(7).

1.2K 87 14
                                    


Happy Reading

*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*

        "Anak-anak, hari ini bapak mendapatkan kabar baik bahwa pihak sekolah sudah memutuskan bahwa ada beberapa siswa yg akan mewakili sekolah untuk ikut Olimpiade Sains."

Mala benar-benar tidak bisa fokus mendengarkan. Sebab, Gizelle tidak masuk sekolah lagi. Dia bertanya-tanya ada apa dengan temannya yg awalnya ceria jadi murung dan menghindarinya.

"Dan yg akan mewakili sekolah untuk Olimpiade Sains berdasarkan verifikasi nilai sains di kelas ini adalah......"

Aurell menyelipkan rambut ke belakang telinganya. Dia cukup percaya diri akan mengikuti Olimpiade itu. Kepopulerannya akan berkali-kali lipat di sekolah.

"Selamat kepada Basmalah Nigista.!"

Kelas hening. Tentu Orang-orang berharap kalau Aurell yg seharusnya mendapatkan itu. Apalagi Aurell ketua kelas dan punya pengaruh besar.

Memang tak ada yg bisa mengalahkan nilai Mala. Sejak duduk di bangku SD Mala menjadi langganan 3 besar di kelas dan pernah juara 1 umum juga. Sayang, kepintaran itu tidak membuatnya populer karna Mala tak cantik dan tertutup.

"Apa.? Si Monyet itu.?" Aurell mengibas rambut gelombangnya. "Gue gak bisa terima si Monyet itu yg jadi perwakilan sekolah.!"

"Lo punya rencana apa Rell.? sherly yg duduk disampinya penasaran.

"Gue benci sama orang yg selalu ngerebut apa yg gue mau. Dia gak bisa dibiarin lama-lama hidup. Dasar anak haram.!"

Aurell menatap sinis keArah Mala yg sedang mengangga karna namanya disebut.
Mala jelas tak ingin dirinya terlalu terekspos. Gadis introvert sepertinya lebih nyaman tenggelam dalam kesendirian di pojok perpustakaan.

"Nanti kamu temui saya dikantor ya Mala."

"I-iya pak."

Mala hanya berdo'a semoga Aurell tak lagi jadi monster menakutkan karna persoalan Olimpiade itu.
Dia lebih suka menghindari keributan daripada dibully oleh geng terkuat di sekolah.

Pelajaran matematika berakhir dengan sanjungan pada Mala yg menciptakan muak dalam diri Aurell.

"Lama-lama siMonyet ngelunjak juga ya.!? Gue males liat mukanya."

Kelvin duduk di meja Aurell. "Kenapa sayang.?" ia menyentuh dagu gadis itu.

"Jangan pegang-pegang, gue udah punya pacar.!" Aurell membuang tangan Kelvin yg menempel di bawah dagunya.

"Sayang.!" suara Raden menjadi pusat perhatian banyak orang.

"Kak Raden.!" Aurell meninggalkan teman-temannya.

Raden menatap sinis kearah Mala. Ia menajamkan mata seolah ingin menerkam.

"Kak Raden kok bawa gitar sih.?"

"Supaya gak bosan aja dikantin."

"Asyik, aku boleh request dong ya.?"

After Bullying (Mala)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang