(1).

5.2K 130 6
                                    

Hi guys.! Selamat datang di cerita pertama aku.. Maaf ya kalo banyak typo..

Happy Reading..!

......

"Minggir jelek.! " celetuk remaja laki-laki yg menabrak bahu Mala di Koridor sekolah.

Mala dengan wajah simetris yg di penuhi jerawat itu tertunduk meremas tas ransel birunya. Ia berjalan sendirian di Koridor yg dipenuhi murid baru.

"I-iya." sahutnya saat orang itu sudah menjauh. Padahal Mala sudah menggunakan parfum aroma herbal rosemary dari majikan ibunya. Namun, masih minus kepercayaan diri.
Meski hidung yg lurus memanjang masih mencium aroma parfum yg segar dengan daun mint dan lemon hingga pinus.
Namun daun telinga Mala jadi layu mendengar hinaan fisik tadi.

"Wah, senang ya bisa jadi anak SMA".
Mala kira siswi itu berbicara denganNya. ketika menoleh, rupanya ada dua siswi yg sedang mengobrol. Ia menghela nafas.

Ajaran baru telah tiba. Basmalah Nigista masuk ke SMA High Scholl di ibu kota.
Hari pertama masuk semua murid baru menghadapi MOS atau Masa 0rientasi Siswa.

Mala mulai mengeluarkan atribut berupa kalung bawang merah dan putih, tas karung dan kaos kaki merah putih. Juga topi kerucut warna pink.

"Eh jelek, gue pinjem topi lo ya.!" gadis cantik bermata seperti kucing itu tahu-tahu mencopot topi kertas karton yg mengerucut warna pink di kepala Mala sambil mengedipkan mata kiri.

Gadis bermata kucing yg memiliki aroma rempah dan bunga itu pergi tanpa rasa bersalah.
Tanpa ada perlawanan Mala masuk ke barisan para siswi. Ia memasukan seragam putih ke dalam rok abu-abu.

"Kalian yg merasa atributnya tidak lengkap silahkan memisahkan diri sekarang juga.!" ucap panitian acara MOS.
Mala keluar dari barisan siswi dengan tertunduk. Ia meremas tas selempang karungnya.

Ada tiga orang yg atribut MOS-nya tidak lengkap. Seorang pria yg hanya memakai seragam putih abu-abu, satu lagi gadis cantik dengan rambut sebahu yg tak punya topi.

"Cuma tiga orang.? Mana lagi yg tidak patuh dengan peraturan 0SIS.?"
Semua murid tertunduk. Kecuali gadis yg merasa dirinya punya segalanya, Aurell.
Dia menguyah permen karet sambil memandang kedepan di tengah barisan.

Sekitar 10 orang yg melanggar ditambah murid yg telat datang. Mereka berbaris.

"Bagusnya kita apakan mereka yg melanggar aturan.?" panitia MOS tadi melempar pandangan pada 300 murid yg ada disana.
Lapangan yg di kelilingi gedung tingkat tiga berwarna hijau itu tenang. Sebab, murid kelas XI dan XII masuk ke dalam kelas.

"Joget aja kak.!" pekik Aurell yg berada di tengah barisan.
Panitia OSIS yg memakai almameter biru memegang toa tadi menatap sinis ke arah 10 orang penuh nista di depannya.

"Siapa nama lo.!?" tubuh pria jangkung 180 cm mengarah pada mala yg tingginya 160 cm.

"B-bas-malah Ni-gista". Tunduk Mala dengan suaranya yg seperti semut.
Ia meremas rok abu-abu nya.

"Apa.? Ulangi sekali lagi.! Ngomong yg keras.! Masih ngerti bahasa manusia.?" pria yg memiliki bentuk bibir busur itu memasang wajah sangar.

"BASMALAH NIGISTA.!" pekik Mala.

"Nama belakang lo ganti aja.! Besok kalian pakai papan nama.! Dan nama lo jadi BASMALAH MONYET.! Itu lebih cocok sama wajah jelek lo. Lo gak pantas pakai nama belakang Nigista".

"Hahahaaa...." lapangan hijau dari rumput sintetis itu jadi arena gelak tawa dan Mala jadi badut pertunjukan.
Wajah Mala memerah. Rasanya di permalukan seperti itu oleh kakak kelas ganteng sungguh tragis.

After Bullying (Mala)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang