*
"Miaw..." Kucing Dela itu datang ke toko harum manis.
Mala yg baru pulang kerja sangat mengenali kucing itu karna kalung yg di kenakannya. Ia menggendong Dela dengan sepenuh hati. Mencium aroma buah segar dari tubuhnya.
"Dela, aku kangen sama kamu.!" Mala melirik sekitar, tapi ia tidak mendapati ada Raden disana. "Syukur deh, dia ngembaliin kamu. Kamu tau, aku berencana nyulik kamu, Del."
Raden bersembunyi di balik mobil hitam pada parkiran toko harum manis. Ia keluar dari balik kendaraan itu. Ia tak sanggup untuk bertatap langsung dengan Mala.
Tahu-tahu ada yg menepuk pundak Raden. Bulu kuduk Raden berdiri dan ia terperanjat.
"Elo.!?" Mata Raden membulat.
"Kayak ngeliat setan aja Lo.!" Rayyan sejak tadi memperhatikan gelagat Raden.
Rayyan tahu bagaimana kisah cinta mereka yg berliku dan bikin pusing. Sorot mata Raden tak bisa bohong kalau ia tahu sesuatu tentang Mala.
"Gue mau ngomong sama Lo.!" Rayyan membuka pintu mobil hitam itu.
Raden menatap langit sore yg dipenuhi jingga keunguan.
Rayyan menatap pria bertuksedo navy itu. "Apa lo udah tau soal Mala.?" Ia sadar ketika Raden menyerahkan kembali kucing itu pada Mala.
"Sejak kapan.?"
Rayyan menoleh pada Raden. Apakah ia harus mengatakan yg sebenarnya, tapi bagaimana dengan ancaman Aurell.? Atau ancaman keluarga pria itu.?
"Jawab Ray.!" Raden punya firasat yg tak enak.
"7 tahun yg lalu."
Raden mendesah dan matanya memerah. Ia bersandar ke kursi mobil sambil mengusap wajahnya. "Apa karna itu dia mutusin gue.?"
"Lo bisa mikir sendiri, gue harap lo gentle. Dia mutusin lo bukan karna dia sakit aja, tapi....." Rayyan tak bisa lagi mengerem mulutnya untuk mengatakan kebenaran. "Papa Lo ngancem Mala.! Sekarang Aurell juga ngancem dia."
Kenapa ia harus tahu soal itu 7 tahun kemudian.? Raden tak pernah tahu kalau papanya terlibat merusak kebahagiaannya.
"Aurell, maksud Lo gimana.?"
"Aurell kabur dari penjara, dia sekarang ngawasin Mala. Gue kasian sama dia dari dulu. Dia suka nahan perasaannya, nahan rasa sakitnya sendiri. Mala berhak bahagia."
Rayyan tahu resikonya jika ia mengatakan yg sesungguhnya pada Raden. Namun, ia tak menceritakan secara detail soal Mala yg kerja di perusahaan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Bullying (Mala)
Mystery / Thriller"Cewek jelek kaya lo harus sadar diri.!" jangan ganggu gue atau lo akan celaka.!" pekik Raden didepan wajah Mala. "Apa ini alasannya lo ngebully gue.?" lirih Mala dengan mata sayu nya. "Mau tau alasan kenapa lo di bully.?" Raden memincingkan matan...