku sendiri. "
Genggaman itu Ia eratkan, senyuman yang terlalu kaku, Flo tau, ini kali pertama Ia merasa berdebar di dekat orang lain, Ia sudah terlalu terganggu dengan Becky yang mengisi isi kepalanya setiap hari, bahkan Ia sering gundah jika tak melihat gadis itu.
Entahlah, bagaimana perasaan ini bekerja, Ia hanya menikmati setiap sensasi getar yang hatinya ciptakan untuk Becky, bagaimana Ia berdebar untuk setiap saat pertemuan mereka.
"Kau pantas untuk dicintai, bahkan oleh siapapun, bahkan Tuhan saja tidak melarang siapapun untuk jatuh cinta. "
"Hmm, tapi aku seorang penderita skizofrenia. "
"Memangnya kenapa dengan itu?"
"Banyak wanita lain yang lebih layak untuk mendapatkanmu. " Becky tertawa dengan hal yang menurutnya lelucon ini, namun berbeda dengan dokter cantik itu, ini bahkan hal yang paling serius yang pernah Flo katakan seumur hidupnya.
"Jadi kau tidak mau dengan saya?"
Tawa Becky berhenti seketika saat suara itu terdengar rendah, menatap mata Flo jauh lebih dalam, benar, Becky menemukan jawabannya, dokter cantik itu tidak sedang bermain-main dengan ucapannya.
"Dokter? beneran?"
"Freen tau kok. "
"Huh?"
"Pat juga dukung, menurutmu, Pat menjadi baik itu karena apa?, karena kau sudah ada yang menyukai, dia tidak perlu takut lagi Freen akan berpaling. "
Kehabisan kata-kata, bahkan alter egonya sendiri sudah bersekongkol untuk hal ini, yang bahkan seharusnya, dirinya lah yang pertama kali harus tau semua ini.
"Gimana?"
"Apanya dok. "
"Bec?, saya gak perlu ajuin proposal sama kamu kan? cuma buat minta kamu jadi pacar saya?"
Kau tau apa yang paling serius dalam hidupku? Amin ku kepada Tuhan untuk namamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Backburner (Freenbecky)
Romance(GXG⚠️) I won't ever mind crisping up on your backburner.